Planet pluto, pasti sudah tidak sabar dengan cerita terbaru seputar astronomi sains dan sejarah dari kami kan? Selamat datang kembali di bicara Indonesia, dan kali ini kita akan bercerita tentang si planet yang diklaim paling kecil dalam tata surya, ya planet ini biasa kita sebut Pluto.
Buat sobat bicara yang mungkin masih ingat dengan pelajaran sekolah dulu, bahwa tata surya ini memiliki 9 planet, mereka adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus ,Uranus, Neptunus dan Pluto. Tapi sobat harus ingat ya, sejak tahun 2006, benda langit yang disebut planet itu hanya tinggal 8 saja, karena pluto ternyata bukan sebuah planet.
Pluto resmi keluar dari geng tata surya yang telah melekat di ingatan kita selama ini. Hal ini diresmikan setelah diadakannya sidang IAU ( International Astronomical Union) di bulan Agustus tahun 2006 silam. Lalu, apa yang menyebabkan Pluto ini akhirnya harus keluar dari rangkaian 9 planet di tata surya ini ya?
Awal Penemuan Planet Pluto
Saat itu, Pluto diyakini sebuah planet dan ditemukan oleh astronot bernama Clyde Tombaugh, tepatnya pada 18 Februari 1930. Astronom yang bekerja di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona ini, diberikan tugas untuk mencari planet X, sesuai dengan prediksi dari William Pickering dan Percival Lowell.
Prediksi ini disebabkan karena adanya petunjuk tentang keberadaan Pluto yang terbaca oleh Percival Lowell pertama kalinya, di tahun 1905. Dia menemukan adanya penyimpangan arah dalam orbit planet Neptunus dan Uranus, serta adanya gravitasi lain yang menarik kedua planet ini dari luar.
Clyde Tombaugh akhirnya menemukan Pluto pada 1930, dengan menggunakan alat Blink comparator dengan mempelajari dua gambar dari wilayah yang sama di langit, yang gambarnya diambil beberapa malam sebelum penelitian dimulai.
Nama planet Pluto sendiri ada karena beberapa rekomendasi. Seorang gadis belia yang masih berusia 11 tahun, bernama Venetia Burney, saat itu menyarankan nama Pluto. Pluto sendiri merupakan nama dewa dari dunia bawah, berdasarkan kepercayaan zaman dulu.
Sobat bicara, apakah kalian tau apa yang ada di dalam Pluto? Berdasarkan temuan dari Wahana antariksa New Horizons milik NASA, Pluto ini memiliki diameter sebesar 1.473 mil atau sekitar 2.370 km. Itu berarti, lebar Pluto adalah seperlima diameter bumi dan hanya sekitar dua pertiga lebar bulan dan bumi.
Selain itu, Nasa juga menemukan gunung setinggi 11.000 kaki atau sekitar 3.500 meter. Permukaan Pluto sebagian besar ditutupi oleh Es metana dan nitrogen. Dilihat dari permukaan luar secara keseluruhan, Pluto tampak seperti planet yang berwarna- warni, terdiri dari warna kuning, merah gelap hingga biru pucat.
Tidak lagi Menjadi Sebagai Planet
Sobat bicara, seperti kita ketahui, di area langit, terdapat banyak sekali benda langit yang juga berputar pada porosnya. Terkait dengan pluto, para peneliti ternyata menemukan fakta, bahwa Pluto tidak layak kita sebut sebagai planet, selayaknya bumi dan planet lainnya.
Pluto disebut sebagai planet selama kurang lebih 76 tahun, namun harus keluar dari kategori planet pada tahun 2006. Alasanya, setelah dilakukan penerawangan dengan teleskop canggih, Pluto ternyata hanya salah satu dari banyak sekali objek langit, dan berada di area yang disebut Kuiper Belt.
Di dalam kumparan Kuiper Belt ini, ternyata diketahui ada sekitar 70.000 objek langit yang mirip seperti pluto. Salah satunya disebut Eris, dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari Pluto. Dengan penemuan ini, tentu saja membuat status planet Pluto menjadi dipertanyakan oleh para astronom dunia.
Alasan Pluto Bukan Planet
Agar tidak membingungkan, para astronom pun mensyaratkan beberapa hal, terkait dengan objek langit yang dikategorikan sebagai Planet. Berdasarkan hasil persidangan dari para astronom tersebut, dicetuskanlah syarat- syarat sebuah benda langit bisa disebut planet, diantaranya:
- Objek langit tersebut harus mengorbit matahari
- Objek langit tersebut harus berbentuk bulat
- Objek langit tersebut harus dapat dipastikan memiliki gravitasi yang cukup kuat, sehingga dapat menarik benda-benda di sekitarnya
Nah, khusus untuk pluto, ternyata dia tidak cukup kuat untuk membersihkan objek-objek lain disekitarnya. Itu berarti, pluto tidak memiliki gaya gravitasi yang cukup kuat dan dia harus tersingkir dari geng tata surya yang selama ini sudah saling melengkapi sebagai Sembilan planet dalam tata surya itu sendiri.
Kini, Pluto memiliki sebutan baru, yaitu “dwarf planet” atau planet kerdil. Sebutan ini berdasarkan pengkategorian yang diberikan oleh para astronom, setelah Pluto resmi keluar dari geng tata surya.
Dari kasus planet pluto yang hengkang dari grup tata surya ini, kita bisa belajar hal baru ya sobat. Kita bisa tau bahwa ternyata untuk menjadi sebuah planet, ia harus mampu meengorbit matahari, berbentuk bulat dan memiliki gravitasi yang cukup kuat.
Sekian dulu ya cerita planet pluto yang keluar dari geng tata surya. Stay curios yang sobat, agar bisa terus update informasi seputar sejarah dan sains astronomi yang menarik untuk diketahui. Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.
Sumber:
- Kompas – Hari Ini dalam Sejarah Pluto ditemukan Bagaimana karakteristiknya
- Today Line – Kenapa Pluto Tidak Lagi Dianggap Sebagai Planet
(Diakses pada 14 April 2020)