Batu raksasa Stonehenge dari mana? Halo teman bicara, selamat datang kembali di website Bicara Indonesia ya. Nah, teman bicara, Sejarah ada untuk kita pelajari, melalui beberapa peninggalan-peninggalannya yang hingga kini masih ada.
Salah satu peninggalan populer yang juga menjadi bagian sejarah dunia adalah Stonehenge, batu raksasa yang sering dianggap misterius bagi sebagian orang. Kenapa dianggap begitu ya? Apakah batu raksasa ini ada penunggunya?
Apa itu Batu Raksasa Stonehenge?
Stonehenge merupakan salah satu lokasi wisata yang terletak di Inggris. Tempat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan, karena keindahan bangunanya yang artistik.
Meskipun begitu, selama ini banyak orang bertanya, bagaimana bisa batu raksasa ini terbentuk sedemikian rapihnya, sehingga tampak seperti suatu bangunan. Stonehenge bahkan menjadi ikonik.
Selama ribuan tahun, para peneliti berusaha untuk menemukan dari mana asal-usul batu-batu raksasa yang tersusun rapi ini. Kabar baiknya, baru-baru ini para peneliti dan ilmuwan kabarnya berhasil menemukan dari mana asal batu raksasa yang misterius ini.
Kira-kira dari mana ya batu raksasa yang beratnya mencapai puluhan ton ini? Yuk kita simak cerita selengkapnya:
Identifikasi Batu Raksasa Stonehenge
Melansir dari laman Republika, David Nash serta beberapa rekannya dari University of Brighton telah mengidentifikasi sumber, yaitu sekitar 52 batu besar yang disebut dengan Sarsens.
Batu-batu ini adalah sekumpulan batu yang membentuk lingkaran pada monument ikonik di Inggris ini.
Para peneliti kemudian menganalisis komposisi kimia dari batu-batu tersebut. Hasilnya, mereka melacak sekitar 25 kilometer dari Stonehenge berada, yaitu Hutan Barat Wiltshire. Jadi, besar kemungkinan, batu-batu raksasa ini berasal dari hutan tersebut.
Bagaimana Stonehenge diangkat ke lokasi
Setelah para ilmuwan mengetahui asal usul dari Stonehenge ini, saatnya mereka juga mencari tahu tentang bagaimana benda ikonik ini bisa berpindah ke Stonehenge.
Jika melihat ukuran batunya yang raksasa dan berat hingga mencapai puluhan ton lebih, mungkin batu-batu ini diseret lalu dipindahkan dengan menggunakan sebuah roller ke Stonehenge.
Rute penyeretan batu ini mungkin masih berupa spekulasi, namun setidaknya mereka sudah mengetahui titik awal dan titik akhir batu ini berasal.
Fragmen Batu Raksasa Stonehenge (Sarsen)
Penelitian tentang Stonehenge batu raksasa ini, sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1950-an silam. Penelitian dilakukan dengan menganalisis fragmen batu sarsen yang sengaja dicabut.
Fragmen ini kabarnya hendak diberikan sebagai souvenir untuk Robert Philips, seorang pria yang memang bekerja untuk stabilisasi batu raksasa ikonik ini.
Saat itu, Philips membawa fragmen itu ke Amerika Serikat, kemudian mengembalikannya ke Inggris di tahun 2018 lalu. Sayangnya, penelitian belum berakhir, Philips keburu meninggal di awal tahun ini.
Penelitian Batu Kecil Stonehenge
Pengujian juga dilakukan terhadap batu –batu yang ukurannya lebih kecil, seperti batu biru stonehenge. Setelah dilacak, diperkirakan batu kecil ini juga berasal dari wilayah yang cukup jauh dari Stonehenge, sekitar 250km jauhnya.
Diperkirakan batu biru yang ukurannya lebih kecil ini berasal dari Pembrokeshire di Wales. Sebagai informasi, Batu raksasa Stonehenge ini memiliki tinggi yang mencapai 30 kaki atau sekitar 9.1 meter.
Siapa yang Membangun Stonehenge?
Melihat bangunan batu raksasa Stonehenge yang mencapai 9 meter lebih dengan berat yang mencapai 30 ton ini, kira-kira siapa orang kuat yang bisa membangunnya ya, apakah dia Gatot Kaca? Tentu saja bukan ya.
Melansir dari Inet detik, berdasarkan hasil studi terbaru, kabarnya pembangunan batu raksasa ini dilakukan di zaman Neolitikum (sekitar 12.000 tahun yang lalu) di Britania Raya, Inggris.
Orang-orang di zaman tersebut merupakan perantau yang datang pertama kali ke Britania Raya sekitar 4.000 sebelum masehi. Mereka bermigrasi dari kawasan Anatolia (Turki sekarang) menuju ke Inggris.
Para peneliti berhasil menemukan DNA dari orang-orang yang hidup di zaman Neolitikum ini, yang memiliki hubungan baik dengan kelompok orang-orang yang tinggal di Spanyol, Portugal, hingga Perancis.
Besar kemungkinan, orang-orang inilah yang juga membangun Stonehenge di zaman tersebut.
Kelahiran Stonehenge
Ketika memasuki wilayah Britania Raya melalui Wales, orang-orang tersebut memperkenalkan pertanian dan mulai menyebarkan tradisi khusus.
Salah satu tradisi mereka adalah membangun monumen dengan batu-batu yang berukuran besar. Saat itulah kemunculan batu-batu Megalit ini juga dimulai.
Awalnya mereka membangun kuil – kuil dari batu sarsens, dengan ukuran tinggi sekitar 6 meter dan berat mencapai 10 ton. Usia kuil-kuil ini bahkan jauh lebih tua dari Stonehenge yang diperkirakan baru dibangun sekitar 2.500 Sebelum Masehi.
Hal ini juga membantah teori konspirasi yang muncul selama ini, bahwa Stonehenge mustahil bisa dibangun dengan teknologi yang ada saat zaman tersebut.
Kesimpulan
Stonehenge yang berjajar dengan rapi dan sering kita temukan menjadi wallpaper theme dari komputer kita, ternyata dibangun oleh orang-orang zaman dulu sebagai bentuk tradisi mereka yang mendiami wilayah baru.
Mereka membangun kebudayaan dengan batu-batu raksasa tersebut.
Diperkirakan batu-batu raksasa ini memang berasal cukup jauh dari kawasan Stonehenge berada saat ini. Yang pasti, Stonehenge menjadi bangunan yang ikonik di zaman sekarang, yang merupakan tradisi orang-orang zaman dulu agar terus bisa dilestarikan hingga saat ini.
So, bagaimana menurut kalian teman bicara, apakah Stonehenge ini masih menyisakan misteri? Berikan komentar kalian di kolom komentar ya! Sekian dulu artikel kali ini dan sampai jumpa di artikel menarik selanjutnya ya!
Sumber :
- Ilmuwan Ungkap Sosok yang Membangun Stonehenge – Inet Detik
- Setelah 5.000 tahun Peneliti Akhirnya Temukan Asal usul Batu Stonehenge – Kumparan