Manusia membutuhkan energi yang besar untuk melangsungkan kehidupannya. Energi itu kita gunakan untuk menghasilkan sumber daya makanan, listrik untuk produksi, hingga transportasi.
Energi yang kita miliki saat ini masih ada yang bergantung pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Beberapa orang mencari sumber energi yang berkelanjutan, ada usulan suatu jika kita membangun Dyson Sphere untuk sebagai sumber energi.
Bola Dyson dapat membuat energi alternatif yang diakses manusia tanpa akan takut kehabisan energi.
Jika kita membangun Dyson Sphere, kira-kira apa yang akan terjadi? Sebelum membahas itu, kita kenalan dulu dengan Bola Dyson.
Mari Mengenal Bola Dyson
Bola Dyson atau Dyson Sphere adalah suatu megastruktur yang dicetuskan Freeman Dyson pada tahun 1960.
Bola ini dikonstruksikan seperti sistem satelit yang mengelilingi atau memerangkap sebuah bintang (jika di Tata Surya adalah Matahari) untuk menyerap energinya.
Bola Dyson itu berbentuk bundar dengan mengeliling matahari dengan radius 150 juta kilo meter dengan ketebalan bahan setebal tiga meter.
Freeman Dyson mengatakan jika Bola Dyson bisa dibangun jika kita mengupayakan peradaban baru dan merencanakan keberlangsungan kebutuhan energi jangka panjang.
Freeman Dyson mengatakan pencarian bukti keberadaan megastruktur seperti itu, akan menuntun kita menemukan kehidupan ekstraterestrial yang luar biasa.
Bola Dyson sangat erat kaitannya dengan kehidupan alien yang sudah mampu membangun megastruktur untuk menyerap energi bintang sebagai sumber kehidupan mereka.
Ada banyak cara yang diusulkan untuk membangun Bola Dyson. Saat ini peradaban manusia menurut skala Kardashev belum mencapai Peradaban I.
Saat ini peradaban kita baru mencapai 0,73. Untuk mempermudah pembangunan Bola Dyson, struktur Dyson yang pernah diusulkan adalah Cincin Dyson, roket-roket Dyson (Dhyson Swarm), gelembung Dyson, dan kerangka Dyson.
Cincin Dyson adalah cincin besar yang mengelilingi matahari. Cincin ini berisi sejumlah layar surya co-palanar yang diletakkan di sekitar bintang. Layar ini akan mengumpulkan energi dan menyalurkannya secara nirkabel ke bumi.
Kemudian, ada Dyson Swarm yang dianggap paling masuk akal sebagai kerangka. Dyson Swarm adalah cermin yang tak terhitung jumlahnya dengan layar pengumpul energi yang mengelilingi matahari tetapi bentuknya mirip cincin yang berlapis-lapis.
Gelembung Dyson berbentuk cincin tetapi lebih menyebar membentuk seperti bola berongga. Sedangkan cangkang Dyson atau Dyson Shell berbentuk seperti cangkang yang memerangkap matahari.
Tetapi, bentuk Dyson Shell akan membutuhkan materi yang sangat banyak.
Ide Dyson Bubble mengambil ide-ide sebelumnya dan membangun di atasnya menciptakan sistem satelit cerdas yang benar-benar mengelilingi bintang.
Teknologi belum mencapai tingkat ini tetapi ini merupakan cara alternatif hebat lainnya untuk menciptakan struktur Dyson.
Pertama, Kita Akan Menambang Merkurius
Untuk membangun Dyson Sphere kita pasti harus memiliki konstruksi dan bahan untuk membangun kerangka tersebut. Tingkat konstruksi harus efisien.
Selain itu, bahan konstruksi haruslah sangat kuat karena akan dekat dengan matahari. Kita bisa menambang planet Merkurius untuk mendapatkan bahan tersebut.
Merkurius adalah planet yang paling dekat dengan matahari. Bahannya harus sekuat merkurius untuk dapat bertahan dengan radiasi dan panas matahari. Rencana itu pernah dikemukakan oleh George Dvorsky.
Tentu saja kita pasti membutuhkan teknologi untuk menambang merkurius.
Teori itu menimbulkan perdebatan. Phil Pait, seorang astronom mengatakan jika itu sangat tidak mungkin. Untuk menambang merkurius diperlukan energi yang sangat besar.
Dapat dikatakan, kita membutuhkan 100 miliar kali konsumsi energi tahunan yang digunakan oleh Amerika Serikat.
Kita juga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menambang merkurius, yakni selama 120 triliun tahun. Selain itu, jika tidak cukup, kita perlu menambang planet-planet sekitar seperti Venus dan asteroid. Kira-kira akan membutuhkan waktu berapa lama ya?
Kedua, Kita Akan Memiliki Akses Energi Surya Kolosal
Jika kita membangun Bola Dyson, artinya kita mengekstrak energi matahari yang dikumpulkan lewat panel-panel di sekeliling matahari. Kita akan memiliki akses energi kolosal, yakni sebesar 400 septillion watt, satu triliun kali lebih banyak dibandingkan energi yang kita gunakan saat ini.
Energi kolosal surya tersebut tentu bisa kita gunakan untuk kegiatan apapun. Mungkin saja energi itu adalah bahan bakar transportasi kita kelak. Jika kita sudah dapat membangun bola Dyson, transportasi kita tidak hanya antar pulau atau negara, melainkan antar planet.
Untuk mendapat energi sebesar itu, perhitungan dilakukan dengan membangun Bubble Dyson yang solid. Bubble Dyson dianggap konstruksi yang paling pas dan baik untuk menangkap energi matahari dengan jarak dekat.
Ketiga, Peradaban Manusia Sudah Menguasai Tata Surya
Bola Dyson eksis di film-film dan karya sastra fiksi ilmiah. Di Star Wars misalnya, Bola Dyson digambarkan sangat besar dan pusat energi manusia. Teknologi yang sangat hebat seperti itu memang hanya bisa kita lihat saat ini lewat film fiksi ilmiah.
Tetapi, menurut skala Kardashev, itu artinya manusia sudah beranjak dari Peradaban Tipe I. Manusia saat itu terjadi, berada di peradaban Tipe II di mana manusia sudah dapat memanfaatkan energi bintang sebagai energi. Manusia juga akan hidup dengan teknologi yang sangat maju.
Peradaban Tipe II dalam skala Kardashev juga menjelaskan bahwa manusia bisa hidup di planet-planet lain yang telah terraformasi, seperti Mars dan Venus.
Bisa dibayangkan jika kita bisa berlibur ke Mars untuk merayakan tahun baru atau sekadar berenang ke di Venus hanya dengan membayar tiket akomodasi roket dan hotel?
Bisakah Kita Membangun Bola Dyson?
Lalu, apakah manusia dapat membangun Bola Dyson? Itu pertanyaan rumit. Dyson Sphere atau Bola Dyson memang baru sekadar megastruktur hipotesis.
Megastruktur besar yang mencakup daya bintang tersebut sebetulnya pertama kali diungkapkan oleh Olaf Stapledon dalam novel fiksi ilmiah karyanya berjudul Star Maker.
Konsep itu diadopsi oleh Freeman Dyson yang menganggap bahwa megastruktur itu dapat dibangun untuk kehidupan jangka panjang.
Bayangkan jika akhirnya kita harus menambang bebatuan planet lain untuk bahan konstruksi Bola Dyson, kemudian kita perlu mengembangkan serangkaian teknologi untuk menerbangkannya.
Tidak hanya itu, dalam buku Evolving the Alien: The Science of Extraterrestrial Life, kita sebetulnya belum bisa memprediksi peradaban yang lebih maju akan seperti apa.
Mungkin saja Bola Dyson dapat dibangun. Tapi dalam jarak yang sangat lama. Mungkin 4 miliar tahun mendatang, Bola Dyson bisa dibangun oleh manusia jika manusia belum punah.
Kesimpulan
Bola Dyson atau Dyson Sphere adalah suatu megastruktur yang pertama kali dicetuskan Freeman Dyson pada tahun 1960.
Megastruktur besar yang mencakup daya bintang tersebut sebetulnya pertama kali diungkapkan oleh Olaf Stapledon dalam novel fiksi ilmiah karyanya berjudul Star Maker. Konsep itu kemudian diadopsi oleh Freeman Dyson.
Bola Dyson sangat erat kaitannya dengan Peradaban Tipe II. Di mana manusia sudah mampu membuat teknologi untuk menguasai energi bintang.
Jika kita membangun Dyson Sphere, kita juga menguasai energi kolosal yang jumlahnya sangat fantastis, yakni sebesar 400 septillion watt, satu triliun kali lebih banyak dibandingkan energi yang kita gunakan saat ini.
Sayangnya, teori Bola Dyson memang dapat dihitung. Untuk membangun konstruksinya, akan diperlukan waktu dan energi yang sangat besar.
Mungkin Bola Dyson akan terbentuk 4 miliar tahun yang akan mendatang. Tetapi, bisa saja bola itu tidak pernah dibangun sama sekali.
Sumber :
- Could We Build Our Own Dyson Sphere? – The Atlantic.
- What If We Built a Dyson Sphere Around the Sun? – Insh World.
- Everything You Need to Know About Hypothetical Sun Megastructure, the Dyson Sphere – Interesting Engineering.
- Destroying Mercury To Build A Dyson Sphere Is A Bad Idea – Forbes.
- Skala Kardashev – Wikipedia.
(Diakses 22 Mei 2020)