Pernah penasaran dengan sejarah negara-negara maju di dunia? Salah satu negara maju yang sering membuat penasaran adalah negara Inggris.
Deretan kekejaman Inggris terhadap koloninya bisa dibandingkan dengan masa kegelapan Eropa ini.
Sejak zaman dahulu, Inggris terkenal sebagai negara yang memiliki daerah jajahan paling banyak. Tak dapat dimungkiri bagaimana majunya Inggris ketika itu.
Hingga sekarang pun, Inggris selalu menjadi negara yang makmur dan banyak menjadi tujuan para pelajar Indonesia untuk studi ke sana.
Namun, pada beberapa abad silam juga Inggris ternyata melakukan kekerasan kepada koloninya.
Fakta ini tidak banyak diketahui oleh banyak orang lantaran Inggris bisa disebut paling maju. Hal ini terbukti lebih dari seperempat luas Bumi beserta isi orang-orangnya di bawah kekuasaan Inggris.
1. Segregasi terhadap India Menjadi Bukti Kekejaman Inggris
Tentu saja dengan jumlah jajahan yang fantastis tersebut Inggris menjadi bangsa pertama yang membuat umat manusia sengsara. Kekejaman Inggris yang pertama dimulai dengan cerita segregasi Inggris terhadap India.
Pada tahun 1945, mirip dengan Indonesia, India mendeklarasikan kemerdekaannya.
Hal ini menjadi angin segar bagi India setelah dua abad mengalami kolonialisme dari sejumlah penjajah kejam. Namun, setahun setelah merdeka, India mengalami konflik antara warga Muslim dengan warga Hindu.
Seperti yang kita kenal bahwa toleransi di India cukup kontroversional. Nah ketika tahun itu akhirnya terjadi bentrokan.
Ketika itu, raja India Lord Louis Mountbatten mengusulkan adanya pembagian wilayah antara kedua belah pihak. Hasilnya, baik Muslim maupun Hindu, keduanya sepakat untuk menerima.
Namun, adanya kebebasan pembagian wilayah ini justru memicu perselisihan di kemudian hari.
Masing-masing komunitas tersebut di usir secara massal. Tak hanya itu, mereka dibantai hingga akhirnya harus mengungsi. Tercatat sebanyak lima juta orang terpaksa mengungsi agar lebih aman.
Sementara, raja India saat itu seperti tidak memiliki kuasa apa-apa. Raja yang dianggap lebih memihak Muslim akhirnya ditembak mati oleh seorang Hindu yang fanatik.
Dari sisi komunitas Muslim sendiri hanya mengakui kemerdekaan Pakistan saja.
Hingga kini, hubungan keduanya masih tetap tegang. Pertempuran hebat yang bermula sejak 1948, kemudian berlanjut hingga bertahun-tahun dengan jeda waktu. Hal tersebut karena ketika ada isu, konflik kembali memanas.
Mengerikannya adalah kedua negara besar ini menggunakan senjata nuklir dalam peperangan.
Dengan melihat kekuatan kedua negara ini, menurut sobat Bicara siapakah yang akan menang dan apa dampak yang mungkin timbul dengan adanya konflik India-Pakistan tersebut?
2. Apartheid
Zaman dahulu di negara maju sangat kental dengan segregasi kulit hitam dan kulit putih.
Mereka yang berkulit putih selalu mendapatkan hak istimewa. Sebaliknya, mereka yang berkulit hitam cenderung terkucilkan dan diabaikan dalam perpolitikan khususnya.
Konflik ini terjadi di Afrika Selatan sejak pemerintah Partai Nasional memimpin dengan UU yang menegakkan apartheid tersebut.
Pada awalnya, Inggris hanya melembagakan beberapa reformasi saja.
Namun, setelahnya kekejaman Inggris bermulai dengan membuat keputusan yang menghancurkan warga negara asli Afrika Selatan.
Hal ini terjadi ketika Inggris sudah mendapat kontrol penuh atas politik di Afrika Selatan.
Nah kekejaman ini dibuktikan dengan adanya peraturan Native Land Act pada tahun 1913. Peraturan ini memaksa orang-orang berkulit hitam untuk pindah dari daerah tempat tinggal mereka.
Orang kulit hitam ini kemudian dipaksa tinggal di wilayah kumuh pinggiran kota.
Kasus ini terus berlanjut sampai akhirnya menunggu ada sosok pimpinan yang memperjuangkan hak mereka.
Melalui pemilihan demokratis multi rasial, Nelson Mandela memenangkan Kongres Nasional Afrika dan mampu mengakhiri konflik apartheid ini.
Sungguh perjuangan yang pantas untuk diberi penghargaan.
3. Pembuangan Orang-Orang Yahudi ke Palestina
Setelah menang pada Perang Dunia Pertama, Inggris pun akhirnya menjajah wilayah Arab, bukan membebaskan bekas Kekaisaran Ottoman. Saat itu, Inggris menguasai Palestina, Irak, dan Yordania.
Mulai saat itu, sejumlah pejabat Inggris mendirikan negara di wilayah Timur Tengah. Negara yang berdiri merupakan negara Yahudi, tujuannya agar mereka bisa keluar dari wilayah Eropa.
Mendapat perlakuan tidak baik seperti ini membuat orang Yahudi ingin balas dendam. Mereka kamudian bermigrasi ke Judea kuno yang disebut sebagai “tanah yang dijanjikan’. Wilayah inilah yang kemudian dikenal sebagai wilayah Palestina.
Mingrasi semakin marak setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua. Kekejaman Inggris dilanjutkan dengan perlakuan mereka yang menarik diri dari Palestina.
Kejadian ini terjadi pada tahun 1948 setelah pemberitahuan pada satu tahun sebelumnya.
Karena pengumuman Inggris tentang ini, Majelis Umum PBB pun mengambil tindakan. Badan dunia ini akhirnya memecah Palestina menjadi dua negara, yaitu Yahudi dan Arab.
Bagi orang Yahudi hal ini tidaklah masalah. Namun, bagi orang Arab, mereka enggan menerima. Bersamaan dengan perginya Inggris tanpa tanggung jawab, masyarakat Yahudi memproklamasikan Israel dengan wilayah Palestina tersebut.
Alhasil, kejadian ini jelas mengundang kemarahan warga Arab. Mereka pun menyerang, tetapi mampu dihalau oleh orang-orang Israel.
Kejadian semakin parah ketika sebanyak sembilan ratus ribu pengungsi Arab akhirnya terpaksa meninggalkan dari wilayah tersebut.
Sementara Israel yang baru terbentuk meluaskan wilayahnya. Konflik antara Arab-Palestina ini meninggalkan sentimen Arab terhadap Israel dan sekutunya, yakni Amerika Serikat dan Inggris.
Hingga kini, kejadian itu menimbulkan kesenjangan mendalam antara Kristen-Yahudi dengan Islam, antara Timur dengan Barat.
4. Kekejaman Inggris dengan Adanya Perdagangan Trans-Atlantik
Apalagi kekejaman Inggris yang selanjutnya? Kali ini kita berbicara mengenai perdagangan budak Trans-Atlantik.
Sebagai seorang penjajah yang sudah level pakar, Inggris tentunya memilki budak yang bebas diperdagangkan oleh mereka.
Awalnya, Inggris hanya memasok budak untuk Portugis dan Spanyol saja. Kedua negara ini memang bersaing dan sama-sama mendapat budak koloni dari Inggris.
Namun, akhirnya perdagangan budak ini merambat ke koloni Inggris yang berada di Amerika Serikat.
Sejarah mencatat pada 1619, terjadi perdagangan budak Afrika untuk Amerika Utara. Bersama dengan koloni Virginia, budak hasil kekejaman Inggris ini bekerja. Adapun budak yang diperdagangkan sebanyak 6700 orang per tahun mulai 1660.
Parahnya lagi, perkembangan perdagangan yang sama sekali tidak berperikemanusiaan ini terus berlanjut. Bahkan, seratus tahun setelahnya, Inggris mendapat predikat sebagai negara Eropa terbesar yang memperdagangkan budak.
Masih sama seperti sebelumnya, Inggris memanfaatkan orang Afrika untuk menjadi budak koloninya di Amerika. Selama masa ini sejarah mencatat total sekitar 3,4 juta orang Afrika yang menjadi korban perdagangan budak dari Inggris.
Kekejaman Inggris ini baru berakhir setelah deklarasi penghapusan perbudakan pada 1865 di Amerika Serikat. Untuk menebus kekejamannya, Inggris banyak mengirimkan pasokan sumber daya alam dan bahan mentah ke Afrika. Apakah sebanding ya?
5. Masih Berhubungan dengan Orang Afrika, Kekejaman Inggris Membuat Mereka Menderita
Apalagi yang perbuatan kejam Inggris kepada warga Afrika? Zaman dahulu, Afrika memang terkenal dengan perbudakannya.
Banyak para penjajah yang memanfaatkan sumber daya manusia untuk kepentingan mereka, tanpa perikemanusiaan sama sekali.
Namanya Kolonialisasi Afrika. Istilah ini merujuk kepada pemanfaatan orang-orang Afrika untuk dijadikan koloni bangsa yang mementingkan. Proses kolonialisasi terjadi bermula dari adanya Konferensi di Berlin pada 1884-1885.
Negara-negara imperalis di Eropa mulai mencari daerah jajahan unggulan demi mencapai tujuan merekaa.
Contohnya adalah Inggris. Inggris mengincar Afrika Selatan dan Mesir demi mendorong kelancaran komunikasi dengan negara India.
Tentu saja Inggris melakukan ekspansi wilayah dan sumber daya yang ada di dalamnya. Contohnya mereka memanfaatkan Transvaal yang kaya akan emas.
Bahkan sumber informasi menyebut bahwa Inggris menguasai lebih dari 32% wilayah Afrika.
Artinya, Inggris sudah menjadi negara penjajah dari benua Eropa yang paling dominan di benua tersebut.
Nah sobat Bicara tahu nggak ini, kapan imperialisme Inggris di Afrika berakhir? Pada tahun 1965 jawabannya. Namun, pengaruh imperialisme ini masih sangat besar.
Mulai dari pengaruh banyaknya konflik yang terjadi antarnegara sampai dengan para pejabat yang korup dan bertindak secara diktator.
Selain itu, negara di benua Afrika akhirnya menjadi ketergantungan ekonomi kepada negara Barat. Alhasil, mereka hingga kini pun menjadi wilayah paling miskin dengan perkembangan yang sangat tertinggal.
6. Kekejaman Inggris Selanjutnya, Adanya Perang Candu
Dalam sejarah, apakah kamu pernah mendengar istilah Perang Candu? Sekadar informasi, Perang Candu adalah perang yang terjadi antara Inggris dan China pada 1839-1860.
Selama ratusan tahun lamanya, orang China tidak pernah mau menjalin kerja sama ekonomi dengan wilayah lain.
Namun, banyak pedagang dari Eropa yang ingin untuk berdagang di China. China yang melihat mereka banyak mendapat keuntungan dari perdagangan pun akhirnya mulai mengizinkan orang Eropa berdagang di pelabuhan Kanton.
Satu-satunya produk yang diminati China adalah opium (candu). Oleh karenanya, Inggris menyiasati kebijakan perdagangan agar China mau bekerja sama dengan mereka.
Para pedagang asing di luar China pun melakukan penyeludupan candu.
Akhirnya, orang-orang China rela memberikan barang berharga mereka demi mendapatkan candu. Cara penyeludupan candu ini melalui jalur laut dengan menggunakan peti.
Adapun jumlah candu yang dikirimkan mencapai 15 kemudian meningkat hingga 75 ton.
Adanya penyeludupan candu ini terbukti melemahkan warga China. Jumlah para pecandu kian meningkat, termasuk pangeran kerajaan di sana.
Akhirnya, pemerintah kembali menegaskan pelarangan candu karena candu memang memberi efek yang merusak.
Para penyeludup candu pun meningkat. Pemerintah China mengambil tindakan untuk memberlakukan hukuman mati bagi para penyeludup lokal.
Sementara untuk menindaklanjuti kekejaman Inggris dengan penyeludupan candu ini, pemerintah China memaksa Inggris untuk menandatangani perjanjian.
Dalam perjanjian itu Inggris tidak boleh menyeludupkan candu kembali.
Perang pun terjadi dalam dua periode. Hingga akhirnya dikeluarkan ratifikasi sebagai perjanjian untuk mengakhiri perang. Salah satu isi ratifikasi tersebut adalah melegalkan candu untuk beredar di China.
7. Kekejaman Inggris kepada Rakyat Jawa
Meski dianggap lebih baik daripada Belanda, kekejaman Inggris tetaplah menyengsarakan rakyat Indonesia, khususnya pada bagian ini dibahas orang-orang Jawa.
Kekejaman Inggris di Jawa tertuang dalam Babad Bedhah ing Ngayogyakarta (1816) karya putra Sultan Hamengkubowono I, Pangeran Panular.
Kekejaman yang dilakukan adalah membunuh salah seorang ningrat pada saat penyerbuannya ke keraton Yogyakarta. Tak hanya dibunuh saja, melainkan sebelumnya telah dilucuti kemudian badannya dipotong-potong.
Selain itu, pemimpin Inggris (saat itu Rafles) juga kejam terhadap pengikutnya sendiri. Banyak pelayan gubernur jenderal itu yang meninggal karena si Rafles tidak memperhatikan kesehatan mereka.
Namanya penjajah, Inggris juga tidak pantas disebut lebih baik dibandingkan penjajah sebelumnya. Kalau sudah menyengsarakan rakyat bahkan pengikutnya sendiri, Inggris bisa disebut sebagai penjajah sejati.
Kesimpulan:
Bertindak kejam terhadap wilayah jajahan memang hal biasa. Namun bagaimana cerita kekejaman Inggris terhadap koloninya sendiri? Sederetan cerita tersebut merupakan bukti betapa kejamnya Inggris kepada koloninya.
Meski dianggap lebih positif daripada penjajah lainnya, orang Jawa tetap merasakan bagaimana kekejaman Inggris. Nah kembali lagi, siapa pun yang berniat menjajah pasti akan membawa kesengsaraan kepada rakyat terjajah.
Menurut sobat Bicara, mana kisah Inggris yang paling menyengsarakan masyarakat, termasuk koloninya sendiri?
Sumber:
- Perang Candu di China (1839-1860) – Wawasan Sejarah
- Kekejaman Inggris di Jawa – Historia.id
- 6 Kejahatan Ini Pernah Inggris Lakukan terhadap Wilayah Koloninya – IDN Times