Fakta Unik Mumifikasi Mumi Api Kabayan

Mumi tidak hanya terdapat di Mesir saja, lho. Di Asia Tenggara, selain Suku Toraja, ada Suku Ibaloi dari Filipina yang dikenal dengan Mumi Api Kabayan. Mumi Api Kabayan merupakan salah satu warisan dunia yang terancam punah. Ia dikenal unik karena proses mumifikasinya yang menggunakan tembakau dan sangat rumit. Apa saja fakta unik mumifikasi Mumi Api Kabayan, ya?

Apa itu Mumifikasi?

Mumifikasi merupakan proses pengawetan mayat yang sangat terkenal di kalangan Raja dan para bangsawan Mesir. Bahkan mumifikasi juga dilakukan kepada hewan-hewan yang dianggap keramat. Proses mumifikasi sudah ada sejak 3 ribu SM. Proses muminya berlangsung alami karena kondisi iklim Mesir yang kering dan bergurun. Dan pada 400 tahun kemudian, mumifikasi dilakukan secara sengaja.

Proses mumifikasi yang utama adalah  menghilangkan lembap pada tubuh agar bakteri tidak dapat merusaknya. Teknik mumifikasi yang paling terkenal adalah Mesir dengan cara dibalsem. Sebelum dibalsem tubuh akan dikeluarkan organnya terlebih dahulu, tapi jantung tidak dikeluarkan. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, jantung berguna untuk kehidupan selanjutnya.

Lalu tubuh garami, dirawat dengan resin, kemudian dibungkus dengan berlapis-lapis perban linen. Teknik unik mumifikasi Mesir Kuno juga terletak pada mantra-mantra yang dirapalkan untuk melindungi tubuh-tubuh mumi. Kemudian kita mengetahuinya sebagai kutukan Fir’aun.

Mumi tidak hanya diketahui berada di Mesir saja. Beberapa suku dari berbagai negara pun memiliki tradisi unik tersebut. Tradisi mumifikasi tersebar di seluruh dunia dan dalam bebagai peradaban, seperti Inca, Aborigin Australia, Astec, dan juga peradaban Eropa Katholik di Sisilia, Italia. Teknik unik mumifikasi mumi juga memiliki tradisinya masing-masing.

Di Asia Tenggara, mumifikasi juga dilakukan oleh beberapa suku yang terikat dengan tradisi. Di Indonesia ada Suku Toraja di Sulawesi Selatan yang memiliki tradisi tersebut. Uniknya mumifikasi tersebut hanya diberi ramuan agar jenazah awet dan disimpan dalam peti untuk diletakkan di gua. Ada pula Suku Ibaloi di Filipina yang memiliki teknik unik mumifikasi mumi.

Tidak hanya berdasarkan suku, mumifikasi juga dilakukan oleh para pemuka Buddha yang melakukan “mumifikasi sendiri”. Ketika mereka menghabiskan waktu untuk tidak makan, mereka akan meminum getah beracun. Getah itu dapat berefek muntah yang mampu menghilangkan cairan tubuh.

Getah itu pula yang membuat serangga enggan hinggap di tubuhnya. Jika waktunya sudah tepat, biarawan tersebut dimakamkan hidup-hidup. Proses mumifikasi biarawan jarang yang berhasil.

Mumi Suku Ibaloi dari Filipina

Mumi Api Kabayan dari Suku Ibaloi, Filipina.
Mumi Api Kabayan dari Suku Ibaloi, Filipina.

Ibaloi, juga disebut dengan Nabaloi atau Inibaloy merupakan salah satu suku yang ada di Filipina. Mereka adalah suku yang dikenal dengan orang Beugeut, yang menduduki pegunungan utara Luzin. Kehidupan sehari-hari mereka adalah bertani. Dalam sejarahnya, penduduk asli Ibalois bermigrasi melalui sungai dari pantai Ilocos dan Lingayen ke Pegunungan Cordillera Selatan.

Ibaloi bermakna “orang yang tinggal di rumah”. Mereka memiliki budaya yang kaya bahkan sebelum penjajahan Spanyol. Mereka juga dikenal dengan tradisi mumifikasi kuno yang dikenal dengan mumi Ibaloi, atau Mumi Benguet atau Mumi Api Kabayan. Suku Ibaloi percaya bahwa makhluk tertinggi dan roh membimbing cara hidun dan masa depan mereka.

Orang-orang terpandang dan kaya biasanya menjaga mayat orang yang dikasihi dengan mumi. Proses dan teknik mumifikasi mereka rumit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Bisa berminggu-minggu bahkan bertahun-tahun.

Pada awal abad ke-20, beberapa mumi ditemukan disimpan di berbagai Gua Kabayan di Gunung Cordillera. Mumi itu tertutup peti dan diperkirakan berusia 1200 dan 1500 Masehi. Gua itu dipercaya oleh masyarakat setempat dihuni oleh arwak leluhur. Biasanya penduduk akan memberi persembahan dan ritual. Tradisi itu disebut Tradisi Cañao.

Ritual tersebut adalah ritual ucapan syukur. Ritual dilakukan dengan berbagai upacara dan pesta pora. Salah satu perayaannya adalah Pechit atau Pesshet yang mengharuskan pesta untuk semua orang Suku Ibaloi. Salah satu perayaannya adalah ritual menenangkan roh, mencari petunjuk, atau hanya untuk ucapat syukur dan terima kasih. Perayaan-perayaan itu bisa memakan waktu seminggu.

Mumi Api Kabayan juga ditemukan di berbagai gua penguburan. Ada terdapat 15 gua berisi mumi manusia yang diawetkan. Gua mumi “api” merupakan tempat yang terancam karena vandalisme. Sayangnya, mumifikasi mumi “api” Kabayan sudah mati tahun 1500-an ketika Filipina dijajah Spanyol. Gua Kabayan kemudian dinobatkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

Mumi Diawetkan dengan Api dan Tembakau

Mumi Api Kabayan berada dalam peti.
Mumi Api Kabayan berada dalam peti.

Mumi bagi sebagian tradisi dipercaya selama ribuan tahun untuk melindungi dan menghormati orang yang telah mati. Setiap daerah memiliki proses sesuai dengan budayanya masing-masing. Misalnya dengan Suku Ibaloi yang memiliki Mumi Api Kabayan.

Fakta unik mumifikasi mumi api Kabayan oleh Suku Ibaloi sudah terkenal di seluruh dunia. Nama Mumi Api disematkan karena mereka menggunakan api dan asap untuk mengawetkan jenazah. Tetapi, sebelum jenazah diawetkan, orang yang akan mati tersebur akan meminum minuman dengan garam yang sangat tinggi yang membuat tubuh dehidrasi.

Langkah itu berguna untuk mempermudah proses pengeringan sebelum kematian. Setelah meninggal, sisa proses mumifikasi Mumi Api Kabayan akan berlangsung. Proses terserbut sangatlah lama dan tekniknya cukup rumit. Jenazah akan dibersihkan dan ditutupi dengan garam. Kemudian, ia akan ditempatkan di atas api dalam posisi duduk.

Tubuh tersebut tidak dibakar oleh api, tetapi digantung di atas api yang membara. Panas dan asap akan sepenuhnya mengeringkan tubuh tersebut dengan perlahan. Proses mumifikasi mumi api Kabayan juga melalui proses pengasapan dalam tubuh dengan asap tembakau

Untuk mengeringkan organ dalamnya, orang akan meniupkan asap tembakau melalui mulut jenazah. Ternyata itu bermanfaat untuk mengeringkan cairan tubuh, khususnya organ dalam. Mumifikasi mumi api Kabayan dikatakan unik oleh para ilmuwan. Pasalnya, jarang sekali ada teknik pengasapan api dan tembakau. Kemudian mumi Api Kabayan akan masukkan di dalam peti yang terbuat dari kayu pinus untuk diletakkan di gua yang tinggi.

Pada 1900 pernah terjadi pencurian mumi Apo Annu oleh para penjajah Spanyol. Apo Annu dikenal dengan kepala suku yang sangat hebat. Ia merupakan pemburu yang handal dan dipercaya sebagai manusia setengah hewan. Suku Ibaloi menginginkan kepala suku dikembalikan karena setelah kehilangan mumi tersebut, mereka dilanda berbagai bencana. Akhirnya, Apo Annu dikembalikan ke tempatnya semula

Kesimpulan

Itulah fakta unik mumifikasi mumi Api Kabayan dari Suku Ibaloi di Filipina. Prosesnya cukup panjang dan rumit. Bahkan membutuhkan waktu yang sangat panjang. Suku Ibaloi merupakan suku asli Filipina yang dikenal dengan kekayaan budayanya, salah satunya adalah mumifikasi mereka.

Bahkan, mumi Api Kabayan juga dinobatkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Mumi Api Kabayan juga dinyatakan sebagai situs yang terancam punah. Hal itu dikarenakan penjarahan ilegal, penambangan, juga vandalisme.

Sumber :

  • Fakta Baru, Asap Tembakau Bisa Digunakan untuk Membuat Mumi – Liputan 6.
  • 5 Fakta Proses Mumifikasi, Membutuhkan Waktu Hingga 70 Hari – IDN Times.
  • The Ibaloi People and Their Ancient Traditions – Ethnic Groups Philippines.
  • Fire Mummies – The Smoked Human Remains of the Kabayan Caves – Ancient Origins.
  • Mummy History – History.

(Diakses 22 April 2020)