Saturnus dikenal dengan planet gas yang memiliki cincin yang sangat indah. Cincin itu tampak tebal dan mengelilingi palent Saturnus membentuk bentuk oval dengan gradasi warna yang berbeda-beda. Tapi, kawan-kawan Bicara tahu mengapa planet memiliki cincin?
Faktanya, ternyata Saturnus bukanlah satu-satunya planet cincin di sistem solar kita. Meski begitu, ada berbagai pertanyaan tentang cincin planet. Mengapa planet memiliki cincin? Lalu, terbuat dari apakah cincin-cincin ituitu?
Nah, artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar cincin planet. Sebelum membahas penyebab suatu planet dapat memiliki cincin, kita kenalan dulu dengan planet-planet bercincin di Tata Surya selain Saturnus.
Jupiter
Planet dengan noktah atau bintik merah ini ternyata memiliki cincin tipis. Planet cincin Jupiter terdiri dari cincin halo, cincin utama, dan cincin gossamer. Cincin utama bisasanya lebih terang dengan kedua cincin lainnya. Cincin utama Jupiter terbuat dari debu, yang kemungkinan terdiri dari materi yang berasal dari satelit Adrastea dan Metis.
Selain itu, cincin Jupiter berbeda dengan planet cincin Saturnus yang terbuat dari es. Planet cincin Jupiter terdiri dari materi-materi yang tertarik ke arah Jupiter karena gravitasi nya yang kuat. Materi yang tertahan di sekeliling Jupiter mengorbit dan dipertebal oleh materi hasil tubrukan lainnya. sedangkan untuk cincin halo dan gossamer, sebagian besar terbentuk dari materi satelit Thebe dan Amalthea.
Uranus
Planet Uranus memang terkenal sebagai planet lain yang memiliki cincin, selain Saturnus. Memang tidak semegah Saturnus, tetapi sistem cincin planet tersebut paling rumit di antara ke empat planet gas lainnya. Cincin Uranus tersusun dari partikel yang gelap dan memiliki ukuran yang beragam. Mulai dari mikrometer hingga meter.
Planet cincin Uranus memiliki 13 cincin yang berbeda. Cincin yang paling terang adalah cincin epsilon. Kemungkinan besar materi cincin berasal dari sebuah satelit atau beberapa satelit yang terpecah akibat tubrukan berkecepatan tinggi. Pecahan-pecahan tersebut membentuk cincin dengan partikel dalam jumlah terbatas dan bertahan secara stabil di orbit Uranus.
Penemu pertamanya adalah William Herschel yang menemukan cincin Uranus pada 1789. Penampakan cincin Uranus dianggap meragukan karena cukup redup. Selama dua abad, tidak satupun ilmuwan yang mengetahui cincin tersebut.
Hingga pada 10 Maret 1977, James L. Elliot, Edward W. Dunham, dan Douglas J. Mink menemukan cincin tersebut dengan keakuratan yang sama dengan yang dideskripskan William Herschel seperti ukuran cincin epsilon, warnanya yang merah, dan perubahan-perubahan yang terlihat jelas saat Uranus mengelilingi Matahari.
Ketiga ilmuwan itu menggunakan Kuiper Airbone Observatory dan merupakan penemuan “keberuntungan”. Saat itu mereka hendak mengamati okultasi bintang SAO 158687 dan mempelajari atmosfer planet Uranus. Tetapi, saat pengamatan, mereka mendapatkan bintang itu menghilang dari pandangan dan tidak terlihat di balik planet. Mereka akhirnya menyimpulkan adanya sistem cincin di planet Uranus.
Selain itu, mereka juga mendeteki empat cincin yang dicitrakan saat Voyager 2 lewat dekat Uranus pada 1986. Saat itu, satelit juga merekam dua cincin yang tampak redup. Desember 2005, teleskop hubble mendeteksi lebih jelas dua cincin yang belum ditemukan sebelumnya. Kedua cincin tersebut sangat jauh dari Uranus, sehingga di sebut dengan cincin luar.
Cincin luar tersebut memiliki warna biru dan merah. Prediksinya, cincin luar tersebut terbuat dari air es dari permukaan satelit Mab yang mampu menghamburkan cahaya biru. Kemudian, cincin-cincin dalam yang berwarna abu-abu.
Neptunus
Planet biru ini juga memiliki sistem planet cincin yang terbuat dari partikel es. Partikel es tersebut diselubungi bahan silikat atau karbon sehingga warnanya merah. Tiga cincin utama Neptunus adalah cincin Adams yang berjarak 63 ribu kilometer dari Neptunus, Cincin Le Verrier di ketinggan 53 ribu kilometer, dan Cincin Galle yang lemah dan luas berada pada ketinggian 42 ribu kilometer.
Cincin pertama ditemukan pada 1968 oleh tim Edward Guinan. Pada 1984 cincin memiliki celah muncul pada okulasi bintang yang mengaburkan bintang ketika tenggelam. Pada 1989, citra Voyager menangkap beberapa cincin yang lemah dan memiliki struktur yang menggumpal. Hal itu bisa saja terjadi karena adanya interaksi gravitasi dengan satelit kecil di orbit.
Cincin terluar dari Neptunus, Adams, ternyata memiliki lima busur utama. Cincin bagian ini cukup unik. Nama busur itu adalah Courage, Liberté, Egalité 1, Egalité 2 dan Fraternité atau jika diartikan bermakna Keberanian, Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan. Busur tersebut sulit dijelaskan dalam hukum gerakan sebab mereka dapat menjadi cincin yang seragam dalam waktu singkat.
Gerakan busur-busur tersebut sesuai dengan bentuk akibat dari gravitasi Galatea yakni satelit yang ada di dekat cincin tersebut. Cincin-cincin planet Neptunus dikenal dengan cincin yang tidak stabil, ada kerusakan-kerusakan di cincin tersebut. Prediksinya, busur Liberté akan menghilang dalam waktu satu abad.
Mengapa Planet Memiliki Cincin?
Cincin dari masing-masing planet memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan karakter planet dan satelit di sekelilingnya. Pembentukan cincin tersebut kemungkinan besar terperangkap oleh gravitasi planet dan bisa karena gravitasi satelit. Planet-planet gas di Tata Surya memang terkenal dengan tarikan gravitasinya yang kuat.
Puing-puing dalam cincin dapat terbentuk karena adanya pecahan satelit, komet, atau sisa-sisa dari planet itu sendiri. Misalnya, cincin saturnus terbuat dari pecahan-pecahan bulan dan asteroid yang tidak dapat terlepas dari tarikan gravitasinya yang sangat kuat. Saturnus juga memiliki 62 bulan! Jumlah spektakuler tersebut juga disebabkan adanya gravitasi. Begitu spekulasi dari para ilmuwan.
Teori-teori pembentukan cincin memang sangat tergantung dari sifat masing-masing planet. Planet cincin Saturnus memang sangat terlihat megah dibandingkan planet lainnya. Pembentuk cincin planet Jupiter misalnya, ia juga dipengaruhi oleh satelit-satelit lainnya. Ada pengaruh dari satelit Mab yang membentuk warna yang berbeda dibanding cincin bagian dalam.
Kesimpulan
Itulah daftar tiga planet lain yang memiliki cincin selain planet Saturnus. Ketiga planet tersebut memang jarang digambarkan dengan cincin-cincin mereka. Mengapa planet memiliki cincin ternyata dapat dijelaskan karena adanya gravitasi yang kuat dari planet-planet gas. Sehingga, material komet, asteroid, atau satelit yang bertabrakan dan berhamburan tersebut tertahan di sekitar orbit planet.
Sumber :
- Why Does Saturn Have Rings Around It? – Live Science.
- Why Does Saturn Have Rings – Universe Today.
- Saturnus Bukan Satu-satunya Planet Bercincin di Tata Surya – Info Astronomy.
(Diakses 31 Mei 2020)