Lingkaran bulan dianggap pertanda suatu kejadian? – Hi teman bicara, kita jumpa lagi di blog Bicara Indonesia, yang selalu menghadirkan cerita-cerita menarik dan unik dari berbagai belahan dunia hingga luar angkasa, yang sayang untuk dilewatkan.
Teman bicara, beberapa waktu lalu sebagian warga Jakarta ada yang mendokumentasikan suatu fenomena yang disebut lingkaran bulan. Di hari Selasa malam, tanggal 02 Juni 2020 yang lalu, Bulan yang muncul di langit Jakarta tampak dikelilingi oleh suatu lingkaran putih yang jika diperhatikan lebih detail, mirip dengan warna pelangi.
Lingkaran yang mengelilingi Bulan tersebut tampak tipis sekali, saat dipotret menggunakan sebuah kamera handphone. Saat itu, Bulan bersinar terang dan dilengkapi dengan bintang-bintang. Di Luar negeri, fenomena ini sering disebut Halo Bulan. Sedangkan di pulau Jawa, ini disebut dengan bulan kalangan atau bulan bercincin.
Lalu apa sih Lingkaran bulan atau Halo bulan ini? Berikut cerita selengkapnya
Lingkaran Bulan Sebuah Fenomena Optik
Fenomena optis merupakan segala aktifitas yang dapat dilihat dari hasil interaksi suatu cahaya dan materi. Cahaya yang dimaksud adalah cahaya matahari atau cahaya Bulan dengan awan, air, debu, atmosfer dan materi lainnya. Salah satu fenomena optis yang paling populer adalah munculnya pelangi.
Fenomena ini umumnya terjadi pada ketinggian 5 – 13 kilometer di atas permukaan laut. Saat ketinggian tersebut, suhu udara akan mencapai -20 hingga -30 derajat Celcius. Akibat suhu yang sangat dingin ini, titik-titik air laut akan muncul di udara dan membentuk Kristal es, salah satunya adalah Kristal yang membentuk heksagonal dengan ukuran 0.1 mm.
Ketika Bulan akan memantulkan cahaya matahari ke Bumi, sinar tersebut akan memasuki ketinggian 5 – 13 meter tadi dan akan bertemu dengan Kristal es heksagonal tadi. Kemudian, sinar tersebut akan dibiaskan sehingga menghasilkan pembelokan sudut sebesar 22 – 50 derajat.
Ketika pembelokan terjadi di rentang sudut tersebut, terdapat sudut yang menghasilkan fenomena optik berbentuk lingkaran dengan jari – jari 22 – 46 derajat. Hal inilah yang menyebabkan munculnya Lingkaran bulan atau halo bulan yang disaksikan pada 02 Juni 2020 yang lalu.
Lingkaran Bulan Pertanda Suatu Kejadian
Bagi orang awam, melihat fenomena optik ini dianggap sebagai pertanda suatu kejadian. Hal ini berkaitan dengan perspektif orang zaman dulu yang menggunakan alam sebagai petunjuk jalan atau pertanda akan terjadinya sesuatu hal.
Berdasarkan informasi dari Komunitas Astronomi Penjelajah Langit, fenomena optik ini kabarnya dianggap sebagai suatu pertanda akan datangnya musibah.
Seperti yang dilakukan para orang tua di Yogyakarta, mereka akan menasehati anak-anaknya agar berhati-hati akan adanya musibah, setelah melihat lingkaran bulan ini.
Di beberapa tempat lain, fenomena optik ini malah dipercaya sebagai tanda bahwa akan ada narapidana yang melarikan diri dari Penjara. Sebuah buku juga pernah menceritakan soal fenomena ini loh teman bicara.
Dimana ketika lingkaran bulan muncul tanggal 20 Juni 1970, putri dari Presiden Soekarno, Rachmawati melihat fenomena ini. Esoknya, tanggal 21 Juni 1970, sang ayah diketahui meninggal dunia. Hm, apa kamu percaya tentang hal ini teman bicara?
Bulan Tampak Lebih Besar
Teman bicara, ketika fenomena lingkaran bulan ini berlangsung, kamu akan menyaksikan bahwa Bulan terlihat lebih besar dari biasanya. Hal ini disebabkan karena Bulan karena bulan dalam kondisi perigee.
Perigee adalah suatu kondisi dimana Bulan kondisinya sedang dekat dengan Bumi. Hal ini juga dibenarkan oleh pihak LAPAN.
Saat fenomena lingkaran bulan ini terjadi, jarak Bulan sebagai satelit terhadap Bumi itu sendiri sekitar 364.390 Kilometer dari pusat Bumi. Jika diamati dari Bumi, dengan sudut 32.8 derajat, Bulan tampak lebih besar.
Terlihat di Kutub Hingga Khatulistiwa
Pemandangan Bulan yang tampak besar, dikelilingi cahaya sehingga menjadi halo bulan, ternyata tidak hanya terlihat di Indonesia atau benua Asia saja.
Fenomena ini bisa kamu saksikan dibelahan Bumi mana saja. Mulai dari beda Negara, apakah itu di Kutub hingga ke Khatulistiwa, fenomena lingkaran bulan ini bisa disaksikan secara langsung.
Kesimpulan
Lingkaran Bulan atau Halo Bulan ternyata hanya suatu fenomena optik yang muncul karena pembelokan cahaya di atmosfer. Maka dari itu, Fenomena seperti ini tidak akan menimbulkan suatu kejadian, baik itu seperti musibah atau bencana.
Halo Bulan tidak menimbulkan dampak apa-apa terhadap Bumi, selain dari memunculkan pemandangan langit malam yang Indah. Fenomena optik ini bisa kamu saksikan dengan mata telanjang.
Bagaimana teman bicara apakah kalian masih percaya jika adanya fenomena optik itu adalah pertanda suatu kejadian buruk akan terjadi di Bumi? berikan komentar kalian di kolom komentar ya.
Sekian dulu cerita kali ini tentang fenomena optik lingkaran bulan. Jangan lupa untuk terus update berita dan informasi menarik lainnya seputar dunia Astronomi, Sejarah dan Sains, hanya di Blog Bicara Indonesia. Sampai jumpa.
Sumber :
- Lingkaran di Sekitar Bulan – Kafe Astoronomi
- Fenomena Bulan Bercincin Bikin Warganet Takjub – Kabar 24
- (diakses pada 07 Juni 2020)