Awan Lenticular Sains – Fenomena awan berbentuk seperti ufo baru – baru ini menghebohkan jagad media sosial. Fenomena langka tersebut terjadi pada tanggal 5 November 2020 serentak di 7 gunung ternama yang ada di Pulau Jawa.

7 gunung tersebut adalah gunung Sindoro, Lawu, Welirang, Arjuno, Sumbing, Merbabu, dan Merapi. Banyak pakar menyebutkan fenomena awan berbentuk unik ini merupakan hal yang umum terjadi.

Di lain sisi, kemunculan awan lenticular juga dikaitkan dengan hal – hal yang berbau gaib. Gunung – gunung yang konon kental akan kekuatan mistis ini memunculkan awan lenticular yang membuat beberapa ahli metafisika memiliki pandangan yang kurang baik.

Kemunculan awan dengan bentuk unik ini memang jarang terjadi, namun tidak secara serentak di 7 gunung tersebut. Sehingga banyak orang awam bertanya – tanya apakah ada sesuatu yang akan terjadi di Pulau Jawa.

Lalu bagaimana pandangan awan lenticular menurut sains dan metafisika? Yuk simak!

Apa itu Awan Lenticular?

Awan Lenticular Sains
Awan Lenticular: Source – Unsplash

Pasti banyak di kalian yang bertanya – tanya, apa itu awan lenticular?. Secara umum awan ini merupakan awan dengan bentuk unik menyerupai ufo, jamur, payung dan lain sebagainya.

Awan ini jika dilihat dengan langsung memiliki permukaan yang halus. Fenomena ini memang tidak selalu terjadi dan belum ada ilmu yang pasti untuk memprediksi kemunculan awan ini.

Awan ini terbentuk ketika udara di atas stabil dan angin bertiup melintasi pegunungan dari arah yang sama dalam ketinggian yang berbeda melalui troposfer (6.500 – 16.000 kaki). Sehingga membuat awan dan angin berkumpul seolah mengitari daerah pegunungan.

Awan dengan nama ilmiah Altocumulus lenticularis ini bisa dilihat selama berjam – jam tergantung dengan kondisi angin. Saat kondisi angin berubah, maka awan akan perlahan terpecah dan menyebar.

Penggolongan Awan Lenticular

Awan Lenticular Sains
Awan Lenticular: Source – Unsplash

Terdapat setidaknya 3 jenis awan lenticular atau orang Jawa biasa menyebut awan caping. Yakni altokumulus, cirrokumulus dan stratokumulus yang memiliki perbedaan di masing – masing jenisnya.

Awan lenticular yang paling umum di temui ialah jenis altokumulus dengan bentuk seperti ufo yang menjadi bahan perbincangan di media sosial.

Perbedaan dari ketiga jenis ini terletak pada ketinggiannya. Untuk awan altokumulus relatif terbentuk di dataran rendah. Lalu jenis stratokumulus terbentuk di tingkat ketinggian menengah. Sedangkan awan cirrokumulus terbentuk di ketinggian yang melebihi atmosfer bumi.

Awan Lenticular dari Pandangan Sains

Awan Lenticular Sains
Lenticular: Source – Unsplash

Awan lenticular terbentuk saat mengalirnya udara lembab yang stabil. Sewaktu angintersebut mengenai pegunungan, maka udara akan tertekan naik keatas gunung atau pegunungan tersebut.

Lalu udara yang terkumpul akan menciptakan gelombang udara, di sisi berlawanan arah mata angin. Awan ini seringkali terbentuk di sisi bawah pegunungan dan menciptakan turbulensi.

Namun, karena awan ini menjadi lembam, awan tersebut bergerak lebih jauh ke bawah melampaui batas, dan kemudian juga bergerak melampaui batas atas lagi.

Adanya penurunan titik embun dan juga kelembapan yang dukup di udara, menjadikan air yang menguap dapat mengembun, dan juga membentuk formasi gelombang awan lenticular.

Dengan demikian, arus udara yang hangat lalu mendingin dan menciptakan awan. Terbentuknya awan ini menandakan adanya kelembapan yang cukup di udara dan ada angin horizontal yang kuat setidaknya 24 km/jam.

Bahayanya Awan Lenticular

Awan Unik
Awan Unik: Source – Unsplash

Dibalik keindahan awan lenticular, ternyata banyak pakar sepakat bahwa awan ini berbahaya bagi penerbangan. Awan ini memiliki turbulensi yang cukup kuat, sehingga pilot terkadang memilih untuk menghindarinya.

Berbeda hal dengan pesawat layang (tanpa mesin), awan ini justru menjadi daya tarik yang luar biasa bagi para penikmatnya. Sebab pesawat layang cenderung dapat terbang dengan waktu yang lama dan jarak yang jauh saat mengitari awan ini.

Selain itu awan lenticular juga berbahaya bagi para pendaki. Sebab dalam pusaran awan tersebut menimbulkan suhu yang cukup ekstrem dan mengakibatkan seseorang dapat terserang hipotermia.

Kemunculan Awan dari Segi Metafisika

Awan menarik
Awan menarik: Source – Unsplash

Apapun kejadiannya, masyarakat selalu menyambungkan dengan hal – hal yang berbau mistis. Konon awan ini muncul sebagai pertanda bahwa akan ada terjadinya bencana.

Dari kemunculan awan di 7 gunung tersebut, hingga saat ini Merapi masih aktif erupsi.

Kemunculan awan ini juga dipercaya terjadinya rapat besar dari bangsa jin yang mendiami gunung – gunung tersebut. Sehingga awan tersebut diibaratkan sebagai pertanda bahwa rapat tersebut diadakan secara tertutup.

Kesimpulan

Kemunculan awan lenticular memang sesuatu yang umum namun jarang terjadi. Jika dilihat dari sudut pandang sains terbentuknya awan ini memang masuk secara logika.

Tak sedikit orang juga percaya bahwa adanya awan lenticular menjadi pertanda akan terjadinya musibah. Apalagi yang sempat viral di mana terdapat 7 gunung aktif sekaligus yang memunculkan awan secara bersamaan.

Memang tidak pernah ada yang tahu kehendak alam juga Tuhan yang Maha Esa. Sehingga sebagai manusia, hendaklah terus berbuat baik apapun yang terjadi.

Nah bagaimana pembahasan mengenai pandangan awan lenticular menurut sains dan metafisika, menarik bukan?

Kalian tentu dapat mengetahui lebih banyak informasi mengenai astronomi, sejarah dan teknologi hanya di Bicara Indonesia. Sampai juma di artikel berikutnya ya sobat Bicara!

Sumber :

  • Awan Lenticular – Wikipedia
  • Awan Lenticular, Keindahan yang Mematikan – Kompasiana