Fakta Lepasnya Timor Timur – Indonesia sebagai negara yang terdiri dari banyak wilayah kepulauan ini pernah sekali melepaskan wilayahnya. Ya, Timor Timur lepas dari Republik Indonesia melalui jalan referendum yang diadakan oleh PBB.
Banyak fakta mengenai lepasnya Timor Timur dari Indonesia yang belum banyak orang tahu. Bahkan sejarah lepasnya Timor Timur ini tak terekam dengan jelas di memori bangsa.
Timor Timur sendiri merupakan wilayah bekas jajahan Portugal selama 450 tahun berkuasa. Sekitar tahun 1976 Indonesia mengerahkan militernya untuk merebut wilayah tersebut dan masuk dalam provinsi Indonesia.
Timor Timur menjadi provinsi ke-27 dan resmi menjadi bagian dari Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1999. Namun, hanya berselang 3 tahun, rakyat Timor Timur menginginkan kemerdekaan yang mutlak.
Lalu, apa saja fakta lepasnya Timor Timur dari tangan Indonesia? penasaran kan? cari tahu yuk!
Perbedaan Wilayah Jajahan
Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara bekas jajahan Jepang dan Belanda, sedangkan Timor Timur merupakan negara bekas jajahan dari Portugal.
Pada tahun 1974, terjadi Revolusi Bunga di Portugal yang mengakibatkan goyahnya kestabilan politik dalam negeri. Portugal semakin kewalahan menghadapi pemberontakan di negara-negara jajahan yang berada di Afrika.
Masyarakat Timor Timur justru tak ingin kehilangan momen tersebut. Sehingga sesegera mungkin Timor Timur memproklamirkan berdirinya suatu bangsa yang merdeka dengan menempuh jalan pembentukan partai politik.
Namun, jalan menuju kemerdekaan tak semudah membalikkan telapak tangan. Ketegangan politik kerap terjadi antara partai yang menginginkan TimTim menjadi bagian dari Indonesia dengan partai yang pro kemerdekaan.
Pendekatan Persuasif
Pada tanggal 30 November 1975 masyarakat TimTim menggelar deklarasi Balibo yang dilontarkan oleh Xavier Lopez da Cruz. Deklarasi ini bertujuan untuk memperkuat alasan pemerintah Indonesia untuk memberikan perlawanan terhadap pemberontakan.
Selain itu, deklarasi ini juga menjadi landasan tergabungnya Timor Timur menjadi bagian dari Indonesia yang diakui secara de facto. Bagi Indonesia sendiri, deklarasi ini juga bertujuan untuk menstabilkan politik di dalam negeri.
Sangat amat sayang pendekatan yang dilakukan oleh bangsa ini memilih jalur persuasif. Walaupun memiliki niat yang baik, milisi pro-otonomi masih saja melakukan kekerasan dan intimidasi terhadap rakyat Timor Timur dalam kampanye menjelang jajak pendapat.
Sebelumnya banyak rakyat TimTim memilih untuk tetap bergabung dengan NKRI. Namun karena melihat tindakan yang semena – mena oleh oknum, membuat pilihan itu berbalik menjadi kemerdekaan bagi rakyat Tim-tim.
Pada sekitaran Maret – April 1999 terjadi serangkaian peristiwa menegangkan di Timor Timur.
Seperti terjadinya kekerasan di Gereja Liquica yang menyebabkan ratusan orang harus mengungsi, eksodus massal bagi warga pendatang, hingga kerusuhan dasyat di Dili yang menelan banyak korban jiwa.
Pembangunan Ekonomi Tinggi
Perihal ekonomi, Timor timur dulunya sangat dimanjakan oleh pemerintah Indonesia karena termasuk wilayah yang baru bergabung. Pendapatan per kapita dari wilayah ini termasuk tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya.
Pemerintah Indonesia pada saat itu membangun banyak sektor mulai dari pendidikan, fasilitas publik dan masih banyak lagi. Hal itu tentu membuat masyarakat senang melihat pemerintah hadir dan peduli terhadap wilayah tersebut.
Namun, segala bentuk pembangunan selama 22 tahun itu nyatanya tak mampu meluluhkan hati rakyat TimTim. Sejarah tak menyebutkan secara gamblang mengenai pembangunan yang terjadi di Tim-tim.
Bahkan banyak yang menyebutkan bahwa pembangunan infrastruktur di Tim-tim tidak tepat sasaran sebab terjadi praktik korupsi secara besar – besaran.
Keputusan Bj. Habibie
Presiden ke-3 RI atau yang biasa akrab dengan bapak penerbangan Indonesia ini merupakan kunci dari kemerdekaan rakyat Tim-tim. Beliau merupakan presiden yang benar – benar menjunjung tinggi nilai HAM.
Bahkan ia membandingkan perlakuan Indonesia yang harusnya sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa”. Sehingga sang presiden tak ingin memiliki beban moral jika memaksakan kehendaknya untuk rakyat TimTim.
Keputusannya melaksanakan jejak pendapat ini bermula dari kiriman pesan dari PM Australia yang ingin Indonesia untuk meninjau ulang pelaksanaan dari menentukan nasib rakyat Timtim.
Pada sekitaran Januari 1999 diadakan rapat untuk membahas nasib rakyat Timtim dan menyepakati akan memberikan pilihan untuk memilih otonomi khusus atau ingin berdikari. Hal itu tentu terjadi pro-kontra di internal kabinet pimpinan Bj. Habibie.
Kemerdekaan Timor Timur
Indonesia pada saat itu mengalami masalah internal yakni pergolakkan politik di Indonesia yang membuat lengsernya Presiden RI ke-2, Soeharto. Tentu saja hal itu merupakan sebuah kesempatan bagi rakyat Timor Timur untuk sesegera mendeklarasikan kemerdekaannya.
Terbukti setelah perjalanan yang panjang, pada tanggal 17 Mei 1999, Presiden Habibie mengeluarkan Kepres No.43/1999 mengenai Tim Pengamanan Persetujuan Indonesia – Portugal tentang Timor Timur.
Lalu kepres tersebut dikuatkan Inpres No.5/1999 mengenai Langkah Pemantapan Persetujuan RI-Portugal.
Hari yang dinanti telah tiba bagi rakyat Timtim, tepatnya pada tanggal 30 Agustus 1999 jejak pendapat dilakukan dengan pengawasan United Nations Mission in East Timor (Unamet).
Hasilnya sungguh mengejutkan, di mana sebanyak 78,5 % menolak otonomi khusus dan 21,5 % sisanya menerima otonomi tersebut. Hal itu melahirkan Ketetapan MPR RI No V/MPR/1999 mengenai Penentuan Pendapat di Timor Timur.
Setelah itu, pada bulan Oktober 1999 bendera Merah Putih tak lagi berkibar. Lalu pada 20 Mei 2002 Bumi Timor Timur resmi menjadi Timor Leste.
Kesimpulan
Lepasnya Timor Timur menjadi pembelajaran yang berarti bagi Indonesia. Di mana saat ini Indonesia tengah menghadapi pendemi juga gejolak pemberontakan di Tanah Papua. Tentu saja hal – hal yang buruk perlu adanya antisipasi dari pemerintah.
Terlepas dari itu semua, kemerdekaan Timor Timur memang masih menjadi misteri. Bahkan tak sedikit orang menyebut bahwa kemerdekaan tersebut terdapat pengaruh dari banyak pihak.
Seperti Amerika yang tak ingin Timor Timur memiliki idiologis komunis yang kedepannya bisa berakibat buruk bagi Amerika itu sendiri. Bahkan pemberontakan di Timor Timur nyatanya juga mendapat pasokan senjata yang entah dari mana asalnya.
Semoga lepasnya Timor Timur menjadi yang terakhir kalinya terjadi di Indonesia, ya! Bagaimana sobat bicara, menarik bukan pembahasan mengenai fakta lepasnya Timor Timur dari tangan Indonesia?
Kalian tentu bisa mendapatkan banyak informasi lainnya mengenai sejarah bangsa, astronomi dan masih banyak lagi hanya di Bicara Indonesia. Sampai jumpa di artikel berikutnya ya!
Sumber :
- Lepasnya Timor Timur dari Kacamata BJ Habibie – IDN Times Sulsel
- Sejarah & Kronologi Timor Timur Lepas dari RI yang Diungkit Prabowo – Tirto