Topik anarkisme memang baru ramai saat ini. Pemberitaan tentang anarkisme saat ini semakin simpang siur di beranda sosial media kita. Memangnya sejauh mana paham anarkisme dan sejarahnya di Indonesia?
Ternyata sejarah anarkisme di Indonesia cukup panjang. Baik di Eropa maupun di Indonesia. Mulai dari zaman kolonial hingga saat ini gerakannya masih ada. Bahkan, gerakan anarkisme di Indonesia fluktuatif dalam kurun waktu yang cukup lama.
Apa Itu Anarkisme?
Anarkisme berasal dari bahasa Yunani. Kata “anarki” dengan awalan a, berarti “tidak” atau “tidak akan”. Ditambah archos yang bermakna suatu “peraturan”, “pemimpin”, “kekuasaan”, atau “penguasa”. Makna literalnya adalah tidak memiliki pemerintahan atau tanpa pemerintahan. Tetapi, kata tersebut memiliki pengertian lain dari kamus Yunani, yang bermakna melawan penguasa dan tanpa kekuasaan.
Sedangkan, anarkisme tentu tidak terlepas dari akar kata tersebut. Anarkisme merupakan teori politik yang menciptakan kondisi tanpa kekuasaan, menciptakan masyarakat yang sederajat. Dari situ kemudian gerakan tersebut melawan semua kontrol hierarkis dari suatu masyarakat.
Gerakan dengan teori politik tersebut biasanya berada dalam satu gerakan yang menentang berbagai hierarki yang menindas. Banyak varian pemikiran yang tumbuh dari anarkisme. Misalnya, gerakan buruh dalam anarko sindikalis. Anarko sindikalis, anarko individualis, anarko komunis, dan masih banyak lainnya.
Di dunia ini, ada beberapa kota yang otonom. Bahkan kota tersebut disebut sebagai kota tanpa pemerintahan. Kota itu bernama Cherán. Cherán adalah kota yang terletak di negara bagian Michoacán, Meksiko. Kota itu sebelumnya dikuasai oleh kartel narkotika bernama La Familia Michoacana dan pejabat korup yang merugikan masyarakat sekitar.
Hingga sampai 2011, masyarakat mengusir mereka untuk keluar dari kota Cherán. Perlahan mereka bangkit dan membuat sistem politik yang baru. Mereka hidup tanpa Walikota dan membentuk satu majelis yang nantinya akan bergabung dalam dewan kota. Rakyatnya hidup dalam masyarakat komunal.
Kota lainnya adalah Exarchia yang terletak di Athena. Di distrik tersebut tidak ada otoritas dan hierarki. Pada 1973, mereka membuat perlawanan untuk kediktatoran militer Yunani. Kemudian tak tertinggal pula kasus krisis moneter yang menghantam Yunani dan membuat banyak krisis di berbagai kota.
Lalu ada pula Catalonia, Spanyol. Di situ kelompok anarkisme berkembang pesat bahkan sejak perang sipil yang pecah. Sedangkan sejarah anarkisme di Indonesia memiliki porsinya sendiri dibanding kota-kota tersebut. Anarkisme di Indonesia bermula dari era Hinda Belanda.
Para PemikirAnarkisme
Pada akhir abad ke-19 sampai awal abad 20, anarkisme berkembang pesat. Anarkisme awalnya memang merupakan salah satu teori politik yang berkembang di Eropa. Paham tersebut juga berkembang di Asia Pasifik.
Tokoh-tokoh pemikir anarkisme seperti Pierre Joseph Proudhon, Bakunin, Emma Goldman, dan Rudolf Rocker. Rudolf Rocker seorang pemikir yang disematkan dengan “Bapak Anarko Sindikalis”. Ia memang getol dengan perlawanan eksploitasi ekonomi berupa monopoli dan berbagai tindak menindas lainnya.
Di Prancis ada Gerald Wistanle dan William Godwin yang mengenalkan filsafat anarkisme jauh sebelum Revolusi Prancis. Mereka mengenalkan filsafat tersebut dengan taktik yang bagus. Wistanle misalnya, ia mencantumkan sebuah kalimat dari Kitab Para Rasul yang meminta semua orang untuk menjual harta benda dan membagikan hasilnya kepada yang membutuhkan.
William Godwin merupakan ekonom-politik yang pada 1793 menerbitkan buku “Enquiry Concerning Political Justice” yang menjelaskan prinsip-prinsip ekonomi dan politik filsafat anarkisme. Ia menekankan prinsip egalitarisme, penghapusan otoritarianisme, menghilangkan perbedaan kelas, dan berbagai gerakan kolektif berdasarkan kesadaran bersama.
Kemudian, pada akhir 19, anarkisme kemudian dibentuk dengan koheren oleh para pemikir Max Stirner, Pierre-Joseph Proudhon, Michael Bakunin, dan Peter Kropotkin. Pemikir anarkisme perempuan dari Amerika Serikat ada Emma Goldman. Ia juga menyarikan filsafat anarkisme dengan teori feminisme.
Sedangkan sejarah anarkisme di Indonesia dimulai pada era Hindia Belanda oleh Douwes Dekker. Penulis buku Max Havelaar tersebut merupakan pelopor gerakan anarkisme di Indonesia pada zaman kolonial. Bukunya menjadi rujukan para pekerja anarko dan anarko sindikalis di Belanda pada awal abad 20. Karya-karyanya sangat signifikan di Belanda.
Sejarah Anarkisme di Indonesia
Anarkisme dan sejarahnya di Indonesia dimuali pada era kolonial Hindia Belanda. Sejarah itu bermula dari Edward Douwes Dekker yang dikenal sebagai Multatuli lewat bukunya Max Havelaar. Karya tulisnya memberikan pengaruh besar kepada para anarko di Belanda.
Ernest François Eugène Douwes Dekker, cucu Multatulis, merupakan penjuang gerakan antikolonial di Hinda belanda. Ia juga berkerja sama dengan berbagai tokoh anarkis lainnya, seperti Shyamaji Krishnavarma dari India.
Lalu, ada pula karya-karya propaganda di Hinda Belanda oleh umat kristiani sebagai anarkis kristen dan Tolstoysian yang menggerakan Gerakan untuk Kehidupan Bersih di Belanda. Kemudian gerakan tersebut menerbitkan majalah Levenskracht, disuntung Dirk Loderwijk-Willem van Mierop yang merupakan pejuang Perhimpunan Anarko-Komunis Religius (Union of Religious Anarcho-Communists).
Pada 1919, Society for the Truth of the Southern Seas yang berbasis di Singapura membentuk materi anarkisme yang disebarkan ke penjuru Asia, dan juga ikut masuk ke Hindia Belanda. Partai Pekerja di Surabaya juga melakukan kerja-kerja anarkis. Ternyata, mereka menyulitkan para pihak berwenang Hindia Belanda yang tersebar di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
Kemudian tokoh-tokoh anarkis di Indonesia muncul. Pada 1918, didirikan surat kabar anarko komunis “Zheli Bao” di Semarang, Jawa Tengah oleh Wang Yuting. Kelompok anarkis tumbuh tetapi hilang pada 1965 akibat adanya konflik 65.
Paham anarkisme di Indonesia kemudian tumbuh di awal 1990 karena adanya musik punk rock. Musik tersebut dikatakan memiliki jaringan internasional. Paham anarkisme akhirnya menjamur dan berkembang dalam waktu 5-6 tahun kemudian.
Beberapa individu anarko pun juga ikut masuk dalam PRD (Partai Rakyat Demokratik) yang merupakan partai pelengser rezim Orde Baru pada 1998. Hingga saat ini, kelompok anarko sangat dikenal dengan berbagai gerakannya dalam pemenuhan hak buruh dan agraria. Kelompok-kelompok Anarko seperti kelompok Workers Power Syndicate dan Jaringan Anti-Otoritarian yang gerakannya tersebar luas di Indonesia.
Kesimpulan
Itulah anarkisme dan sejarahnya di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia saja, gerakan anarkisme sebetulnya memang sudah masif digaungkan di Eropa dan Amerika. Bahkan, di Asia pun juga terkenal di negara Jepang dan Korea. Sejarah anarkisme di Indonesia dimuali pada era kolonial Hindia Belanda. Anarkisme di Indonesia itu bermula dari Edward Douwes Dekker yang dikenal sebagai Multatuli lewat bukunya Max Havelaar.
Sumber :
- Apakah yang Dimaksud dengan “Anarkisme”? – Anarkis.org.
- Para Pemikir Anarkisme, Siapa Saja Mereka? – Tirto.id.
- Anarkisme di Indonesia – Anarkis.org.
- Cheran: Kota yang Tidak Perlu Negara – Tirto.id.
- Jejak anarkisme di Indonesia – Lokadata.
(Diakses 25 April 2020)