William James Sidis – Halo teman bicara, selamat datang kembali di website favorit kita semua, dimana lagi kalau bukan Bicara Indonesia. Kalian masih ingat kan kisah Albert Einstein si Genius itu? Seluruh dunia sepertinya sudah mengakui kecerdasan beliau. Tapi tahukah kamu teman bicara, ternyata sebelum ini, ada seorang anak laki-laki yang lebih cerdas dari Albert Einstein, dia adalah William James.
Berbicara mengenai jenius, sebenarnya ada beberapa orang yang masuk kategori memiliki IQ yang tinggi. Ada Issac Newton yang memiliki IQ 190, Albert Einstein yang memiliki IQ 160 dan ternyata, rekor IQ tertinggi hingga 250 dimiliki oleh William.
Tidak banyak yang mengenal sosoknya, karena kisah hidupnya yang malang. William yang berasal dari Amerika ini juga sempat dikenal sebagai sosok yang genius, karena memiliki IQ yang berkisar dari 250 sampai 300. Dibandingkan Albert Einstein yang memiliki IQ sekitar 160 saja, tentu William James sidis lebih jenius.
Lalu seperti apa kehidupan William dan kecerdasannya itu? Yuk kita simak cerita lengkapnya berikut ini:
Menguasai 8 Bahasa beda Negara
William lahir di Manhattan, New York Amerika Serikat, pada tanggal 1 April 1898. Ketika usianya baru 1 tahun lebih, dia sudah bisa membaca majalah The New York Times loh teman bicara. Menginjak usia 8 Tahun, kejeniusan dalam dirinya mulai muncul, Ia mampu menguasai 8 bahasa yang berbeda.
Bahasa yang dikuasai adalah Yunani, Prancis, Jerman, Ibrani, Turki, Armenia, Rusia dan Jerman. Karena kejeniusannya tersebut, tidak perlu menunggu sampai tamat sekolah menengah, di usia 9 tahun William kecil sudah bisa masuk Harvard University, Wah luar biasa ya teman bicara. Umur 9 tahun kamu masih ngapain?
William James Sidis Mahasiswa Termuda Harvard
Karena usianya baru menginjak 9 Tahun, tentu saja William menjadi mahasiswa termuda di Harvard saat itu. Sebenarnya, Harvard University tidak lantas menerimanya begitu saja karena usianya yang terlalu muda. Kemudian 2 tahun berikutnya, Akhirnya kampus terbaik di Amerika itu menerimanya dan menjadikannya mahasiswa termuda pada tahun 1909.
Kejeniusan dia tidak sampai disitu saja, di tahun 1910, William bahkan mengajarkan dosennya karena William ternyata memiliki pengetahuan tentang Matematika yang luar biasa. Saat itu, dia juga diberi gelar oleh para dosennya dengan sebutan “Anak Ajaib”. Pada usia 16 tahun, William James Sidis sudah menjadi Sarjana.
Tidak Ingin Terkenal dan Mengasingkan Diri
Berbeda dengan para jenius kita yang malah menjadi terkenal bahkan di seluruh dunia, seperti Albert Einstein, William James Sidis sepertinya tidak suka dengan kehidupan yang selalu disoroti media. Menurutnya, ketenaran itu malah menimbulkan masalah di dalam hidupnya.
Meskipun dia mampu mengajar Dosennya di Harvard saat itu, faktanya dia mengaku sering kesulitan mengajar. Setelah lulus dari Harvard, Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari kampus terbaik tersebut dan mulai menjalani hidup yang berpindah-pindah. Terkahir kali dia berbicara kepada media, dia mengatakan ingin menjalani hidup yang sempurna dan tidak menikah.
Tekanan dari Sang Ayah
Keputusan Si anak ajaib ini untuk mengasingkan diri, ternyata diakibatkan oleh pola asuh ayahnya sejak dulu. William ternyata hidup dengan cukup tertekan dibawah asuhan sang ayah yang bernama Boris Sidis. Sang ayah sangat menginginkan anaknya menjadi terkenal karena kejeniusannya tersebut.
Untuk mewujudkan hal tersebut, sang ayah menerapkan pendekatan Psikologis ketika membesarkan William James Sidis. Saat kecil, William menerima saja cara yang ayahnya terapkan tersebut. Namun, ketika beranjak dewasa, Dia malah menyalahkan sang ayah. Benci terhadap ayahnya, saat ayahnya pun meninggal, Dia tidak menghadiri pemakamannya.
William James Sidis Menjadi Pemberitaan Media
Setelah lama tidak terdengar kabarnya, Media kembali memberitakan sosoknya. Pada tahun 1924, Media menemukannya kembali karena dia kabarnya bekerja dengan gaji hanya 23 dollar per minggu.
Namun, berita yang muncul sepertinya lebih menyudutkan dia, dengan mengatakan bahwa kecerdasannya mungkin sudah tidak berguna lagi. Padahal, dibalik pekerjaanya itu, William sudah menulis banyak sekali buku berharga, namun menggunakan nama samaran yang berbeda-beda.
William James Sidis Masuk Penjara Selama 18 Bulan
Tidak sampai disitu, kisah malang dari William James Sidis berlanjut hingga membawanya masuk penjara. Pada tahun 1919, Ia ditangkap atas aksi demo May Day yang menimbulkan kekerasan terjadi di Boston, Amerika. Karena hal tersebut, Ia dijatuhi hukuman selama 18 bulan.
Mendengar hal tersebut, Ayah dari William James Sidis tentu tidak terima dan berusaha untuk mengeluarkan anaknya dari penjara. Akhirnya, sang ayah berhasil mengeluarkan anaknya dari sel tahanan, namun kemudian William di kurung di Sanatorium selama 2 tahun.
Meninggal Karena Pendarahan di Otak
Setelah itu, William James Sidis hidup sendiri dalam kemiskinan. Ia juga jauh dari keluarganya karena memang ingin menarik diri sebagai aksi protes terhadap ayahnya yang menjadikan dia eksperimen model pendidikan baru.
Selama sendiri, Ia bekerja sebagai operator mesin untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada tahun 1944, akhirnya William James Sidis menghembuskan nafas terakhirnya di usia 46 Tahun. Ia meninggal karena pendarahan di otak, persis seperti yang dialami sang ayah, Boris Sidis.
Kesimpulan
Memiliki IQ tinggi seperti halnya William James Sidis, Issac Newton dan Albert Einstein, merupakan suatu anugerah dari tuhan. Sebagai manusia, hal tersebut sebaiknya dimanfaatkan untuk membantu peradaban manusia, menjadi lebih baik.
Sekian dulu cerita tentang William James Sidis yang ternyata lebih jenius dari Albert Einstein secara IQ nya. Apakah diantara teman bicara di sana ada yang juga memiliki IQ tinggi di atas rata-rata? Lalu bagaimana rasanya memiliki anugerah tersebut? Berikan komentar kalian ya! Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!
Sumber :
- Kisah Orang Terpintar di Dunia yang Mati dalam Miskin dan Terasingkan – Kumparan
- Kisah William James Sidis Orang Paling Cerdas Sedunia IQ 260 Tapi Tak Seterkenal Albert Einstein – TodayLine