Saat ini, dunia kedokteran mengalami kemajuan pesat karena adanya berbagai penelitian dan teknologi. Sayangnya, pada zaman dahulu, praktik-praktik medis yang sadis digunakan.
Bahkan, sebetulnya ada lebih dari 5 teknik pengobatan kuno paling mengerikan yang pernah dijalani dunia medis.
Bicara Indonesia merangkum 5 teknik pengobatan kuno paling mengerikan, bahkan mematika.
Dalam praktiknya, ada beberapa yang dijalankan di masa modern pada 1930-an, tetapi teknik tersebut dianggap kuno karena mengesampingkan logika medis. Apa saja teknik tersebut?
Pengobatan Lobotomi
Lobotomi ditemukan pada 1935 dan terkenal pada 1940-an. Metode ini dianggap sebagai “solusi” untuk mengatasi orang-orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), seperti skizofrenia, depresi, sampai gangguan kompulsif.
Alat ini merupakan alat yang dimasukkan melalui rongga mata atau membuat lubang di tengkorak. Alat tersebut nantinya akan memutus serat penghubung neuron, lubus frontal, dan saraf-saraf lainnya.
Penemunya ialah ahli saraf Amerika, Walter Freeman yang terinspirasi dari Egas Moniz. Egas Monis adalah seorang dokter pertama yang mengoperasi otak ODGJ untuk mengobati penyakit mental pada 1935 silam.
Dari situ, Freeman mempercayai penyakit mental ada hubungannya dengan emosi yang sangat aktif. Sehingga dengan memotong syarafnya, ia mampu menyembuhnya.
Praktik lobotomi mendapat pertentangan keras dari para dokter psikoanalis karena tidak manusiawi dan bahkan, bukan merupakan solusi.
Resiko yang diterima pasien dalam praktik tersebut sangat tinggi. Pengobatan pasien ODGJ tidak semudah memotong syarafnya.
Pada 1950, obat-obatan untuk ODGJ dikembangkan untuk menghilangkan praktik sadis tersebut. Meski begitu, Freeman masih menjalankan praktik lobotomi hingga 1967.
Karirnya hancur pada saat itu setelah pasiennya bernama Helen Mortensen meninggal karena pendarahan otak.
Hingga saat ini, tidak ada praktik lobotomy untuk para pasien gangguan jiwa. Freeman meninggal pada 1972 akibat kanker yang dideritanya.
Pengobatan Trepinasi
Trepinasi atau trephination merupakan praktik medis paling terkenal pada dan sangat kuno. Teknik tersebut sempat nge-trend pada abad pertengahan Eropa karena banyaknya sumber lukisan yang menjelaskan teknik tersebut.
Ternyata, teknik itu dikenal sejak zaman Neolitikum dan dipraktikkan hampir di belahan dunia, seperti Mesir Kuno, Tiongkok, dan Eropa.
Trepinasi dilakukan sebagai pengobatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti sakit kepala, migrain, infeksi, epilepsi, bahkan gangguan mental.
Para ahli akan mengebor kepala pasien sampai ke tengkoraknya hingga berlubang. Jika pada era kuno, teknik ini dilakukan seperti memahat dengan benda tajam yang keras.
Tengkorak tersebut dilubangi tanpa merusak pembuluh darah, otak, ataupun meningitis.
Terpinasi dipercaya oleh orang-orang karena konon roh setan dan iblis dapat keluar dari kepala yang dilubangi. Sehingga, rasa sakit pengidap penyakit tersebut hilang.
Sayangnya, dari berbagai fosil yang ditemukan, ada beberapa terpinasi yang gagal dan menyebabkan kematian.
Tapi, apakah kalian percaya kalau trepinasi masih dipakai dalam pengobatan modern?
Metode trepinasi ternyata masih digunakan dalam medis modern. Namun, tentu dengan perubahan yang sangat pesat. Teknik yang digunakan dalam kedokteran modern hanya diambil konsepnya saja.
Misalnya, transplatasi kornea (kraniotomi) itu merupakan trepinasi. Atau, penyelamatan cidera kepala juga menggunakan trepinasi. Jangan dibayangkan kalau tekniknya akan sama dengan abad pertengahan, ya!
Pengobatan Bloodletting
Ribuan tahun para dokter atau praktisi medis percaya bahwa penyakit berasal dari darah yang buruk. Dari situlah muncul teknik bloodletting.
Setidaknya bloodletting muncul sejak 3000 tahun silam dari bangsa Sumeria dan Mesir Kuno, praktik tersebut juga menjadi praktik umum di Yunani dan Romawi Kuno.
Teknik ini bermula dari kepercayaan teori bagian tubuh manusia terdiri dari 4 zat dasar, yaitu empedu, empedu hitam, dahak, dan darah.
Keempat organ ini mewakili masing-masing tipe kepribadian tertentu, yakni sanguin, flegmatik, melankolis, dan lemah. Sehingga keempat ini perlu dijaga agar seimbang.
Jika ada yang sakit, berarti ada yang tidak seimbang. Maka, akan ada satu atau beberapa organ yang perlu dipotong.
Pada abad ke-1, Galen seorang dokter ahli bedah dan filusuf asal Yunani mengatakan darah menjadi organ yang paling dominan.
Sejak saat itu, bloodletting menjadi pengobatan paling dominan.
Metode ini digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Meski lebih banyak yang mengalami infeksi dan kematian.
Teknik pengobatan tersebut dengan cara memotong pembuluh darah vena di dekat siku sehingga darah dibiarkan mengalir ke dalam wadah untuk menampung darah.
Tidak hanya dokter, tukang cukur pun mencantumkan layanan bloodletting bersama dengan layanan cukur rambut.
Metode ini berhenti semenjak adanya penelitian yang memasukkan bloodletting sebagai praktik kesehatan yang berbahaya. Praktik ini bertahan hingga abad ke-19.
George Washington, presiden Amerika pertama, adalah korban dari praktik ini. Saat itu George Washington mengeluh sakit batuk dan pilek.
George mengeluarkan banyak darah akibat bloodletting dan meninggal pada 14 Desember 1799.
Saat ini, konsep dasar bloodletting ini menjadi disempurnakan dalam dunia kedokteran modern dengan nama flebotomi.
Plombage Surgery
TBC merupakan penyebab utama kematian era 1930-an sampai 1950-an. Saat itu belum adanya fasilitas kesehatan dan obat untuk penanganan Tuberkulosis.
Khusunya Antibiotik baru ditemukan pada 1950. Ada satu metode medis “Plombage”. Bedah Plombage pun dipertanyakan prosedur medisnya.
Bedah tersebut dilakukan dengan mengisi rongga pleura (area paru-paru di belakang tulang rusuk dengan bahan acak seperti minyak mineral, parafin, karet, atau lemak hewan. Bola Lucite menjadi favorit sebagai pengisi Plombage.
Bola tersebut merupakan bola yang terbuat dari metil metakrilat dengan diameter 2,5 cm. Metil metakrilat adalah senyawa sebagai bahan dasar cat akrilik.
Operasi tersebut membuat paru-paru yang sakit rontok dan memungkinkan pasien dapat hidup lebih lama.
Sayangnya, pasien akan mengalami komplikasi, seperti infeksi hingga pendarahan. Praktik plombage berhenti setelah antibiotik ditemukan.
Obat Berbahan Baku Manusia
Obat yang terbuat dari manusia ternyata pernah menjadi kepercayaan bagi sebagian orang di masa lampau.
Bangsa Romawi kuno percaya darah gladiator yang mati akibat bertarung dapat menyembuhkan epilepsi. Obat kanibalisitik dipercaya memiliki sifat magis.
Pada 1500-an hingga 1600-an, orang Eropa rutin meminum obat yang mengandung manusia, lebih tepatnya, darah, lemak, dan tulang manusia.
Raja Charles II, Raja Inggris abad ke-17 mengonsumsi “King’s Drop”, yaitu minuman yang terbuat dari bubuk tengkorak manusia dan alkohol.
Meminum bahan-bahan tersebut dianggap dapat menyembuhkan beberapa penyakit.
Tulang manusia yang dihancurkan dan dikonsumsi biasanya untuk menyembuhkan penyakit kepala. Lalu, lemak manusia dipercaya menyembuhkan asam urat.
Darah manusia bahkan dibandrol dengan harga yang sangat mahal di apotek setempat. Darah dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Orang miskin yang tidak mampu membeli obat dari manusia biasanya menghadiri eksekusi dan menerima secangkir darah manusia.
Praktik pengobatan kanibalisme berhenti pada 1634, di mana kanibal menjadi sebutan bagi orang yang hina dan tabu.
Duh, serem banget ya! Kalau obat kanibalistik seperti itu masih ada saat ini, pasti pembuatnya sudah dihukum seberat-beratnya.
Kesimpulan
Itulah 5 teknik pengobatan kuno paling mengerikan yang pernah ada di dunia medis. Bahkan praktik itu juga pernah berlangsung pada era 1930 sampai 1980-an.
Tentu saja, dunia medis berkembang maju dari zaman ke zaman. Perkembangan itu juga didasari oleh pengobatan-pengobatan yang dilakukan pada zaman dahulu.
Meski pengobatan sekarang sudah modern, kita tetap harus jaga kesehatan. Hmm, apa jadinya ya kalau kita sakit di era tersebut?
Sumber
- Trephination – Ancient History.
- The strange and curious history of lobotomy – BBC.
- ‘My Lobotomy’: Howard Dully’s Journey – NPR.
- 10 Most Barbaric Treatments in Modern Healthcare – Top Master in Healthcare.
- 10 Operasi Bedah Dokter Di Jaman Dulu Yang Sangat Mengerikan – Kejadian Aneh.
- 7 Unusual Ancient Medical Techniques – History.
- The History of Boodletting – BC Medical Journal.
(Diakses 17 April 2020)