Halo semuanya, kembali lagi bersama Bicara Indonesia. Pada kesempatan kali ini Bicara akan mengajak kalian untuk membahas mengenai tubuh manusia di luar angkasa.

Yakin deh, kalian semua pasti kagum dengan para astronot. Pekerjaan mereka ini luar biasa banget. Menjelajah luar angkasa. Bayangin deh ngopi sambil lihat bintang-bintang dari dekat. Seru banget kan pastinya.

Tapi pernahkah kalian berpikir, apa yang terjadi pada tubuh manusia ketika mereka berada di luar angkasa? Bagaimana rasanya hidup di tempat yang tidak memiliki gaya gravitasi sama sekali?

Apa iya bakal sekeren yang ada di film-film? Well, hal ini akan kita kupas tuntas dalam artikel ini.

Luar angkasa sangat berbahaya untuk tubuh manusia

Cara Menjadi Astronot Pic-1

Tubuh manusia didesain untuk hidup di bumi. Jadi manusia memang sudah diciptakan sedemikian rupa untuk terbiasa dengan gaya gravitasi, atmosfer, dan iklim bumi secara keseluruhan.

Berada di tempat nol gravitasi bisa sangat berbahaya bagi tubuh. Apa aja ya bahayanya?

Sistem imun melemah

Ketika manusia berada di luar angkasa, sistem imun mereka melemah dengan sangat cepat.

Penelitian pernah dilakukan terhadap 23 astronot yang hidup di Stasiun Luar Angkasa selama 2 sampai 6 bulan. 18 laki-laki dan 5 perempuan yang menjadi subyek berusia rata-rata 53 tahun.

Terbukti bahwa selama mereka berada di luar angkasa, imun mereka memburuk secara drastis. Bahkan setelah mereka kembali ke bumi, perlu waktu cukup lama untuk mengembalikan imun mereka seperti semula.

Kulit semakin menipis

Apa yang Terjadi Pada Tubuh Manusia di Luar Angkasa

Efek lain yang dialami tubuh manusia saat berada di luar angkasa adalah penipisan kulit hingga 15%. Para astronot yang kembali dari misi luar angkasa mengatakan kulit mereka menjadi lebih kering dan gatal.

Akhirnya ilmuwan memutuskan untuk mengirim 6 ekor tikus ke luar angkasa. Dari penelitian ini ditemukan bahwa kulit tikus yang kembali dari luar angkasa terkikis hingga 15%.

Penglihatan memburuk

Para astronot yang menjalankan misi ke luar angkasa mengaku mereka tidak bisa melihat obyek dekat dengan jelas. Semua akan kembali normal setelah mereka kembali ke bumi.

Namun jika astronot tersebut sudah terlalu lama di luar angkasa tanpa adanya gravitasi, penglihatan mereka tidak bisa normal kembali.

Penyebabnya adalah, darah manusia terbiasa berkumpul di otak akibat gaya gravitasi. Tanpa gravitasi, terlalu banyak darah berkumpul di otak sehingga menyebabkan gangguan di pembuluh darah mata.

Tubuh semakin tinggi!

Kabar baik nih buat kalian yang merasa kurang tinggi. Berada di luar angkasa bisa membuat tubuh manusia 5 cm lebih tinggi.

Tanpa adanya gravitasi, tulang belakang manusia akan menyesuaikan diri dan memanjang hingga 5 cm itu semua di sebabkan karena tidak adanya tekanan gravitasi sehingga tulang tidak menopang tubuh terlalu berat.

Disorientasi pada tubuh

Ketika pertama kali berada di luar angkasa, para astronot mengaku sangat kebingungan. Mereka merasa seperti tergantung di atas atap dengan posisi terbalik, kemudian jatuh ke bawah. Namun setelah 24 jam, mereka bisa menyesuaikan diri.

Bahkan ada saat-saat di mana para astronot tidak merasakan tangan dan kaki mereka. Well, itu semua karena pengaruh gravitasi nol di luar angkasa.

Apa yang Terjadi Pada Tubuh Manusia di Luar Angkasa

Tulang manusia bisa melunak

Nah, yang satu ini adalah efek paling berbahaya. Semakin lama seseorang berada di luar angkasa, maka semakin lunak tulangnya.

Setiap bulan, tulang manusia kehilangan 1% kepadatan tulang. Bahkan bisa lebih lho. Akibatnya, para astronot di luar angkasa rentan mengalami patah tulang.

Jantung melemah

Jantung manusia sangat rajin memompa darah karena adanya gravitasi yang menyebabkan darah cenderung turun ke bawah.

Nah, saat di luar angkasa, tekanan darah akan menurun sehingga jantung tidak perlu memompa banyak darah. Ini membuat jantung manusia menjadi semakin malas.

Saat kembali ke bumi, seorang astronot akan mudah lelah meski tidak melakukan pekerjaan berat. Jantung lemah jelas tidak baik untuk kesehatan dan akan sangat berbahaya di kemudian hari.

Kesimpulan

Dampak kondisi luar angkasa memang tidak baik untuk manusia. Tapi para ilmuwan tidak menyerah begitu saja karena eksplorasi alam semesta adalah hal yang penting.

Sampai saat ini, mereka masih berupaya mencari cara agar manusia bisa bertahan hidup di luar angkasa. Semoga saja bisa cepat berhasil supaya ada penemuan-penemuan astronomi yang menakjubkan.

Kalau kalian sendiri gimana? Maukah kalian mempertaruhkan kesehatan demi bisa melihat bumi dari luar angkasa? Yah sekalian membuktikan bumi itu bulat atau datar? gimana tuh hahahaha.

Sumber :

  • What Would Happen To Your Body In Outer Space – YouTube (Diakses pada 1 April 2019)