Sinyal aneh – Pada 23 Mei 2020 lalu, para astronom mendeteksi sinyal aneh dari pusat Bima Sakti. Mereka kemudian meneliti sumber dari sinyal aneh tersebut.
Ini bukanlah kali pertama para astronom menangkap pancaran sinyal aneh yang dikirimkan dari pusat Galaksi Bima Sakti.
Kira-kira, apa saja sinyal aneh dari pusat galaksi Bima Sakti tersebut? Pastinya, kebanyakan dari sinyal tersebut berasal dari Lubang Hitam yang ada di pusat Bima Sakti.
Lubang Hitam di Pusat Galaksi Bima Sakti
Setiap galaksi memiliki Lubang Hitam di pusat galaksi, termasuk Bima Sakti.
Lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti disebut Sgr A* atau Sagitarius A dengan massa sekitar 4 juta kali dari Matahari.
Lubang Hitam adalah suatu ruang di mana gravitasi sangat kuat sehingga cahaya sekalipun tidak dapat lolos dari ruang itu.
Di sekeliling Lubang Hitam Sgr A* terdapat gugusan bintang yang padat. Para ilmuwan sudah memantau orbit bintang-bintang di sekitar lubang hitam selama lebih dari 20 tahun.
Dari situlah banyak hal yang terjadi ketika Lubang Hitam bergerak dan mengirimkan sinyal di galaksi yang terdeteksi oleh kita.
Di pusat galaksi Bima Sakti terdapat tiga tipe lubang hitam. Pertama adalah Lubang Hitam supermasif Sagitarius A seperti yang sudah dijelaskan di atas. Lalu stellar black holes, yakni berukuran kecil dan mematikan.
Lubang hitam tersebut terbentuk dari runtuhan bintang yang kecil dan padat, dan memiliki massa tiga kali massa matahari.
Kemudian ada intermediate black holes yang terbentuk dari gugusan bintang yang bertabrakan.
Lubang hitam tipe ini ditemukan di tahun 2014. Lubang hitam menengah memiliki massa menengah di tengah galaksi spiral.
Selain tiga tipe tersebut, para astronom pada 2012 juga menemukan lubang hitam di galaksi-galaksi lain yang cukup terkenal.
Sinyal dari pusat galaksi kita yang berasal dari Lubang Hitam memang tidak hanya sekali ini saja terdengar.
Sinyal itu berkali-kali terdeteksi oleh para astronom kita. Banyak sebab mengapa Lubang Hitam kita menimbulkan “bunyi” dan terdeteksi.
Sinyal dari Piringan Akresi Lubang Hitam
Pada 23 Mei 2020, para astronom menemukan sinyal dari pusat Bima Sakti. Sinyal tersebut disinyalir dari Lubang Hitam supermasif yang terletak di jantung galaksi.
Sinyal itu belum pernah ditemukan sebelumnya karena berbeda dengan sinyal-sinyal sebelumnya.
Para peneliti dari Keio University menjelaskan bahwa sinyal tersebut dari piringan akresi di sekitar lubang hitam.
Piringan akresi merupakan struktur yang tercipta dari materi yang mengorbit benda yang sangat besar.
Piringan tersebut menyala dan mengerluarkan sinyal radio yang berputar cepat.
Berdasarkan penelitian dari The Astrophysical Journal Letters, hal tersebut merupakan sekilas gambaran tentang kekacauan di inti galaksi.
Bahkan, fluktuasi tersebut sulit di deteksi meski sudah ada Atcama Large Milimeter yang dapat mendeteksi lebih banyak pancaran dibandingkan sebelumnya.
Fluktuasi yang kemungkinan berasal dari rotasi zat gas disekitar permukaan lubang hitam menyulitkan pengamatan secara langsung.
Sinyal dari Ledakan Bintang Akibat Lubang Hitam
Pada 2019, sinyal berasal dari lubang hitam supermasif berhasil ditangkap oleh ilmuwan. Sinyal itu berasal dari sebuah bintang yang terkoyak oleh lubang hitam.
Lubang hitam memang dikenal dengan tarikan gravitasinya yang sangat kuat. Salah satu akibatnya adalah bintang yang terkoyak akibat sifatnya tersebut.
Hal itu merupakan pertama kalinya mereka mengamati dan menemukan bintang yang terkoyak karena luubang hitam supermasif tersebut. Penemuan itu digunakan untuk menghitung kecepata lubag hitam tersebut berputar.
Menurut pengukuran mereka, kecepatannya tidak terlalu cepat tetapi mampu mengoyak sebuah bintang. Kecetpatannya sekitar 93.000 mil per detik.
Bintang yang terkoyak tersebut melepaskan energi elektromagnetik seperti sinar X dan terdeteksi sebagai sinyal.
Melalui analisis dari bintang tersebut, sepertinya bintang itu bersinar dan memudar setiap 131 detik. Diketahui bintang ini berada di horizon peristiwa lubang hitam dan ia mengorbit lubang hitam.
Sinyal Berasal dari Bintang Tua di Pusat Galaksi
Tidak hanya berasal dari Lubang Hitam, pada Maret 2018 lalu tim astronot bersama ANU (Australian National University) menemukan sinyal sinar gamma yang misterius dari pusat galaksi Bima Sakti.
Sinyal tersebut berasal dari bintang-bintang berusia 10 miliar tahun. Hal itu bukan berasal dari materi gelap seperti yang telah diprediksi sebelumnya.
Dr. Roland Crocker dari ANU menjelaskan hipotesis mereka, bahwa sinyal yang dipancarkan tersebut berasal dari ribuan bintang neutron yang berputar cepat dan disebut sabagi pulsar milidetik.
Pulsar milidetik dekat di Bumi diketahui sebagai penghasil sinar gamma.
Teori bahwa sinyal tersebut berasal dari materi gelap dan menghasilkan sinyal sinar gamma akhirnya disingkirkan karena teori tersebut sulit dipahami oleh para ilmuwan.
Para ilmuwan kesulitan memahami materi gelap yang terdiri dari Weakly Interacting Massive Particles atau Partikel masif yang memiliki interaksi lemah, yang diprediksi berkumpul di pusat galaksi kita.
Kesimpulan
Itulah penjelasan tentang sinyal aneh dari pusat Bima Sakti. Saat ini galaksi di alam semesta kita masih menyimpan banyak misteri.
Pun dengan sinyal-sinyal yang terdeteksi tetapi masih ada yang belum terungkap asalnya dari mana dan apa sebab dari sinyal tersebut.
Pastinya, saat ini manusia sedang berusaha untuk meningkatkan teknologi pengamatan luar angkasa sehingga penelitian berkembang dan kita bisa meneliti galaksi kita dengan lebih luas.
Sumber :
- Astronom Deteksi Sinyal Aneh dari Galaksi Bima Sakti – Republika.
- Signal From Star Being Destroyed at Supermassive Black Hole’s Event Horizon Captured – Newsweek.
- The supermassive black hole at the center of our galaxy may have a friend – The Conversation.
- Mengenal Tiga Tipe Lubang Hitam di Galaksi Bima Sakti – CNN.
(Diakses 26 Mei 2020)