Setiap perempuan selalu ingin tampil cantik dalam keseharian. Tetapi, setiap negara atau daerah memiliki standar kecantikan yang berbeda-beda. Standar kecantikan tersebut mematok bahwa perempuan harus memiliki standar yang dianggap ideal. Misalnya, di Asia ada patokan cantik yakni memiliki kulit putih dengan tubuh ramping serta rambut yang tebal lurus. Tak jarang standar kecantikan itu menjadi standar kecantikan paling mengerikan sepanjang sejarah.
Sayangnya, standar kecantikan tersebut sering dibayar dengan harga yang “mahal”. Seringkali orang-orang merogoh kocek untuk menjadi perempuan dengan standar kecantikan tersebut. Seperti ingin memiliki kulit putih, maka orang-orang menggunakan pemutih yang bisa berbahaya jika tidak ada pendampingan dari dokter. Jaman dahulu juga ada standar kecantikan yang ternyata dilakukan dengan cara-cara yang berbahaya. Inilah 5 standar kecantikan paling mengerikan sepanjang sejarah.
Lotus Feet Mengecilkan Kaki Ala Bangsawan di China
Di China, perempuan yang memiliki “lotus feet” dianggap cantik. Salah satu daya tarik perempuan China untuk memikat pria adalah memiliki kaki kecil. Tak jarang perempuan akan merasa kesakitan akibat kakinya yang mengecil dengan rekayasa.
Untuk mendapatkan lotus feet adalah para gadis yang berusia tiga sampai delapan tahun akan melipat empat jari mereka dan mengikatnya dengan kencang menggunakan perban panjang. Kaki itu akan dibungkus sepanjang hari dengan mengenakan sepatu lotus feet juga. Tak jarang para orang tua akan memaksa anak-anak perempuan mereka meski mereka tidak ingin.
Standar kecantikan tersebut tak lain dilakukan juga demi status sosial mereka. Mereka akan mendapatkan apresiasi dan pujian dari lingkungan. Biasanya, mereka yang memiliki lotus feet merupakan simbol kekayaan. Perempuan dengan kaki kecil mendapatkan mahar pernikahan yang bernilai tinggi.
Lotus feet memiliki tingkatannya sendiri. Semakin kecil, maka akan semakin indah. Jika ukurannya lebih dari 3 1/3 cm maka disebut iron lotuses. Jika dibawah ukuran tersebut akan disebut silver lotuses. Golden lotuses merupakan tingkat paling tinggi, yakni sekitar 2 1/3 cm.
Tradisi lotus feet dimulai saat Dinasti Shang sekitar tahun 1700. Saat itu permaisuri A Shang memiliki kaki yang wajib diikat untuk tidak perlu melakukan berbagai pekerjaan. Ada yang mengatakan jika lotus feet berawal dari Kaisar Li Yi dari Dinasti Tang Selatan (937-975) atau Kaisar Yang dari Dinasri Sui (604-618).
Saat ini, praktik mengikat kaki untuk membentuk lotus feet sudah dilarang. Akibat dari adanya lotus feet, perempuan menjadi tidak dapat bekerja dan sulit melakukan kegiatan sehari-hari. Hal itu ternyata menghambat kemajuan China. Hanya perempuan-perempuan pedesaan yang berprofesi sebagai petani, pedagang, dan kalangan bawah yang tidak memiliki lotus feet. China sudah melarang lotus feet sejak tahun 1912.
Kulit Putih Sangat Pucat
Memiliki wajah yang pucat dengan pipi yang merona merupakan standar kecantikan pada abad ke 18 di Eropa. Perempuan pada saat itu mencampurkan timbal dengan cuka untuk membuat kosmetik yang dapat membuat kulit mereka sangat pucat dan halus. Pada saat itu, belum ada tabir surya dan kebanyakan masyarakat memiliki bekas cacar.
Produk-produk timbal kosmetik seperti Bloom of Ninon sangat terkenal pada abad itu. Mereka seperti meracuni diri sendiri. Efeknya, rambut akan cepat beruban, kulit perih, komplikasi penyakit perut, hingga sembelit. Selain timbal, mereka juga menggunakan arsenik untuk mendapatkan kulit pucat.
Arsenik dapat menghancurkan sel darah merah yang menyebabkan kulit pucat hingga berujung kematian. Para perempuan akan membuat campurannya sendiri dengan arsenik dan kertas. Selain itu, ada puluhan produk arsenik seperti “Dr. Wafer Complex” arsenik yang diklaim tidak berbahaya yang disempurnakan.
Arsenik akan membuat rambut kepala botak dan kulit keriput jika berhenti mengonsumsinya. Tidak berhenti sampai arsenik, banyak perempuan yang akhirnya juga menggunakan merkuri. Merkuri diketahui merupakan bahan kimia yang sangat berbahaya. Bahkan, bahan-bahan merkuri dan timbal juga sampai saat ini digunakan pada produk kosmetik abal-abal.
Melebarkan Pupil Seperti Mata Boneka Cantik
Melebarkan pupil menjadi tren perempuan Italia pada era Rennaissance. Mereka menginginkan pupil yang lebar dan menawan sesuai dengan standar kecantikan kala itu. Mereka melebarkan pupil dengan menggunakan Atropa Belladona. Belladona sendiri berarti “wanita cantik”, tetapi tumbuhan itu tidak secantik namanya.
Atropa Belladona atau Deadly Nightshade adalah tanaman beracun yang sering digunakan untuk meracuni para raja dan bangsawan. Bahkan dalam sejarah, tentara Romawi membuat racun dari tumbuhan itu untuk dioleskan pada ujung tombak atau panah mereka. Efek samping dari penggunakan Atropa Belladona adalah distorsi visual, kejang-kejang, halusinasi parah, dan dapat membunuh dengan cepat.
Atropa Belladona saat ini masih digunakan dalam medis tetapi dengan resep dokter atau dengan penggunaan klinis medis yang diawasi ketat. Tidak hanya untuk memperlebar pupil, tanaman itu juga digunakan sebagai pewarna pipi.
Melangsingkan Tubuh Dengan Diet Cacing Pita
Tubuh yang langsing kurus merupakan salah satu standar kecantikan tubuh yang hingga saat ini tetap eksis. Banyak cara untuk mendapatkan tubuh ideal seperti itu, salah satunya yang paling berbahaya adalah meminum telur cacing pita. Saat mereka meminum telur cacing pita, berat badan tubuh mereka akan turun drastis.
Diet itu membiarkan telur cacing menetas menjadi cacing pita. Cacing pita akan memakan apapun yang dimakan. Praktik menggunakan cacing pita sudah dilarang keras oleh medis karena tidak sehat. Sebab, cacing pita akan memakan kalori dan nutrisi yang penting bagi tubuh.
Orang yang mengonsumsinya akan memiliki masalah kesehatan seperti mual, anemia, imun tubuh yang berkurang drastis, kelelahan, dan sakit kepala. Selain itu, cacing pita dalam tubuh tidak akan mudah dikeluarkan. Perlu melalui serangkaian operasi untuk menghilangkan cacing parasit tersebut.
Pada 1900-an, diet cacing pita mulai dipromosikan. Salah satu selebriti yang menggunakan diet ini adalah penyanyi opera Maria Callas. Ada pula para model Victoria’s Secret juga tergiur dengan tren diet itu karena menginginkan tubuh ideal. Diet itu hanya dianggap mitos karena terlalu berisiko. Bukan tubuh ideal dan sehat yang didapat, melainkan tubuh penuh parasit yang merugikan.
Meratakan Payudara
Standar kecantikan pada abad pertengahan (medieval era) terpengaruh oleh agama Kristen. Pada abad tersebut, perempuan harus memiliki payudara kecil. Tubuh perempuan harus tidak menunjukkan femininitas non-seksualnya seperti pinggul tipis, payudara rata, tangan dan kaki kecil, dan bibir tipis.
Untuk menghindari pertumbuhan payudara, biasanya perempuan mengikat payudara mereka sejak masih kanak-kanak hingga mereka berhenti pengembang. Selama pubertas, perempuan juga harus menggunakan berbagai obat-obatan yang dapat mengecilkan payudara seperti biji henbane, jus hemlock, cuka, jintan, madu, tanah liat, hingga darah kelelawar. Obat-obatan itu akan dioleskan di payudara anak perempuan dengan ikatan ketat selama berhari-hari.
Tidak berhenti di abad pertengahan, pakaian dalam perempuan pada tahun 1910 hingga 1920-an juga mengeluarkan tren payudara rata. Pakaian dalam mereka akan dikenakan sangat erat sehingga menekan dada. Bra tahun 1920-an hampir tidak memiliki kurva, tujuannya untuk meratakan dada seperti aktris Clara Bow.
Kesimpulan
Itulah 5 standar kecantikan paling mengerikan sepanjang sejarah. Standar kecantikan yang dibawa tersebut dapat merusak kesehatan perempuan. Setidaknya, kita harus bersyukur dengan kecantikan kita saat ini dengan merawat tubuh dengan bahan-bahan yang alami dan tentu menyehatkan. Ada banyak cara untuk tetap menjadi cantik tanpa harus terpatok standar kecantikan pada masa kini.
Sumber :
- Lotus Feet, Tradisi Mengikat Kaki di China agar Ukurannya Mengecil – Kumparan.
- The Most Dangerous Beauty Through the Ages – The Cut.
- 10 Terrifying Beauty Standards It’s Hard to Imagine Were Used in the Past – Bright Side.
- Beauty standards of the past, which today looks really strange – Steemit.
- Underpinning the 1920s: Brassieres, Bandeaux, and Bust Flatteners – Witness 2 Fashion.
(Diakses 25 Mei 2020)