Apa Perbedaan Pithecanthropus dengan Homo?
Skeletal remains of Homo antecessor

Manusia memiliki sejarah yang panjang. Hingga akhirnya berevolusi sampai pada spesies Homo sapiens. Orang-orang masih memperdebatkan apakah manusia berasal dari kera. Para peneliti mengatakan bahwa manusia dan kera itu berbeda. Hanya, mereka masuk dalam satu famili yang sama. Sedangkan, ada banyak nama manusia purba di luar sana. Seperti, apa perbedaan Pithecanthropus dengan Homo?

Keduanya memiliki perbedaan, sampai akhirnya disepakati bahwa Pithecanthropus masuk dalam genus Homo. Nah, kali ini Bicara Indonesia akan membahas apa perbedaan Pithecanthropus dengan Homo? dari ciri-ciri manusia purba yang ditemukan di Indonesia.

Pithecanthropus “Manusia Kera”

Pithecantropus merupakan nama latin Yunani yang bermakna “Manusia Kera”. Fosil tersebut ditemukan oleh Tjokrohandojo, seorang peneliti yang bekerja bersama von Koeningswald. Tjokrohandojo, yang dipanggil Andojo itu menaksir fosil anak-anak berusia 5-6 tahun yang ia temukan di Kepuhklage, Mojokerto, Jawa Timur itu adalah orang utan.

Dari situlah nama “manusia kera” didapatkan oleh fosil tersebut. Pithecanthropus itu dinamai Pithecanthropus mojokertensis yang disebut sebagai Pithecanthropus tertua. Ia berasal dari lapisan Pleistosen awal, antara lapisan bawah dan tengah.

Umur fosil itu hidup sekitar 30.000 sampai 2 juta tahun silam. Ciri-ciri kehidupan Pithecanthropus adalah berkelompok. Mereka merupakan manusia yang hidup dari berburu dan mengumpulkan makanan. Bahkan mereka sudah menciptakan alat-alat sederhana untuk berburu.

Alat-alat sederhana untuk berburu itu adalah kayu dan batu yang banyak ditemukan di Pacita, masih dalam area Provinsi Jawa Timur. Mereka membuat kapak perimbas, kapak genggam, kapak penetak, alat-alat perhi, dan kapak pahat. Namun, mereka belum dapat mengolah makanan atau yang sering disebut dengan memasak.

Ciri-ciri tubuh Pithecanthropus adalah berbadan tegap meski tidak setegap Meganthropus. Tingginya sekitar 165 sampai 180 cm. Volume otaknya 750 sampai 1.300 cc yang mana itu belum sempurna. Tulang raham dan gerahamnya kuat. Keningnya menonjol dengan hidung lebar dan tidak berdagu. Tulang tengkorak atasnya tebal dan lonjong. Lalu, organ pengunyahnya mengecil, tidak sebesar Meganthropus.

Di Indonesia, penemuan Pithecanthropus merupakan yang tertua. Pithecanthropus di Indonesa ada jenis Pithecanthripus soloensis, Pithecanthropus erectus, dan Pithecanthropus mojokertensis. Pithecanthropus erectus ditemukan pada 1890 di lembang Bengawan Solo, Trinil. Penemunya ialah Eugène Dubois.

Diperkirakan Pithecanthropus erectus hidup 1 atau 2 juta tahun yang lalu. Penemuan itu menemukan fosil berupa tulang atas tengkorak, tulang kaki, rahang, dan geraham.  Konstruksi tubuhnya seperti kera tetapi berjalan tegak.

Kemudian, Pithecanthropus soloensis ditemukan von Koeningswald dan Openorth di Sangiran dan Ngandong. Tepatnya di tepian Bengawan Solo antara 1931 hingga 1933. Manusia purba tersebut diperkirakan bertahan hingga akhir Pleistosen tengah.

Genus Homo

homo erectus
homo erectus

Lalu, apa perbedaan Pithecanthropus dengan Homo? Homo merupakan genus yang berarti manusia. Manusia purba “homo” merupakan manusia yang paling muda di antara manusia purba lainnya. Misalnya, ada Homo Erectus dan Homo Sapiens. Ciri-ciri umum dari Homo adalah tingginya sekitar 130 sampai 210 sentimeter. Otaknya lebih berkembang dibandingkan Meganthropus dan Pithecanthropus. Rahangnya mengecil. Tonjolan keningnya sudah berkurang. Dari ciri-ciri itulah perbedaan Pithecanthropus dengan Homo tampak.

Penemuan Homo ditemukan di Indonesia adalah Homo soloensis, Homo wajakensis, dan Homo floresiensis. Homo soloensis ditemukan di lembah Bengwan solo pada 1931-1934 oleh von Koeningswald dan Weidenrich. Dari fosil dan ukuran tengkoraknya, para peneliti mengatakan fosil tersebut berbeda dari Pithecanthropus.

Kemudian, ada Homo wajakensis yang merupakan fosil Homo pertama yang ditemukan di Indoensia. Penemuannya sekitar 1888-1889 di Wajak, Jawa Timur. Eugène Dubois saat itu juga menemukan fosil keduanya di tempat yang sama. Penemuannya lebih lengkap karena sekaligus dengan alat-alat dari batu dan tulang.

Diperkirakan manusia purba tersebut sudah dapat memasak. Hidupnya masih ditopang oleh berburu dan mengumpulkan makanan. Homo tersebut termasuk Homo erectus yang sudah dapat membuat api dan memasak makanan.

Homo floresiensis ditemukan di Gua Liang Bua, Flores. Fosil tersebut merupakan fosil manusia purba perempuan. Kerangka tubuhnya pendek. Dengan tinggi sekitar 100 cm dan kapasitas kepalanya 380 cc. Mereka bertubuh kecil akrena faktor lingkungan. Mereka terkurung di Flores yang membuat mereka semakin mengecil.

Masih ada berbagai spesies Homo lainnya , seperti Homo neanderthal, Homo habilis, Homo ergaster, dan banyak lainnya di dunia. Saat ini, spesies Homo yang tersisa adalah kita, Homo sapiens. Homo sapiens saat ini hidup berkelompok dan bertani.

Pithecanthropus Masuk Dalam Homo

Penemuan Pithecantropus di Mojokerto ternyata membuat perdebatan panjang antar ilmuwan. Perdebatan itu adalah tentang klasifikasi manusia purba dengan menambahkan “manusia kera”. Nama Pithecanthropus hanya bertahan sealam 70 tahun. Akhirnya mereka digolongkan sebagai homo karena perbedaan yang tipis antara keduanya. Perbedaan Pithecanthropus dengan homo adalah volume otak dan perbedaan ukuran kepala.

Homo dan Pithecanthropus diketahui memiliki masa hidup yang berbeda. Pithecanthropus hidup pada Plestosen Awal. Sedangkan Homo hidup di era Plestosen akhir. Pithecanthropus diklasifikasikan dalam genus Homo sehingga mempertahankan aslinya sebagai Homo erectus.

Mulanya memang, penemu awal menekankan ciri kera dibandingkan manusianya. Sehingga namanya menjadi Pithecanthropus atau manusia kera seperti yang sudah dijelaskan di atas. Pada saat itu, pengetahuan tentang fosil masih belum meluas sampai sekarang.

Sampai akhirnya ada penemuan di Peking. Rangkaian fosilnya hampir sama dengan manusia Jawa yang ditemukan di Indonesia. Volume otaknya hampir sama, sebesar 1.000 cc, yang dapat disimpulkan bahwa volume otak tersebut merupakan otak milik manusia. Kemudian, Pithecanthropus erectus dan manusia peking diberi nama Homo erectus oleh para ilmuwan. Akhirnya, nama spesies dari Pithecanthropus mojokertensis menjadi Homo mojokertensis.

Kesimpulan

Pithecantropus merupakan nama latin Yunani yang bermakna “Manusia Kera”. Lalu, Homo merupakan genus yang berarti “manusia”. Manusia purba “homo” merupakan manusia yang paling muda di antara manusia purba lainnya. Nama Pithecanthropus hanya bertahan sealam 70 tahun.

Akhirnya Pithecanthropus digolongkan sebagai homo karena perbedaan yang tipis antara keduanya. Apa perbedaan Pithecantrophus dengan Homo itu adalah volume otak dan perbedaan ukuran kepala. Wah, ternyata rumit juga ya klasifikasi tentang manusia purba?

Sumber

  • Manusia Purba di Indonesia: Jenis dan Ciri-cirinya – Kompas.
  • Homo (genus) – Wikipedia
  • Pithecanthropus erectus – Britannica.
  • Manusa Jawa – Wikipedia.
  • Homo erectus – Wikipedia.

(Diakses 20 April 2020)