Memiliki Planet Sendiri – Halo, bertemu lagi di Bicara Indonesia. Kali ini Bicara akan membahas bintang dan planet. Pernah tidak sih, kalian berpikir-pikir tentang bintang dan planet kita? Apakah bintang bisa menjadi planet layaknya planet bumi? Nah, kita mendedahnya satu per satu. Mulai dari perbedaan planet dengan bintang. Hingga bintang yang bisa jadi planet.
Apa itu Planet?
Planet merupakan objek antariksa yang mengorbit pada sebuah bintang. Asal muasal nama Planet berasal dari para astronom kuno yang menemukan bola yang bergerak di langit.
Benda itu pula berbeda dari bintang yang memiliki pola dan tempat yang sama. Para astronom yang saat itu adalah para ilmuwan Yunani, menamainya Planet yang berarti “pengembara”.
Planet terbentuk ketika awan debu dan gas tebal yaitu nebula, berutar mengelilingi bintang yang terbentuk. Gravitasi menyebabkan serpihan objek di nebula menyatu secara bertahap. Serpihan objek nebula tersebut menjadi planet.
Untuk membentuk planet, sebuah objek harus bergerak masif agar gravitasi mampu membentuknya. Gravitasi sebuah planet juga harus cukup besar untuk dapat mengorbit bintang, dan menyingkirkan benda-benda langit lainnya.
Planet tidak mengalami fusi nuklir seperti Bintang. Fusi nuklir adalah proses penggabungan partikel atom untuk melepaskan energi.
Fusi nuklit tersebut menciptakan radiasi yang membuat bintang dapat bersinar. Planet mendapatkan sinar dari bintang.
Jika di Tata Surya, Matahari merupakan pusat tata surya. Matahari menyinari Bumi melalui proses pembiasan pada atmosfer.
Planet-planet di tata surya berjumlah delapan. Selain mengorbit Matahari, planet juga berotasi sesuai dengan sumbu. Begitu juga di planet-planet lainnya di luar tata surya. Benda-benda di sekitar matahari seperti asteroid dan komet ikut serta dalam membentuk tata surya.
Planet-Planet Dalam Tata Surya
Empat planet yang paling dekat dengan matahari, disebut Planet Terestial. Planet-planet itu ialah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Masing-masing planet dalam memiliki karakternya sendri-sendiri.
Planet luar, yaitu planet terjauh dari matahari dikenal dengan planet gas raksasa. Planet gas raksasa memiliki massa yang sangat besar. Permukaan planet tersebut tidak padat.
Mereka adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Keempat planet gas ini memiliki cincin yang melingkari Planet.
Cincin planet terdiri dari es, debu, dan batu-batuan kecil. Cincin terbesar adalah milik Saturnus. Masing-masing komponen pembentuk planet gas ini berbeda-beda.
Jupiter dan Saturnus terdiri dari hidrogen dan helium. Sedangkan Uranus dan Neptunus terbuat dengan komposisi air, amonia, dan metana yang jauh lebih besar dibandingkan Jupiter dan Saturnus.
Planet biasanya memiliki satelit alami atau bulan. Setiap planet memiliki paling tidak satu satelit alami, kecuali Merkurius dan Venus. Berbeda dengan kedua planet tersebut, Jupiter, Saturnus, dan Uranus memiliki lusinan bulan.
Apa itu Bintang?
Bintang merupakan objek antariksa yang terbuat dari hidrogen dan helium dan mengalami fusi nuklir yang dapat menghasilkan cahaya dan panas.
Proses terbentuknya Bintang membutuhkan gravitasi. Mulanya, bintang terbentuk akibat ketidakstabilan gravitasi yang diakibatkan dari gelombang Supernova.
Gravitasi memerankan peranan penting dari pembentukan bintang. Bintang tidak terbentuk sendiri-sendiri. Berdasarkan instabilitas Jeans, bintang berasal dari keruntuhan awan yang diakibatkan gaya gravitasinya senditi.
Sebutan bintang sendiri adalah objek antariksa yang dapat menghasilkan cahaya.
Bintang memiliki dua pengertian yang berbeda, terdapat bintang nyata dan bintang semu. Bintang nyata adalah bintang yang mampu menghasilkan chaya. Sedangkan bintang semu sebaliknya. Ia memantulkan cahaya dari bintang lain.
Bintang secara umum memiliki massa antara 0,08 sampai 200 massa matahari.
Ada banyak bintang di antariksa. Di Galaksi Bima Sakti, diperkirakan terdapat 300 miliar bintang. Itu pun belum ditambah dengan di galaksi lain yang belum dijamah oleh manusia. Bintang pun memiliki klasifikasi yang berbeda-beda.
Siklus hidup bintang dapat bertahan miliaran tahun lamanya. Semakin terang dan besar, semakin pendek umur bintang. Bintang menghabiskan 90% hidrogen.
Nantinya, jika sudah habis, bintang akan mengalami kematian bintang (evolusi) yang akan mengubahnya menjadi satu ledakan.
Nantinya akan berubah menjadi Bintang Katai Putih sebelum akhirnya benar-benar meledak habis.
Bisakah Bintang Menjadi Planet?
Apakah bintang bisa menjadi planet masih menjadi penelitian lebih lanjut. Bintang belum tentu bisa menjadi planet.
Namun, ada transformasi yang dapat terjadi secara khusus dan dikenal dengan Bintai Katai Cokelat. Bintang Kerdil Cokelat tidak memiliki cukup hidrogen untuk menyalakan fusi nuklir hidrogen.
Bintang ini layaknya bintang biasa yang menghasilkan cahaya. Warna cahayanya tidak cokelat, tetapi magenta atau oranye kemerahan.
Meski dianggap sebagai Bintang gagal, Bintang Katai cokelat memiliki cahayanya sendiri meski tidak seterang bintang pada umumnya. Bintang ini memancarkan sinar-X dan cahaya berbentuk inframerah.
Bintang Katai Cokelat memiliki fusi nuklir hidrogen berat untuk mengeluarkan cahaya layaknya bintang.
Bintang Katai Cokelat akan menghabiskan hidrogennya secara cepat, kemudian ia akan menggelap, lalu mendingin. Bintang Katai Cokelat akan seperti planet gas raksasa, yakni Jupiter.
Bintang Katai Cokelat memiliki massa yang sangat kecil. Sehingga kita tidak bisa mendarat di atasnya. Ukurannya berkisar sepersepuluh matahari, artinya ukurannya sekitar 13 sampai 80 kali ukuran Jupiter
Bintang Katai Cokelat memiliki ukuran yang lebih kecil dan dingin dibanding bintang utama lainnya.
Bahkan suhunya diperkirakan hanya beberapa ribu derajat celcius, ada pula yang lebih rendah dari titik beku air.
Bintang Katai Cokelat dianggap terlalu kecil untuk dijadikan sebagai Bintang. Begitu juga terlalu besar untuk dijadikan Planet.
Meski begitu, Bintang Katai Cokelat memiliki ciri-ciri serupa bintang dan planet. Bintang Kerdil Cokelat memiliki gravitasi yang tidak cukup besar. Bintang itu juga memiliki atmosfer layaknya planet.
Bintang Katai Cokelat sempat menimbulkan perdebatan di antara para ilmuwan, sehingga mereka membentuk standar.
International Astronomical Union menentukan, benda antariksa dengan massa 13 kali atau lebih massa Jupiter dianggap sebagai Bintang Katai Cokelat. Sebalikya, jika dibawah 13 kali, maka ditentukan sebagai Planet.
Pada 2018. Jumlah bintang katai cokleat di perkirakan sejumlah 3000. Ada juga yang berpendapat bintang tersebut sebanya bintang biasa lainnya. Hal ini dikarenakan Bintang Katai Cokelat sulit terdeteksi.
Kesimpulan
Apakah bintang bisa menjadi planet layaknya planet bumi? Jawabannya tidak. Namun, ada transformasi yang dapat terjadi secara khusus dan dikenal dengan Bintai Katai Cokelat. Bintang tersebut bisa berubah menjadi planet layaknya Jupiter.
Tetapi, tentu ada klasifikasi lebih lanjut tentang ukurannya. Siapa tahu, Bintang Katai Cokelat bisa menjadi planet yang mengorbit suatu bintang, ya? Sayangnya, belum ada penelitan yang terbaru lagi terkait hal tersebut.
Sumber:
- Can A Star Turn Into a Planet? – Science Questions with Surprising Answer.
- Planet – National Geographic.
- Everything you wanted to know about stars – National Geographic.
- Mengenal Katai Cokleat, Bintang Gagal yang Menyerupai Planet – Info Astronomi.
- Bisakah Bintang Menjadi Planet – Info Astronomi.
(Diakses pada 11 April 2020)