beethoven

Gerakan Black Lives Matter (BLM) baru-baru ini kembali mengangkat isu-isu rasial kulit hitam yang ada di penjuru dunia. Gerakan itu muncul karena adanya penindasan sistemik rasial dan kekerasan terhadap orang kulit hitam. Isu-isu seputar Beethoven orang kulit hitam kembali menyeruak di sosial media. Para peneliti kembali menuliskan fakta-fakta tersebut. Juga mengenai sejarah musik klasik yang juga diramaikan para komposer kulit hitam.

Rumor Tentang Beethoven

Perdebatan tentang asal usul Beethoven sebetulnya bukanlah barang yang baru. Beberapa dekade lalu Ludwig van Beethoven diklaim sebagai komposer yang memiliki darah Afrika Utara. Dikutip dari Smithsonianmagz, kebenaran asal-usul etniknya ditutupi melalui bedak tebal putih yang dikenakan di wajah saat berada di depan umum. Ditambah penggunaan lapisan pakaian yang berlipat ganda untuk lukisan. Penyembunyian identitas itu dikenal sebagai whitewashed.

Namun, klaim tersebut bukan berdasarkan studi silsilah. Salah satu artikel dari The Concordian berjudul “Beethoven May Have Been Black” yang dikelola mahasiswa untuk Concordia College kembali mencuat. Teori ini sebetulnya sudah lama ada. Pada tahun 1990, ahli musik dan sejarawan Dominique-René de Lerman menulis bukti klaim yang dibahas sejak tahun 1907 dalam Black Music Research Journal.

Lukisan Ludwig Van Beethoven oleh Karl Joseph Stieler
Lukisan Ludwig Van Beethoven oleh Karl Joseph Stieler/Wikimedia Commons.

Klaim itu mengatakan bahwa asal-usul Beethoven merupakan Afrika sudah terkenal dikalangan elit Wina. Hal itu dikaitkan dengan hubungan keluarganya dengan wilayah Flemish di Eropa Utara yang dikuasai oleh Spanyol yang memiliki hubungan dengan budaya Moor dari Afrika Utara. Orang-orang sering mengairkan fisik Beethoven yang memiliki kulit yang lebih gelap dan struktur wajah yang berbeda dari orang Eropa (kaukasian) kebanyakan.

Moor atau Mohr, dan juga disebut Mohrer merupakan istilah yang menggambarkan orang-orang berkulit gelap tinggal di Eropa. Moor tidak hanya tinggal di Eropa, orang Moor diakui sebagai bangsawan dari wilayah Afrika Utara yang mengekspansi Eropa. Kerajaan Moor meluas dari Spanyol ke wilayah yang sekarang menjadi negara Jerman, Belgia, dan masih banyak daerah lainnya. Orang-orang Moor memiliki kehadiran di Jerman hingga pertengahan 1800-an.

Banyak sarjana studi kulit hitam dan musikologi yang tidak menemukan bukti substansial bahwa Beethoven memiliki keturunan Afrika. Selain de Lerma, ahli musik Donald Macardle dan novelis Darryl Pinckney juga membantah klaim tersebut, jelas Rinehart dalam jurnalnya “Black Beethoven and the Racial Politics of Music History”.

Lanskap Musik Klasik yang “Terlalu Putih”

Pertanyaan apakah Beethoven merupakan kulit hitam masih abu-abu karena cukup sulit melacak sejarah silsilah dari keluarga Beethoven. Namun, topik tersebut memunculkan pembahasan baru yakni tentang diskriminasi dan rasisme sistemik dalam musik klasik. Seperti yang dijelaskan Kira Thurman, sejarawan Jerman dari Universitas Michigan, yang mempelajari musisi kulit hitam, ia jauh lebih tertarik tentang pembahasan tersebut.

Pada tahun 1930-an sudah banyak inteleketual, jurnalis, seniman, dan ahli musil yang meneliti tentang sejarah musik klasik yang kelam. Secara historis diskriminasi rasial menyangkal orang kulit hitam dengan segala kemampuannya sehingga musisi kulit hitam tenggelam karena adanya diskriminasi dan rasisme.

Bethoven

Thurman memberi contoh jumlah musisi dan komposer kulit hitam pada era itu tidak mendapat sorotan. Narasi musisi kulit hitam dalam dunia musik klasik di Eropa tenggelam dan jarang dibicarakan. Salah satunya adalah Bridgetower, seorang komposer dan teman dari Beethoven, yang sedikit diperhatikan dalam sejarah dan budaya populer hingga titik ini. Padahal ia memiliki andil dan kontribusi dalam perjalanan musik Beethoven.

Bridgetower (1780-1860) merupakan anak dari seorang ayah dari Karibia dan seorang ibu berdarah Jerman. Ia merupakan violis terkemuka menurut University of Cambridge. Bahkan Beethoven mendedikasaikan “Sonata No. 9 in A Mayor” unutk Bridgetower. Bridgetower adalah satu di antara komposer kulit hitam lain seperti Joseph Bologne alias Chevalier de Saint-Georges (1745-1799), seorang komposer terkenal Prancis; dan komposer Inggris Samuel Coleridge-Taylor (1875-1912), yang menulis trilogi “The Song of Hiawatha”, berdasarkan pada puisi oleh Henry Wadsworth Longfellow.

Amerika Serikat juga memiliki komponis klasik kulit hitam. Salah satunya yang terkenal adalah William Grant Still (1895-1978). Ia melahirkan sekitar 200-an karya dengan simfoni yang paling terkenal yaitu, “Afro-American Symphony”. Lalu ada Florence Price (1887-1953), seorang komposer wanita kulit hitam pertama yang dimainkan pada Chicago Symphony Orchestra membawakannya “Symphony in E Minor” tahun 1933. Juga William Levi Dawson (1899-1990)  dengan karyanya “Negro Folk Symphony” yang pernah dimainkan oleh Philadelphia Orchestra pada tahun 1934.

Kesimpulan

Bukti bahwa Beethoven orang kulit hitam yang berasal dari keturunan Afrika Utara disangkal oleh beberapa peneliti. Klaim tersebut menimbulkan perdebatan. Warga Wina dari abad ke-18 dan 19 mengakui keberadaan orang-orang keturunan Afrika yang disebut Moo, seperto George Bridgetower, seorang vilon dan kolega Beethoven. Tetapi, sejarah soal musik klasik, masih dianggap “terlalu putih” yakni mengesampingkan peran-peran komposer klasik kulit hitam. Mereka jarang dibicarakan meski karya-karyanya sangat hebat.

Sumber :

  • Was Beethoven Black? Probably Not, but These Unsung Composers Were – Smithsonianmagz.
  • Was Beethoven’s African Heritage Whitewashed? – Demand Africa.
  • Does Beethoven’s music reveal his African roots? – The Guardian.
  • Rinehart, N. (2013). Black Beethoven and the Racial Politics of Music History. Transition, (112), 117-130. doi:10.2979/transition.112.117

(Diakses 2 Juli 2020)