Teori Multiverse – Pernah menonton film Spiderman: Into The Spider-Verse? Yups, film tersebut mengisahkan munculnya banyak Spiderman yang berasal dari berbagai dimensi alam semesta.
Sama-sama sebagai spiderman, tetapi mereka berasal dari alam semesta yang berbeda, dengan waktu yang sama-sama berbeda, kondisi yang berbeda, sekaligus tempat yang berbeda.
Multiverse atau multi semesta sering kita temui dalam film-film sains fiksi seperti film-film superhero besutan Marvel.
Ternyata, multiverse menjadi penelitian tersendiri bagi para ilmuwan. Bahkan mereka juga mengajukan pengujian terkait bukti adanya multiverse atau multisemesta.
Berikut ini penjelasannya tentang teori multiverse dari para ilmuwan.
Bagaimana Multiverse Lahir?
Berdasarkan penelitian oleh Matthew Johnson dan para tim dari Perimeter Associate Faculty, mereka menelisik lebih jauh tentang hipotesa multiverse atau multisemesta.
Menurut penelitian tersebut adanya inflasi alam semesta dapat membuka kemugkinan adanya multisemesta. Inflasi adalah periode pemuaian alam semesta dalam waktu yang sangat cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan kedipan mata.
Dalam periode terjadinya inflasi tersebus, alam semesta dapat mengembang atau memuai dari ukuran atom menjadi ukuran galaksi dengan waktu cepat.
Berdasarkan teori tersebut, inflasi artinya tidak akan pernah berhenti atau inflasi abadi, di mana ada medium yang berisi inflaton yakni energi yang membuat alam semesta dapat memuai dengan cepat.
Sebelum terjadinya multisemesta, awalnya medium tersebut adalah medium hampa yang didihkan oleh energi gelap, energi vakum, dan medan Higgs (medan inflasi).
Seperti air yang mendidih, energi itu menguap dan membentuk gelembung, yang berisikan ruang hampa dengan energi yang lebih rendah. Energi dalam gelembung membuat gelembung dapat memuai.
Ketika gelembung memuai, kumpulan gelembung itu akan terpisah sehingga gelembung-gelembung semesta menjadi langka karena terpisah jauh.
Dalam model alam semesta gelembung, gelembung-gelembung itu merupakan alam semesta dansalah satu gelembung merupakan alam semesta kita.
Teori Multiverse Tanda Memar CMB
Johnson mengembangkan studi kasus di mana gelembung alam semesta kita bertabrakan dengan salah satu gelembung semesta lainnya.
Dari situ ia melakukan simulasi alam semesta dengan dua gelembung yang bertabrakan dan menyisakan memar akibat tabrakan. Tanda memar tersebut dapat menjadi bukti adanya multisemesta.
Tanda memar tersebut berbentuk memar melingkar dalam CMB atau gelombang latar belakang kosmik. Memar tersebut berbentuk seperti piringan dalam peta CMB dan memiliki intensitas cahaya yang sedikit.
Tetapi simulasi ini tidak memperhitungkan atom, bintang, dan beberapa galaksi di dalamnya. Pemodelan ini merupakan model skala besar dengan hanya memperhitungkan gravitasi dan beberapa gaya lainnya.
Contohnya, tabrakan sebuah gelembung semesta dengan gelembung lainnya akan menyisakan memar pada CMB.
Jika ternyata memar melingkar tersebut tidak ditemukan pada CMB, maka jelas beberapa model tidak dapat dikatakan valid untuk diperhitungkan dalam model multisemesta.
Itu merupakan salah satu pemodelan alam semesta lain. Dalam teori, masih ada 5 teori multiverse atau multisemesta yang dikemukakan oleh para ilmuwan.
Teori Multiverse Infinite Universe
Dalam alam semesta ini, kita mengetahui bahwa tidak hanya ada satu atau dua alam semesta saja. Dalam dunia ini alam semesta datar dan terus mengembang.
Di sini kita terbatas pada ruang dan waktu. Kita akan melihat ada banyak kembaran kita yang memiliki perbedaan yang jelas dalam kehidupan dalam waktu dan ruang yang sama.
Misalnya, jika pagi ini kita sedang kuliah. Bisa saja di salah satu alam semesta lain, diri kita yang lain sedang bekerja, atau sedang melakukan hal lain.
Teori Multiverse Bubble Universe
Alam semesta gelembung (bubble universe) memiliki hukum fisika berbeda dari kita karena mereka tidak terikat dengan kita.
Menurut Alexander Vilenkin, kosmolog dari Tufts University, saat melihat ruang-waktu keseluruhan, teori ini merupakan jaringan gelembung ruang alam semesta.
Energi gelap terah meresap dan mendorong alam semesta untuk mengembang. Dalam teori ini, energi gelap ikut berkontribusi terhadap ekspansi alam semesta yang “menempel” pada gelembung yang membesar dalam dimensi lain.
Seluruh alam semesta ditampung di tepi gelembung yang mengembang itu.
Teori Multiverse Daughter Universe
Teori ini muncul berdasar dari teori mekanika kuantum yang menunjukkan beberapa alam semesta mungkin muncul atas dunia kecil partikel subatomik.
Partikel subatomik dalam fisika adalah partikel yang lebih kecil dari atom. Dalam dunia ini, mekanika kuantum menggambarkan dunia dalam probabilitas, artinya ada kemungkinan yang terjadi meski kita tidak melakukan hal tersebut.
Misalnya, saat kita saat ini sedang berada di persimpangan jalan, kemungkinannya ada dua: kita akan belok ke kiri atau ke kanan.
Nah, dalam alam semesta ini, saat kita belok ke kanan, mungkin saja diri kita yang lain memutuskan untuk belok ke arah kiri.
Menurut Greene, penulis The Hidden Reality, di setiap alam semesta kita adalah satu-satunya realitas, dan alam semesta memungkinkan membentuk salinan untuk kemungkinan situasi.
Teori Multiverse Mathematical Universe
Dalam hipotesis alam semesta matematika atau mathematical universe, keberadaan struktur matematika sama halnya dengan keberadaan secara fisik.
Teori ini menganggap keberadaan entitas matematika tidak hanya dianggap sebagai penjelasan saja, melainkan suatu bentuk utuh dan nyata.
Dalam teori ini, ia mempertimbangkan adanya hipotesis alam semesta yang dapat dihitung.
Pengusulnya, Max Tegmark dari Massachusetts Institute of Technology, mempercayai hal tersebut dan mengemukakan bahwa alam semesta di luar sana akan terus ada bahkan tanpa manusia sekali pun. Tetapi teori ini banyak mendapat kritikan dari para ilmuwan lainnya.
Teori Multiverse Parallel Universe
Gagasan ini dikemukakan oleh Neil Turok dan Paul Steinhardrt. Mereka menjelaskan adanya alam semesta paralel, adanya ruang yang mengapung di ruang dimensi yang lebih tinggi. Alam semesta kita memungkinkan adanya salah satu “lempengan” yang melayang dalam dimensi yang lebih tinggi. Dalam teori ini Bumi dalam dunia paralel memiliki sedikit perbedaan dari yang kita tinggali.
Kesimpulan
Itulah 5 teori multiverse dari para ahli. Kelima tersebut adalah bubble universe, infinite universe, daughter universe, parallel universe, dan mathematical universe.
Saat ini kita baru dapat memahami teori tentang multiverse. Para ilmuwan sudah berada dalam tahap pengujian.
Sayangnya, teknologi kita saat ini belum sampai pada tahapan untuk dapat benar-benar menemukan alam semesta lain di luar alam semesta kita.
Sumber :
- Menguji Keberadaan Multisemesta – Langit Selatan.
- Parallel Universes: Theories & Evidence – Space.
- Our Universe Could Be An Expanding Bubble in an Extra Dimension – Live Science.
(Diakses 24 Juni 2020)