Teman bicara semua tentu mengenal Albert Einstein bukan? Orang yang dijuluki Si Genius ini banyak dikenal sebagai penemu teori relativitas yang menjadi dasar Fisika modern hingga saat ini. Penemuan beliau sebenarnya bukan hanya itu, beliau juga dikenal sebagai penemu Persamaan Masa dan Energi, Efek listrik dan lain sebagainya.
Gaya dari seorang bapak Fisika ini memang selalu menarik perhatian. Fotonya sudah banyak dimuat dalam buku, majalah hingga berita-berita online masa kini. Albert Einstein memang populer di seluruh dunia. Terkait dengan otaknya yang jenius, apakah memang kondisi beliau ini berbeda dengan manusia normal pada umumnya?
Orang yang Pantang Menyerah
Hal pertama yag harus kalian ketahui mengenai Albert Einstein ini adalah, ternyata manusia genius ini pernah gagal ujian juga loh? Kok bisa ya?
Pada tahun 1895, Albert Eisntein pernah mengikuti ujian masuk Universitas favoritnya, yaitu Politeknik Federal di kota Zurich , Swiss. Beliau berhasil ketika menyelesaikan soal ujian Matematika dan Fisika. Meskipun begitu, beliau harus gagal dalam ujian Bahasa Perancis dan tidak memenuhi nilai standar untuk masuk ke perguruan tinggi tersebut.
Hebatnya Albert Einstein, beliau tidak pernah menyerah begitu saja. Setelah gagal di tes pertama, tahun berikutnya Ia mengikuti tes kembali di tempat yang sama. Alhasil beliau diterima disana, hingga akhirnya lulus dengan gelar Sarjana di tahun 1900-an.
Well, memang pantang menyerah itu bukan hal yang dimiliki oleh semua orang ya teman teman, dan itulah yang mebuat Einstein berbeda.
Kebiasaan Tidur dan Berjalan
Teman bicara mungkin pernah melihat teman di sekitarmu yang memiliki kebiasaan yang aneh? Kebiasaan semacam ini juga ternyata dimiliki Albert Einstein. Salah satu kebiasaan anehnya ini adalah Dia sering tidur selama 10 jam setiap harinya.
Bukannya membuat Dia menjadi malas, kabarnya Einstein bahkan menemukan ide untuk teori relatifitas dari mimpinya saat sedang tidur. Selain itu, Einstein kabarnya juga sering melakukan aktifitas tidur siang.
Berdasarkan penelitian terhadap Pria dan Wanita, ditemukan bahwa tidur siang pada Pria dan tidur malam pada Wanita, sama-sama dapat meningkatkan cara berfikir untuk memecahkan masalah.
Albert Einstein juga memiliki kebiasaan unik lainnya yang kabarnya berpengaruh terhadap kegeniusannya tersebut. Einstein sering berjalan kaki sejauh 2 kilometer atau lebih, seperti yang pernah Ia lakukan saat berjalan pulang dan pergi dari kampus tempatnya mengajar.
Albert Eisntein juga sering memakai sandal milik istrinya dan Ia tidak terlalu suka menggunakan kaos kaki. Entah ini ada hubungannya atau tidak, tetapi gaya berpakaian Albert Einstein yang cenderung casual ini, kabarnya menunjukan Einstein adalah orang yang berfikir dengan logis.
Otak Albert Einstein
Sebelum meninggal di Tahun 1955, Albert Einstein pernah berpesan bahwa Ia tidak ingin tubuhnya ini menjadi bahan percobaan atau penelitian untuk masa depan. Ia meminta agar setelah meninggal, dirinya dikremasi dan abunya disebar ke lautan luas. Namun, nampaknya, hal ini tidak terjadi.
Thomas Harvey, seorang ahli Pathology telah mencuri otak Einstein untuk diteliti. Meskipun begitu, Harvey mengaku telah mendapatkan izin keluarga Einstein karena untuk kepentingan sains. Dia menyimpan otak Einstein dalam sebuah toples kaca.
Harvey mulai melakukan penelitian, dengan membedah otak tersebut menjadi 240 Blok dan tercipta 1.000 irisan mikroskopis dari jaringan otak Einstein tersebut. Harvey tidak menelitinya sendiri, Ia mengirimkan specimen tersebut ke beberapa peneliti lainnya di seluruh dunia.
Akhirnya, hasil dari penelitian tersebut dipublikasikan untuk pertama kalinya pada tahun 1985. Dalam publikasi tersebut disebutkan bahwa otak Albert Einstein memiliki rasio neuron dan sel griya otak yang lebih kecil dibandingkan manusia dewasa pada umumnya.
Hal tersebut berarti, kebutuhan metabolik sel-sel syaraf Einstein lebih besar, karena sel neuron yang dimiliki lebih sedikit. Hal ini dianggap membuktikan, mengapa Einstein memiliki cara berfikir yang konseptual dengan lebih baik.
Publikasi kedua akhirnya diterbitkan pada tahun 1996, dimana isi dari publikasi tersebut menyebutkan bahwa otak Einstein ini ternyata lebih ringan beratnya, dibandingkan berat otak manusia dewasa rata-rata. Mengapa bisa lebih ringan? Karena sel-sel neuron pada otak tersebut sangat padat dan tidak renggang. Mungkin ini juga yang menyebabkan cara berfikir Einstein yang genius.
Kesimpulan
Apakah kita bisa menjadi seperti Albert Einstein? Menjadi jenius seperti beliau mungkin akan sulit bagi manusia normal lainnya. Tetapi, jika ingin menjadi seorang yang pintar, setidaknya kita bisa mengikuti hal-hal yang dilakukan Einstein, yang terbukti membuatnya menjadi seorang yang jenius.
Bagaimana teman bicara, apakah ada hal unik lainnya yang kamu tahu seputar Albert Einstein? Jangan lupa untuk memberikan komentarmu di kolom komentar ya. Demikian cerita kali ini, dan jangan lupa untuk terus mengikuti artikel-artikel menarik lainnya, hanya di Bicara Indonesia. Sampai jumpa lagi!.
Sumber :
- Inilah yang membuat Albert Einstein Berbeda dari Manusia Normal – Youtube
(Diakses pada 01 Mei 2020)