Apa kabar sahabat Bicara? Bicara Indonesia kembali lagi nih, menemani kamu dengan cerita-cerita menarik. Apa yang sobah pikirkan ketika mendengar fosil hewan laut?
Secara spontan akan merujuk pada fosil hewan yang hidup di laut bukan? Sebab memang lautlah yang menjadi habitat hewan tersebut. Loh kok gimana dengan judul tulisan ini? Memang benar ada fosil hewan laut yang letaknya di puncak gunung?
Saat membayangkannya, hal ini terkesan mustahil. Sebab, hewan yang hidupnya di laut tidak mungkin meninggalkan fosil di puncak gunung. Secara jarak saja sangat jauh. Belum lagi jika berbicara tentang dua habitat yang berbeda.
Apalagi fosil ini ditemukan di gunung Everest yang merupakan puncak tertinggi di dunia. Kira-kira mengapa ya? Nah, untuk mengatasi rasa penasaran itu, yuk simak informasi berikut ini.
Apa yang menarik?
Sebagian dari kita tentu berpikir bahwa fosil hewan laut ya pasti ada di laut, bukan?
Namun, kali ini pembahasan adalah tentang fosil yang ditemukan di delapan kilometer di atas permukaan air laut (dpal). Menariknya lagi, tempat tersebut adalah pegunungan tertinggi di dunia.
Sebuah teori menyebutkan bahwa dahulu salah satu puncak tertinggi ini pernah menjadi dasar lautan. Keadaan tempat ini pada jutaan tahun yang lalu tergenang air laut dan menjadi habitat para hewan laut masa purba.
Pendapat ini juga mendasari teori evolusionis. Namun, benarkah demikian?
Fosil Hewan Laut Ditemukan di Everest Karena Pergerakan Lempeng
Jika sebelumnya “teori evolusionis” menyebutkan bahwa Everest pernah menjadi dasar laut, bagian ini menyebut berbeda. Fosil hewan laut yang ditemukan di pegunungan Everest terjadi karena adanya pergerakan lempeng.
Pada dasarnya, pegunungan terbentuk karena adanya pergerakan lempeng yang terdorong bersama-sama. Lempeng yang sama-sama menekan ini menjadikan adanya tumpukan besar di Bumi.
Khususnya pada permukaan air laut, kondisi ini menjadikan makhluk hidup yang tinggal di laut pun terdorong naik. Lantas karena peristiwa ini terjadi jutaan tahun yang lalu, saat ini hanya ditemukan fosil hewan tersebut saja.
Banjir Bah Pada Masa Nabi Nuh
Diceritakan pada zaman Nabi Nuh telah terjadi banjir bah yang sangat besar. Sampai-sampai banjir ini hampir saja menenggelamkan gunung.
Bahkan, anaknya Nuh yang lari menyelamatkan diri ke puncak gunung saja tenggelam. Padahal puncak gunung saat itu merupakan tempat dengan dataran paling tinggi. Lalu, adanya fosil ini kemudian juga dikaitkan dengan peristiwa banjir bah tersebut.
Namun, bukti ilmiah belum ada yang menunjukkan kebenaran keterkaitan ini. Bukti ilmiah itu tetap menyebutkan fosil hewan laut yang ditemukan di Everest ada karena pergerakan lempeng.
Sebagaimana yang diketahui, Everest terbentuk ketika lempeng India dan Asia menabrak. Bisa dianalogikan dengan dua kertas yang ujungnya disatukan. Pasti terbentuk sebuah gundukan menjulang bukan? Ibaratnya Everest seperti itu.
Pergerakan Lempengnya Seperti Apa?
Pada jutaan tahun yang lalu ketika Bumi sedang masif-masifnya dibentuk, tentu banyak terjadi pergerakan lempeng. Tidak menutup kemungkinan lempengan tektonik dasar laut bersatu dengan lempeng dataran tinggi.
Fosil Hewan Apa yang Ditemukan?
Hewan ini bernama ilmiah Crinoidae. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan nama lili laut. Binatang ini merupakan binatang yang terbentuk dengan tampilan seperti bunga lili.
Nama ini juga terbentuk karena alasan demikian. Dari bahasa Yunani, krinon yang artinya lili dan eidos yang artinya berbentuk. Umumnya, jenis lili laut biasa hidup pada perairan dangkal, sekitar kedalaman 6000 meter di bawah permukaan air laut (dpal).
Spesies lili laut dewasa bahkan akan menempelkan dirinya pada dasar laut menggunakan tangkainya. Adapun terdapat juga spesies lili laut yang tak bertangkai. Jenis spesies ini sering disebut dengan nama comatulids atau bintang bulu.
Selain di Everest, Ternyata Beragam Fosil Hewan Laut Ditemukan di Sejumlah Gunung di Indonesia
Jangan hanya belajar dari peristiwa di luar negeri saja. Padahal, Indonesia juga sering mengalami peristiwa serupa, yang bahkan terkadang lebih unik.
Diceritakan dahulu di daerah selatan Bojonegoro merupakan lautan. Kondisi saat ini yang merupakan perbukitan dan pegunungan kapur tentu membuat keadaan sebelumnya terasa bertolak belakang.
Temuan fosil hewan laut ini diketahui berada di sekitar Gunung Bandungan di Desa Coko. Terdapat fosil kerang paling tua, fosil landak laut, dan beberapa fosil hewan mollusca.
Temuan yang paling menarik adalah jenis conus (mollusca) yang sudah mengkristal. Diduga karena usainya yang sudah saking tuanya.
Daerah ini yang dulunya merupakan dasar laut diduga mengalami pergerakan tanah. Formasi tanah pada daerah tersebut termasuk ke dalam formasi sonde.
Ciri batuannya yakni batuan andesit dan batuan pasiran. Dengan temuan itulah para arkeolog langsung mengamankan fosil tersebut untuk disimpan di museum komunitas.
Ada lagi temuan di Pegunungan Kendeng di Nganjuk, Jawa Timur. Banyak temuan kerang di daerah tersebut, seperti jenis bivalva. Menariknya, fosil kerang laut ini sangat jarang ditemukan.
Ada indikasi bahwa dulunya daerah ini pernah mengalami tsunami besar hingga terendam air laut. Temuan ini memperkuat fakta bahwa pulau Jawa bagian timur, pernah terendam air laut.
Jika diurutkan, kemunculan pulau dari yang paling awal adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, baru Jawa Timur. Dengan demikian menjadi logis bahwa daerah Nganjuk khusunya di Pegunungan Kendeng ditemukan fosil kerang paling tua.
Kesimpulan
Awal masa terbentuknya benua, saat itu masih sedang masif-masifnya pergerakan lempeng. Misalnya dasar laut bisa bersatu dengan puncak gunung.
Hal tersebut tidak lain adalah karena pergerakan lempeng tektonik, seperti yang terjadi pada kasus ini. Fosil hewan laut yang ditemukan di Everest terjadi karena lempeng dasar laut yang terdorong naik.
Temuan lain juga pasti banyak terjadi karena pergerakan lempeng. Tidak menutup kemungkinan lebih banyak hal menarik yang baru ditemukan di masa mendatang. Kamukah orang selanjutnya yang akan menguak temuan fosil hewan purba lainnya?
Sumber :
- Kerang Laut Purba Tercecer di Kendeng – Jawapos.com
- Mengapa Banyak Ditemui Fosil Kerang di Mt. Everest? – Kompasiana
- Mengapa di Puncak Gunung Everest Ditemukan Fosil Hewan Laut? – Kaskus
- Banyak Temuan Fosil Binatang Laut, Selatan Bojonegoro Dulu Lautan – Beritabojonegoro