Satelit alami selain bulan, Ada? Halo teman bicara, senang sekali bisa kembali menyapa kalian lewat artikel baru yang pastinya menarik dan wajib disimak, hanya di website Bicara Indonesia.
Teman bicara tahu tidak, bahwa satelit yang ada dalam tata surya itu ternyata bukan hanya Bulan loh.
Sesuai dengan namanya, Satelit alami adalah satelit yang bukan buatan Manusia serta mampu mengorbit sebuah planet atau benda langit lainnya yang lebih besar daripada satelit itu sendiri.
Salah satu satelit yang paling populer yaitu Bulan yang mengorbit Bumi.
Sebelumnya, Bicara Indonesia pernah mengulas tentang Satelit Europa Yang merupakan salah satu dari beberapa satelit alami yang ada di tata surya.
Pada artikel kali ini kita akan membahas satelit alami lainnya di tata surya selain Bulan, yang ternyata memiliki keunikan tersendiri. Berikut ini cerita selengkapnya :
Satelit Alami Mimas
Mimas merupakan satelit alami bagi planet Saturnus. Beberapa waktu lalu, NASA sempat memamerkan foto satelit Mimas loh di akun social media mereka.
Satelit ini begitu mempesona, meskipun dijuluki sebagai Death Star karena memiliki bentuk cekung seperti sebuah kawah yang besar di bagian permukaannya.
Mimas ini pertama kali ditemukan oleh Sir William Herschel, seorang astronom asal Inggris. Satelit ini ditemukan dengan menggunakan teleskop reflector 12 meter di tahun 1789 silam.
Satelit ini dinamai Mimas yang katanya diambil dari mitologi Yunani dari sosok sebenarnya yang dibunuh oleh Olympians dan Titans.
Satelit Alami Enceladus
Nama planet alami selanjutnya adalah Enceladus, yang merupakan satelit alami terbesar keenam untuk planet Saturnus.
Uniknya, Enceladus pernah diduga memiliki kehidupan dan didalamnya ada alien. Satelit ini ditemukan oleh seorang bernama Herschel, tepatnya tanggal 28 Agustus 1789.
Satelit alami ini menjadi salah satu satelit yang terbesar dengan diameter sekitar 500 kilometer.
Uniknya, satelit ini juga cukup sering menjadi objek untuk mempelajari tata surya, karena diduga ada kehidupan di dalamnya.
Permukaan Enceladus tertutupi oleh Es, sehingga dapat memantulkan cahaya Matahari secara maksimal dan menjadi objek yang paling terang di Tata surya.
Satelit Alami Io
Satelit alami berikutnya adalah Satelit Io milik planet Jupiter. Teman bicara tahu tidak seperti apa satelit ini? Kabarnya, menurut NASA dalam satelit ini ada banyak gunung berapi yang masih aktif loh.
Aktivitas Vulkanik tersebut terjadi karena adanya gravitasi dari Planet Jupiter yang sangat kuat. Satelit ini pertama kali ditemukan pada 8 Januari 1610, oleh Galileo Galilei.
Penemuan satelit ini juga mengukir sejarah yang membuktikan bahwa Tata Surya kita ini selalu mengelilingi Matahari.
Satelit Alami Callisto
Callisto yang ditemukan pada tahun 1979 silam, memiliki diameter sekitar 4.800 km serta mengorbit planet dengan jarak 1.8 juta km.
Satelit alami milik planet Jupiter ini memiliki banyak kandungan Es yang tercampur dengan sisa pembentukan planet Purba sebelumnya.
Jika kita mengamati lebih dalam, Callisto juga memiliki banyak kawah yang diduga akibat hantaman batu-batu meteoroid yang banyak sekitar 4 miliar tahun yang lalu.
Ukuran kawah –kawah tersebut juga besar, kebayang kan sebesar apa Meteoroid yang menghantamnya dulu.
Satelit Alami Ganymede
Nah, satelit selanjutnya juga merupakan yang terbesar di Tata surya, yaitu Satelit Ganymede milik planet Jupiter.
Dengan diameter yang besar, mencapai 5.200 km, satelit alami ini bisa memunculkan aurora loh teman bicara.
Hal ini terjadi karena adanya medan magnetic dari satelit Ganymede yang menimbulkan pita gas menyala.
Satelit ini ditemukan melalui teleskop Hubble pada tahun 1996. Dugaan adanya kehidupan juga berlaku untuk satelit alami ini, namun setelah diamati ternyata Satelit alami iini memiliki lapisan oksigen yang sangat tipis.
Oleh karena itu, sangat kecil kemungkinan adanya kehidupan biologis di sana.
Satelit Alami Triton
Triton pertma kali ditemukan oleh William Lassell, yang merupakan seorang astronom yang juga pembuat Bir di Inggris. Satelit ini ditemukan tepat pada 10 Oktober 1846.
Satelit ini ditemukan dengan menggunakan teleskop buatannya sendiri, yaitu Newton dan Gregorian.
Satelit alami Triton ini mengorbit planet Neptunus. Ukuran satelit ini bisa dibilang cukup besar dan berbentuk seperti Bola. Diameter dari satelit ini sekitar 2.700 km atau sekitar 78% bulan Bumi.
Triton ini memiliki kandungan Es sebesar 25% dan sisanya adalah material batuan. Secara karakterisitiknya, satelit alami ini mirip dengan Pluto.
Satelit Alami Hyperion
Dari semua satelit yang telah dibahas di atas, rata-rata memiliki bentuk yang bulat seperti bola. Namun, hal bentuk tersebut rupanya tidak berlaku untuk Satelit Hyperion yang memiliki bentuk mirip Asteroid.
Dilansir dari Teknologi.bisnis, satelit ini juga mirip dengan Batu karang di dasar laut loh temen bicara.
Hyperion ini mengorbit planet Saturnus dan merupakan bulan terbesar untuk planet Saturnus.
Satelit yang memiliki bentuk cenderung lonjong ini memiliki radius rata-rata 83.9 mil atau sekitar 135 kilometer. Satelit ini memiliki kandungan Es lebih dari 40%.
Satelit Alami Europa
Satelit yang terakhir adalah satelit Europa, yang merupakan satelit untuk planet Jupiter.
Dilansir dari langitselatan, Europa ini disebut memiliki potensi untuk menjadi planet yang laik huni.
Selain itu, satelit ini memiliki permukaan yang mulus dan ditutupi oleh permukaan Es yang tebal.
Berdasarkan hasil pengamatan Galileo, satelit alami ini memperlihatkan tanda-tanda adanya tektonik di Europa. Lempeng tektonik ini berupa gunung Es atau lempengan besar Es yang akhirnya menutupi permukaan satelit alami Europia ini.
Satelit Alami Titan
Satelit Titan disebut sebagai satelit terbesar Saturnus dengan permukaan yang penuh dengan Es yang berkabut keemasan.
Titan juga termasuk satelit alami yang terbesar kedua setelah Ganymede. Di satelit ini, terdapat siklus air yang membasahi permukaannya dan diperkirakan memiliki lautan di bawah tanah.
Titan ini membutuhkan waktu 15 hari dan 22 jam untuk menyelesaikan satu kali orbit terhadap Saturnus.
Satu tahun di Titan kurang lebih sama dengan 29 tahun di Bumi. Sebagian besar atmosfer dalam satelit titan ini didominasi oleh Nitrogen sebesar 95% dan 5% nya didominasi oleh Metana serta senyawa karbon lainnya.
Kesimpulan
Satelit alami yang bukan buatan Manusia ini bisa jadi masih banyak yang belum ditemukan di Tata surya kita.
Planet-planet Tata surya mungkin masih banyak menyimpan misteri dan salah satunya memiliki satelit yang mengorbit daripadanya.
Nah, teman Bicara bertambah lagi yang pengetahuan kita seputar Tata surya. Ternyata satelit itu bukan hanya Bulan yang mengitari Bumi.
Planet-planet lain di Tata surya kita juga memiliki satelit dengan fungsinya masing-masing.
Sekian dulu ya cerita kali ini. Sampai jumpa lagi di Artikel menarik selanjutnya.
Sumber :
- Mengenal Hyperion Bulan yang Mirip Batu Karang – TeknologiBisnis
- Apakah ada Kehidupan di Europa – Langitselatan
- Satelit Alam Terbesar yang Ada di Tata Surya – IdnTimes
- Hari Ini Dalam Sejarah Penemuan Enceladus – Tribunnewswiki