Membangun rumah di Mars? Kenapa tidak! Manusia memang tidak ada habisnya ketika membahas luar angkasa. Di masa depan manusia diprediksi akan tinggal di Mars. Untuk itu para ilmuwan berlomba-lomba mencari cara bangun rumah di Mars. Mereka mengembangkan desain dan teknologi yang sesuai untuk mempermudah manusia tinggal di Mars.
Mereka akhirnya menciptakan MARSHA. MARSHA adalah salah satu rumah yang dikembangkan untuk dapat dihuni manusia di Mars. Lalu, bagaimana langkah-langkah dan cara bangun rumah di Mars? Apa fakta menarik tentang Marsha? Yuk, kita bahas tuntas di artikel Bicara Indonesia kali ini.
Mempersiapkan Aksesbilitas Rumah
Langkah pertama yang perlu disiapkan adalah memahami konsep rumah yang hendak dibangun. Sebelum menciptakan teknologinya kita perlu memikirkan ini. Kita tidak bisa sembarangan membangun rumah di mars. Selain itu rumah di Mars sebagaimana mungkin dapat dibentuk minimalis dan nyaman untuk dihuni. Kita juga perlu memikirkan kebutuhan privasi dan ruang pribadi.
Rumah yang memikirkan konsep kebutuhan privasi dan ruang pribadi memang menjadi satu permasalahan tumah minimalis. Akhirnya, para ilmuwan menemukan solusinya. Rumah-rumah tersebut harus didesain dengan banyak sekat tetapi tentu dengan desain yang minimalis dan modern, sehingga tampak bersih dan nyaman.
Selain dibangunnya ruang pribadi tersebut memiliki tujuan untuk membuat manusia merasa nyaman dan aman ketika berada di rumah planet Mars. Supaya kita sadar jika kita telah bermigrasi ke ke rumah baru di Mars.
Desain yang Familiar di Bumi
Ketika sudah pindah ke Mars, manusia pasti akan merasakan rindu untuk tinggal di Bumi. Untuk itu, kita harus memikirkan pengalaman sensorik manusia. Hal itu penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia. Caranya untuk dapat bertahan secara emosional di dunia baru adalah dengan augmented reality. Yakni, tanaman, fitur air, dan ritme yang membantu manusia untuk memahami Mars.
Rumah yang Tahan Radiasi
Kita juga perlu memikirkan ketahanan radiasi. Jika manusia hidup di Mars tanpa perlindungan. Kita akan menerima 5 ribu kali radiasi lebih banyak dibanding tinggal di Bumi. Radiasi yang sangat besar tersebut dapat menyebabkan kanker. Bahkan menyebabkan kematian dini akibat keracunan radiasi. Sehingga kita tidak dapat membuat rumah biasa seperti di Bumi.
Mengelola dan Meminimalkan Limbah
Selain memikirkan desain, kita juga harus memikirkan limbah-limbah rumah tangga yang pasti akan selalu ada di setiap rumah. Untuk dapat tinggal di habitat luar angkasa, sebisa mungkin kita harus mendaur ulang limbah-limbah yang kita pakai. Tidak hanya limbah, energi, bahan bakar, dan makanan pun harus dikelola sebaik mungkin.
Di mars kita harus mencari cara untuk dapat bertahan hidup. Kita harus menciptakan teknologi untuk bertanam, mengelola makanan, dan mendaur ulang udara, air, dan limbang dengan energi yang minimal.
Para ilmuwan memiliki ide untuk pembuangan limbah yang dapat diolah. Limbah yang diolah tersebut digunakan sebagai sistem tenaga atau berbagai kebutuhan lain seperti kompos menggunakan kotoran manusia yang diolah. Begitu juga dengan energi yang menggunakan tenaga surya.
Menggunakan Bahan Bangunan Lokal yang Ramah Lingkungan
Membangun rumah di Mars membutuhkan kocek yang besar. Manusia tidak mungkin membahwa rumah menuju Mars, atau bahan-bahan bangunan yang biasa dari Bumi. Harganya pasti akan jauh lebih mahal. Ada berbagai cara untuk menggunakan bahan bangunan dan desain untuk membangun rumah di Mars.
Salah satu ide yang dicetuskan James Noman adalah Earth Baging. Teknik menggunakan tanah sekitaran mars yang diisi pada rongga kokoh kedap udara untuk membangun struktur yang murah dan stabil.
Bob Myhll, seorang ahli geografi dari University of Brisol yang bekerja di NASA juga mengusulkan metode tersebut dapat memberikan persai radiasi yang tebal saat membangun rumah di Mars. Kedua ide tersebut mengusulkan manusia perlu memanfaatkan tanah tandus Mars.
Para peneliti dari Universitas Northwestern juga memikirkan alternatif membangun rumah dengan bahan beton belerang. Belerang sangat banyak tersedia di Mars. Di Bumi manusia membutuhkan semen dan kerikil sekaligus air yang cukup banyak untuk membangun rumah. Sedangkan di Mars, air adalah barang yang sangat berharga, kita tidak bisa menggunakannya sebanyak di Bumi.
Terraforming
Penghijauan besar-besaran di Mars sangat diperlukan. Teknik itu dikenal dengan terraforming. Mungkin saja kita bisa mengumpulkan ekosistem Bumi ke planet Mars. Misalnya, kita perlu melakukan penelitian besar untuk menyelidiki bagaimana akhirnya pohon dapat tumbuh di Mars dengan jumlah besar.
Selain itu, kita juga membutuhkan teknik pertanian yang cukup baik. Pertanian sangat penting bagi manusia agar manusia dapat makan dan bertahan hidup.
Inovasi Terbaru Rumah Mars, MARSHA
Ternyata, sudah ada manusia yang jauh-jauh hari memikirkan segala cara untuk membangun rumah di Mars. Namanya adalah MARSHA. Rumah yang dibentuk dari teknologi super canggih ini diciptakan oleh AI Space Factory dan memenangkan Tantangan Habitat Cetak 3-D dari NASA pada 2019 lalu. Fakta menarik tentang MARSHA yang lainnya adalah cara membangun rumah dari AI SpaceFactory ini adalah menghadirkan inovasi dengan perangkat lunak, bahan lokal, dan integrasi robot.
Teknologi ini tidak hanya dapat digunakan untuk membangun rumah di Mars. Bahkan dapat digunakan untuk membangun rumah di Bumi, yang mana kebanyakan rumah di Bumi memerlukan energi yang tidak dapat terbarukan dan meninggalkan timbunan limbah yang besar.
Inovasi tersebut menciptakan rumah dengan cara bangun rumah dengan teknologi 3D dan menghasilkan bangunan yang lebih murah, berkelanjutan, dan lebih aman. Di lingkungan asing yang berjarah 54,6 juta kilometer, konstruksi dan material benar-benar dipikirkan secara matang. Konstruksinya menggunakan serangkaian analisis data dan telemetri. Bahan bangunannya dicetak dengan komposit alami dan bahan daur ulang yang lebih kuat dan tahan lama dibanding beton.
Cara membangunnya, perusahan-perusahaan tersebut perlu mengirim mesin ke Mars. Kemudian disusul oleh manusia yang perlu menggali bahan-bahan di Mars dan diolah menjadi bahan yang dapat disimpan. Lalu bahan-bahan tersebut, dengan menggunakan teknilogi 3D untuk mencipatakan MARSHA.
AI SpaceFactory juga bekerja sama dengan Techmer PM untuk merumuskan campuran serat basal yang diesktrak dari batuan Mars. Sekaligus merumuskan bioplastik yang terbarukan, yang diolah dari tanaman yang ditanam di Mars. Campuran basal dari batuan mars tersebut mengungguli beton dalam kekuatan dan daya tahannya, sekitar 2 hingga tiga kali lebih kuat dari beton.
MARSHA juga dirancang secara opitmal untuk menangani atmosfer, tekanan panas, dan radiasi yang besar. Bentuk MARSHA sangat unik, ia berbentuk dan menggunakan skema dua cangkang yang unik untuk mengisolasi ruang layak huni. Interiornya juga dibuat modern dan sesuai dengan kebutuhan manusia. Bahan-bahannya yang pasti tidak beracun dan ramah lingkungan.
Kesimpulan
Itu dia cara bangun rumah di Mars. Tentu akan jauh lebih rumit dibandingkan membangun rumah di Bumi. Kita perlu memikirkan rumah berteknologi tinggi yang dapat melindungi kita dari badai Mars, radiasi tinggi, dan tekanan panas. Para ilmuwan bahkan sudah menciptakan MARSHA, rumah Mars yang dapat dihuni manusia. Selain itu, dengan tinggal di MARSHA, kita juga harus banyak mengisolasi di dalam rumah dikarenakan kita tidak bebas keluar masuk rumah.
Nah, bagaimana? Tertarik dengan MARSHA? Tenang, kamu dapat mencobanya dahulu di Bumi. Bangunan itu bernama TERA, dan struktur bangunannya mirip MARSHA. Kamu perlu mengeluarkan uang yang cukup besar, yakni sekitar 175 sampai 500 dolar AS atau setara dengan 2,6 hingga 7,5 jutaan per malamnya. Siap-sipa nabung untuk beli MARSHA, ya!
Sumber :
- How to Build a House on Mars – The Atlantic.
- Five things you need to do to build a home on Mars – The Conversation.
- Marsha AI Spacefactory’s Mars Habitat – AI Spacefactory.
(Diakses 3 Juni 2020)