Mars merupakan salah satu planet di Tata Surya yang dianggap merupakan “pengganti” Bumi. Telah banyak penelitian tentang Mars. Para ilmuwan juga telah mengembangkan berbagai teknologi agar kita dapat hidup di Mars. Bahkan, banyak yang percaya jika dahulu Mars sebenarnya memiliki kehidupan seperti Bumi. Curiousity 1-ton, wahana antariksa NASA, pada 2014 silam memotret di Mars. Tulang manusia di Mars telah ditemukan, banyak yang mengklaim penemuan tersebut sebagai tulang.
Foto itu sempat ramai dibicarakan oleh warganet. Banyak yang mengklaim bahwa foto itu benar-benar merupakan tulang manusia. Benarkah telah ditemukan tulang manusia di Mars? Yuk, kita cek faktanya!
Penemuan “Tulang Manusia”
Foto yang diambil oleh Curiosity itu tampak menunjukkan adanya benda berwarna putih gading yang memanjang. Banyak orang yang melihatnya seperti sisa-sisa tulang paha manusia. Klaim tersebut pertama kali muncul di blog UFO dan ramai ditulis oleh media. Sehingga NASA cepat-cepat memberikan penjelasan klarifikasi terkait penemuan itu. Apa yang dikatakan NASA.
Tentu itu bukan tulang paha manusia. Itu hanyalah batuan Mars yang lapuk dan terlihat seperti tulang paha. Sehingga itu bukanlah sisa fosil yang misterius. Tim sains NASA menjelaskan bahwa kemungkinan besar batuan itu terbentuk akibat erosi angin atau air.
NASA menjelaskan bahwa Mars kemungkinan tidak memiliki oksigen yang cukup untuk makhluk hidup kompleks seperti manusia dan hewan-hewan, atau bahkan sekadar tumbuhan. Tetapi, wahana Curiosity menemukan bukti berdasarkan pengamatan bahwa Mars merupakan planet layak huni pada masa silam.
Melihat batuan Mars memang banyak yang tampak misterius. Hal itu dikarenakan kita memiliki fenomena pareidolia. Yakni saat otak menangkap bentuk lain menjadi benda-benda hidup atau yang pernah kita lihat meski itu asing, seperti tumbuhan, hewan, manusia, atau sebuah pesawat UFO. Banyak wahana yang memotret banyak bentuk di Mars yang menyerupai kadal, tikus, hingga makanan donat. Tetapi itu hanya ilusi dari otak kita.
Mars Dahulu Planet Layak Huni?
Sebelumnya, kita membahas bahwa ada penemuan bahwa kemungkinan Mars purba merupakan planet yang layak huni. Mengapa dapat diklaim demikian? Pada 2013, penemuan itu terjadi 7 bulan setelah Curiosity mendarat di Mars untuk meneliti 2 tahun apakah planet tersebut mendukung kehidupan mikroba primitif. Curiosity mengebor bebatuan di mars dan mempelajarinya. Penemuan tersebut menunjukkan Mars purba mendukung mikroba hidup. Itu resmi: kehidupan primitif bisa saja hidup di Mars kuno, kata NASA.
Perlu ditekankan, penemuan itu bukan merupakan bukti bahwa planet Mars pernah terdapat kehidupan. Misi tersebut digunakan untuk menemukan apakah Mars dapat mendukung lingkungan yang layak huni. Berdasarkan hasil bubuk batuan yang dibor sedalam 6,4 sentimeter tersebut diteliti dari dua instrumen onboard, yakni disebut Kimia Mineralogi dan SAM. Dari debu tersebut ditemukan beberapa bahan seperti belerang nitrogen, hidrogen, oksigen, fosfor, dan karbon.
Sulfat dan sulfida juga kemungkinan menunjukkan adanya sumber energi kimi untuk mikroorganisme. Bahkan, bebatuan di John Klein juga mengandung mineral tanah liat, yang menunjukkan bahwa ada lingkungan seperti danau yang berair netral (tidak asin) dan dapat diminum seperti air di Bumi. Kemungkinan air tersebut ada sekitar 3 miliar tahun yang lalu.
Para peneliti masih akan terus melakukan penelitian lanjutan. Hal itu disebabkan karena penelitian tersebut adalah penelitian pertama yang dibor oleh Curiosity. Ada kemungkinan karbon residu mata bor masuk ke dalam sampel. Sehingga para peneliti akan mengulangi percobaan tersebut apakah ada senyawa klorometana sederhana yang bertahan.
SAM mendeteksi karbon dioksida dari sampel, dan menunjukkan bahwa daerah yang diambil bebatuannya tersebut, John Kelin, memiliki sumber karbon bagi mikroba. Karbon bersifat anorganik dapat dimanfaatkan mikroba. Di Bumi sendiri banyak mikroorganisme yang memakan batuan dan menggunakan karbondioksida untuk menghasilkan bahan organik dari sel mereka.
Penjelajahan Mars masih berlanjut. Mereka hendak menemukan tempat-tempat dengan karakteristik tertentu. Salah satunya tempat yang terlindungi dari radiasi tinggi Mars. Kemungkinan dari situ bahan organik dapat dipertahankan selama miliar tahun.
Apa Itu Pareidolia?
Seperti yang sudah dijelaskan, pareidolia merupakan kemampuan otak dalam menangkap bentuk lain yang asing menjadi benda-benda hidup atau yang pernah kita lihat sebelumnya. Hal tersebut erat kaitannya dengan apophenia, yakni istilah umum kecenderungan manusia mencari pola dalam informasi yang acak.
Pareidolia sangatlah wajar bagi manusia yang dapat berimajinasi. Misalnya kita sering melihat bentuk awan yang berbentuk kelinci atau bentuk-bentuk lainnya. Atau bunga di foto tersebut tampak seperti wajah kecil dengan kumis. Sama dengan bebatuan Mars yang dikira sebagai tulang manusia, karena kita memahami bahwa bentuk tersebut mirip dengan tulang paha manusia.
Yang paling terkenal, misalnya saat letusan Gunung Merapi 2010 lalu kita dapat menangkap potret wedhus gembel atau awan panas yang mirip dengan Petruk, salah satu tokoh Punakawan dalam pewayangan. Dalam kemampuan tertentu, pareidolia dapat memahami bahwa nenek moyang kita dahulu dapat memahami titik-titik dan menyambungkannya menjadi pola yang dikenal sebagai rasi bintang.
Tidak perlu banyak berimajinasi untuk melihat rasi bintang Leo sebagai singa, atau Scorpio sebagai kalajengking. Tetapi banyak rasi bintang lain yang polanya jauh dari apa yang dibayangkan. Itu membuat proses penamaan jauh melebihi pareidolia, tetapi merupakan penemuan, hanya saja namanya menggunakan nama-nama binatang.
Kesimpulan
Foto yang ditunjukkan tersebut bukanlah tulang manusia di Mars, melainkan batuan lapuk yang terbentuk akibat adanya erosi air atau angin. Selain itu, fenomena kita memahami mengapa batuan tersebut berbentuk tulang manusia adalah adanya fenomena fenomena pareidolia.
Yakni saat otak menangkap bentuk lain menjadi benda-benda hidup atau yang pernah kita lihat meski itu asing, seperti tumbuhan, hewan, manusia, atau sebuah pesawat UFO. Mars tidak mendukung adanya kehidupan kompleks. Tetapi ada kemungkinan Mars merupakan planet layak huni pada tiga miliar tahun yang lalu.
Sumber :
- ‘Thigh Bone’ on Mars Is Just Another Rock, NASA Says – Space.
- Wow! Ancient Mars Could Have Supported Primitive Life, NASA Says – Space.
- What is Pareidolia? – EarthSky.
(Diakses 16 Juni 2020)