Jika Lubang Hitam mendekati Tata Surya tentu menimbulkan banyak efek yang akan terjadi. Salah satunya kita akan digiling menjadi spageti, yakni memipih dan memanjang. Kok serem, sih? Tenang, tapi ada kemungkinan lainnya kalau Tata Surya dan Bumi akan aman.
Apa yang terjadi jika Lubang Hitam mendekati Tata Surya? Kali ini Bicara Indonesia akan membahas efek-efek tersebut.
Apa Black Hole itu?
Black Hole atau Lubang Hitam merupakan objek kosmik yang memiliki gravitasi, dan kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Ia merupakan objek ruang waktu yang menghisap semua benda di antariksa.
Untuk lepas dari lubang hitam sangatlah tidak mungkin karena tarikan gravitasinya sangat kuat. Bahkan, tidak ada objek yang sama atau lebih cepat dari cahaya kecuali Lubang Hitam.Objek yang dekat dengan Lubang Hitam akan terhisap olehnya dan kesempatan untuk keluar sangatlah kecil.
Lubang hitam terbentuk karena karena ada sebuah bintang massif yang memiliki massa 25 kali Matahari. Saat bintang tersebut kehabisan nitrogen untuk menahan gravitasinya, ia akan runtuh ke pusat energi.
Materi bintang yang tidak terbentuk akan terlontar ke ruang angkasa dan meledak menjadi supernova. Ledakan itu dapat menghasilkan Lubang Hitam yang memiliki massa jauh lebih besar dari Matahari. Lubang Hitam Supermasif atau Supermassive Black Hole adalah Lubang Hitam yang memiliki gravitasi sangat besar dan kuat.
Lubang Hitam Supermasif biasanya tinggal di pusat galaksi. Ia berbeda dengan Lubang Hitam kecil. Bahkan, proses terbentuknya masih menjadi misteri terbesar dalam dunia astronomi. Teori menyebutkan pembentukannya berawal dari Lubang Hitam kecil atau generasi awal yang membesar. Ia membesar karena memakan bintang dan gas yang ada di sekelilingnya.
Lubang Hitam Supermasif juga dapat membesar karena penggabungan lubang hitam. Lubang Hitam tersebut menjadi pusat galaksi-galaksi kecil yang dulunya bertabrakan. Stephen Hawkins mengatakan jika Lubang Hitam tidaklah berwarna hitam. Lubang Hitam memancarkan radiasi. Mereka sebetulnya terang. Proses hisap Lubang Hitam itulah yang membuat cahaya tidak dapat lolos darinya.
Di Galaksi Bima Sakti atau Milky Way ini, sebenarnya terdapat Lubang Hitam. Lubang Hitam dekat dengan Tata Surya adalah V616 Monocerotis memiliki massa 9 hingga 13 kali massa Matahari. Jaraknya 3000 tahun cahaya dari Bumi. Lalu ada Cygnus X-1 yang terdeteksi. Ukurannya 15 kali massa matahari dan berjarak 6000 tahun cahaya dari Bumi yang mana itu juga dekat dengan Tata Surya.
Kita akan Menjadi Spageti!
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Lubang Hitam memiliki gaya gravitasi yang besar dan kuat. Dalam teori penghisapan si Lubang Hitam ini, materi yang tertarik ke dalamnya akan berbentuk seperti spageti atau dikenal dengan Spagetifikasi.
Efek itu disebabkan adanya gradien gravitasi, atau perubahan percepatan ruang gravitasi pada benda-benda yang dekat dengan Lubang Hitam. Benda itu akan merengang, dan merasakan tarikan gravitasi. Benda akan ditarik dalam arah yang berbeda dari ujung benda yang dapat menyebabkan benda tersebut memanjang. Tidak hanya memanjang, tubuh kita juga akan menjadi pipih di bagian tengahnya atau biasa disebut dengan konversi.
Misalnya Bumi jatuh ke Lubang Hitam, Bumi akan memanjang dan memipih bahkan layaknya spageti sebelum memasukinya. Bagaimana jika terjadi pada manusia? Tidak jauh beda. Bentuk tubuh kita akan menyerupai spageti karena itu. Kita akan mencontohkan seorang astronot yang mendekati Lubang Hitam.
Saat astronot tersebut mendekat, ia akan dipercepat geraknya menuju ke arah titik peristiwan tersebut. Saat memipih dan memasuki Lubang Hitam, waktu akan mengalami perubahan. Itulah yang dirasakan oleh astronot tersebut. Distrosi ruang dan waktu membuat waktu kita dengan astronot akan berbeda.
Untuk Lubang Hitam biasa, gaya gravitasinya tidak sekuat Lubang Hitam Supermasif. Titik hisapnya akan berada beberapa ratus kilometer. Sedangkan untuk lubang hitam supermasif yang ternyata ada di Galaksi Bima Sakti, objek yang terhisap bisa dari jarak puluhan ribu kilometer dari pusatnya. Pengamat mengatakan peristiwa lubang hitam mampu melihat kita melambat secara masif untuk kemudian memudar.
Tata Surya Menjadi Kacau
Jika Lubang Hitam mendekati Tata Surya berjarak puluhan ribu kilometer, gravitasi kita akan kacau. Bahkan, hanya untuk melintas saja. Gravitasi milik Lubang Hitam akan mengacaukan gravitasi Bumi, entah itu menggeser atau lainnya. Jika jauh lebih dekat akan semakin memburuk.
Bumi dan planet-planet sekitar mungkin akan terkena efek spagetifikasi. Tepian Bumi yang dekat dengan Lubang Hitam akan terhisap. Kehancuran Planet Bumi dan Tata Surya benar-benar di depan mata. Mulanya atmosfer akan ditarik lalu bantuan, dan hingga seluruh isinya. Bumi tidak tersisa, bahkan manusia tidak akan ada.
Ada teori mengatakan bahwa manusia mungkin akan tetap hidup, tetapi secara holografis. Hal itu masih diteliti lebih lanjut oleh para ilmuwan.
Selain itu, dampak lainnya Lubang Hitam dekat Tata Surya adalah orbit akan bergeser, dan mungkin asteroid akan saling bertabrakan dengan planet akibat perubahan orbit Matahari. Ada pula sebuah penelitian, jika objek terletak di sekitaran Lubang Hitam, bisa saja kita mengorbit Lubang Hitam. Para ilmuwan mengamati adanya objek yang mengorbit Lubang Hitam dan mereka tampak stabil.
Artinya, jika Tata Surya berada di jarak aman dari Lubang Hitam meski mereka mendekat Bumi akan stabil dan tidak terpengaruh. Mungkin, itu yang akan terjadi dengan planet-planet lainnya jika Lubang Hitam mendekati Tata Surya.
Mungkin Kita Bisa Pindah ke Lubang Hitam
Jika Lubang Hitam dekat dengan Tata Surya, ada dua kemungkinan tetap stabil atau ikut terhisap. Tetapi bagaimana jadinya jika kita tinggal di Lubang Hitam? Teori itu pernah dikemukakan di film Interstellar karya Christopher Nolan. Tentu itu membuat gempar para penggemar film, meski itu merupakan prospek yang bagus.
Kita bisa mengorbit Lubang Hitam dan menggunakan energi dan suhu dari Lubang Hitam tersebut. Tentu saja itu teori fiksi yang mungkin bisa dibilang mustahil, apa mungkin hal itu bisa terjadi?. Kalaupun bisa, Pastinya Lubang Hitam harus berhenti menyedot dan tidak memancarkan radiasi yang besar agar kita bisa tinggal di sekitar lubang hitam.
Kesimpulan
Nah, sekarang kalian paham kan dampaknya jika Lubang Hitam mendekati Tata Surya? Bumi dan planet-planet sekitar mungkin akan terkena efek spagetifikasi. Tepian Bumi yang dekat dengan Lubang Hitam akan terhisap. Orbit akan bergeser dan mungkin asteroid akan saling bertabrakan dengan planet akibat perubahan orbit Matahari
Tetapi selain hal itu ada kemungkinan lainnya. Para ilmuwan mengamati adanya objek yang mengorbit Lubang Hitam dan mereka tampak stabil. Artinya, jika Lubang Hitam mendekati Tata Surya dan berada dalam jarak aman, Tata Surya akan stabil dan tidak terpengaruh. Mungkin, itu yang akan terjadi dengan planet-planet lainnya jika Lubang Hitam dekat dengan Tata Surya.
Sumber:
- Apa yang terjadi jika Bumi jatuh ke dalam lubang hitam, akankah seperti spageti? – The Conversation.
- Lubang Hitam – Langit Selatan.
- Lubang hitam paling dekat ke Bumi adalah Biner – Science
(Diakses 22 April 2020)