Sejarah awal mula terbentuknya laut di Bumi tentu tidak terlepas dari sejarah air bermula. Air laut pun berbeda dari air yang kita konsumsi sehari-hari karena kadar garamnya tinggi. Itulah mengapa air dalam cekungan besar menggenangi daratan dan asin disebut sebagai “laut”.
Pada 3,2 miliar tahun silam, bahkan air dalam jumlah banyak tersebut menciptakan kehidupan mikoorganisme. Nah, kira-kira dari mana air berasal? Kali ini Bicara Indonesia akan membahas itu. Simak artikel di bawah ini, ya!
Dari Mana Air Berasal?
Para ilmuwan memperdebatkan awal mula terbentuknya air di Bumi. Beberapa penelitian menemukan bahwa air dibawa oleh komet dan asteroid saat terjadinya Late Heavy Bombardment atau Pengeboman Berat Akhir. Ada pula yang memperdebatkan bahwa air sudah ada di Bumi sebelum meteor dan asteroid menghantam Bumi.
Teori ilmiah yang paling populer mengatakan air Bumi berasal dari asteroid dan komet. Asteroid tersebut dipenuhi es masuk ke Bumi yang saat itu masih kering dan berbatu sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Lalu, ada pula yang mengatakan bahwa air Bumi juga berasal dari komet yang menyimpan air.
Namun, sebuah studi terbaru komet Hale-Bopp, air Bumi tidak berasal dari komet. Komet memiliki komponen air sebagai bahan pembentuknya. Air tersebut berbeda dengan air yang ada di Bumi. Air tersebut mengandung isotop hidrogen yakni deuterium dan lebih sering disebut sebagai “air berat”.
Jika air Bumi terbentuk dari pasokan air komet, seharusnya lautan dan sumber air kita memiliki jumlah deuterium yang sama besarnya dengan komet. Faktanya, laut hanya memiliki jumlah deutrerium yang sangat sedikit. Pada saat Late Heavy Bombardment komet dan asteroid membombardir Bumi. Tetapi kandungan air komet tidak mendominasi kandungan air di Bumi.
Lalu indikasi asteroid merupakan sumber air diketahui air di bumi berusia lebih muda dari Tata Surya. Hal ini kemudian memperkuat hipotesis bahwa asteroid yang terbentuk setelah komet menjadi kuat. Asteroid juga diperkirakan menyumbang 30% air di Bumi.
Eksperimen dilakukan untuk mengetahui benda dari kosmik tersebut mengirimkan air ke Bumi. Percobaan dilakukan dengan menggunakan proyektil yang berkomposisi chondrites karbon yang berasal dari asteroid kuno kaya air. Asteroid kuno tersebut pernah membombardir bumi dengan kecepatan tinggi pada sekitar 4 miliar tahun silam.
Saat percobaan tersebut dilakukan, proyektil meteorit itu ditembakkan dengan kecepatan 18.000 km per jam. Para peneliti mengamati air dalam jumlah banyak dari proyektil berukuran marmer yang terperangkap di bebatuan Bumi.
Penelitian Kristal Kaca dan Debu Matahari
Komet bisa dihilangkan sebagai salah satu pemasok air Bumi. Namun, tentu komet tidak dapat dienyahkan begitu saja, karena komponnen komet ada yang berguna sebagai pendukung mikroorganisme hidup pada 3,2 juta tahun silam.
Para ilmuwan meneliti dan menganalisis batuan dari Pulau Baffin di Kanada. Batuan tersebut mendukung adanya hipotesis muasal air. Batuan tersebut berasal dari mantel Bumi. Di dalam batuan tersebut, terdapat tetesan kecil air yang terjebak di kristal-kristal kaca.
Air yang terjebak tersebut berbeda dari komponen air dari komet. Air tersebut terbuat dari oksigen dan hidrogen normal, bukan dari oksigen dan duterium yang sering dsebut sebagai air berat. Rasio air berat dengan air normal tersebut sangatlah berbeda.
Peneliti lain juga mengungkapkan bahwa air di Bumi bahkan sudah ada sejak Bumi belum terbentuk seperti saat ini. Beberapa peneliuti yang mengeluarkan studi tersebut mengatakan debu-debu yang mengelilingi matahari kemungkinan sudah mengandung air. Debu-debut tersebut menyerap air dalam waktu 1 juta tahun. Kemudian debu tersebut cukup basah lalu menggumpalkan komponen debu pembentuk Bumi.
Bagaimana Laut Terbentuk?
Terdapat beberapa teori yang menyebutkan sejarah awal mula terbentuknya laut. Salah satunya adalah melalui komet dan asteroid yang menyumbang 250.000 ton air di Bumi. Namun tidak hanya itu, air di Bumi juga dapat diciptakan dari dalam Bumi itu sendiri. Yaitu dengan aktivitas vulkanik yang panas.
Bumi pada awal terbentuk sangat panas karena masih berupa lava dari berbagai aktivitas vulkanik. Layaknya kelereng yang meletup-letup. Kemudian, dari aktivitas yang menimbulkan panas tersebut, uap tercipta.
Proses pembentukan air dan laut ini termasuk rumit. Uap tersebut kemudian tekondensasi dan menghasilkan hujan dalam waktu yang cukup lama, yakni ribuan tahun. Ribuan tahun hujan membasahi Bumi dan membuatnya cukup mendingin dan menciptakan cekungan-cekungan air agar tidak menjadi planet kering. Pada 3,8 milyar silam, Bumi sudah berupa Planet biru karena air yang melapisi permukaannya.
Bumi disebut sebagai Planet Biru karena 70% permukaan Bumi ditutupi oleh air. Bumi memiliki air yang menjadi sumber kehidupan di muka Bumi. Air di Bumi berbeda dengan air-air yang dimiliki oleh planet-planet lain dalam Tata Surya. Bahkan komponen pembentuk lautannya pun juga berbeda nantinya dengan sumber air yang sekarang kita konsumsi.
Saat itu hanya ada satu laut terbentuk. Pergerakan lempeng Bumi lah yang menciptakan berbagai pulau yang memecah Pangaea dan Panthalassa (samudera). Bahkan, air laut yang asin ini juga disebabkan oleh hujan. Siklus hujan meruntuhkan mineral dan ion dari batuan dan tanah di darat. Mineral dan ion tersebut menumpuk di samudera karena mengalami proses penghanyutan. Dari tumpukan itulah air laut berasa asin.
Kesimpulan
Berbagai teori sumber datangnya air menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Meski begitu, kita dapat mengetahui bahwa sumber air tidak hanya dibentuk oleh satu faktor saja. Bisa dari asteroid, komet, maupun dari hujan selama ribuan tahun.
Genangan air besar tersebut bahkan juga diciptakan dari hujan selama ribuan tahun sehingga menjadi sajarah awal mula terbentuknya laut. Asteroid pun turut menyumbang berton-ton air untuk Bumi. Laut asin akibat proses tumpukan mineral dan ion dari siklus air hujan.
Sumber:
- Dari Manakah Air di Bumi Berasal? – Mongabay.
- Earth’s Water Probably Didn’t Come From Comets – NASA.
- Origins of Oceans – Youtube National Geographic.
- Asal Air di Bumi: Mana yang Lebih Dulu Muncul, Air atau Bumi? – National Geographic.
- Dari Mana Asal Mula Laut Itu? – Ocean Pulse.
(Diakses 17 April 2020)