Apa yang ada di pikiran sahabat Bicara ketika mendengar nama hewan yang satu ini? Jika sahabat Bicara merinding dan merasa takut, itu wajar-wajar saja mengingat hewan ini memang sangat menakutkan.
Namun, bagaimana jadinya kalau di dunia ini ternyata juga ada spesies buaya terbesar yang pastinya lebih mengerikan?
Buaya adalah makhluk yang bisa di bilang dari zaman purba tidak banyak berubah. Banyak orang sangat takut dengan hewan yang satu ini karena dari segi penampilan mereka tampak sangat menyeramkan, lho!
Dengan rahang kuat yang di dalamnya berisikan gigi-gigi yang tajam mereka tampak sangat ganas dan liar. Selain itu, ukuran dari buaya pada umumnya saja sudah dapat kita katakan sangat besar. Lantas, bagaimana dengan ukuran dari spesies buaya terbesar di dunia ya, sahabat Bicara?
Dapat kita pastikan spesies reptil tersebut tampak lebih garang dengan gigi-gigi yang ukurannya lebih besar. Jadi, sahabat Bicara harus pikir-pikir dulu kalau ingin mendekati reptil yang satu ini, ya!
Apakah sahabat Bicara penasaran dengan spesies buaya raksasa yang masih hidup di muka Bumi sampai saat ini? Maka dari itu, yuk kita simak!
1. Buaya Muara, Spesies Buaya Terbesar yang Masih Hidup di Dunia
Mungkin kebanyakan dari sahabat Bicara sudah tak asing lagi dengan spesies buaya terbesar di dunia ini. Buaya dengan nama latin Crocodylus porosus ini sering juga kita kenal dengan nama buaya air asin nih sahabat Bicara.
Nama dari hewan ini kemungkinan besar karena kebiasaan hidupnya yang ada di sungai-sungai dan berdekatan dengan laut atau muara.
Jika dalam ungkapan bahasa Inggris, buaya ini akrab kita kenal dengan beberapa nama seperti Saltwater crocodile, Indo-Australian crocodile, dan Man-eater crocodile.
Pernahkah sahabat Bicara bertanya-tanya mengenai istilah Man-eater yang ada di nama buaya muara ini? Istilah ini muncul karena buaya ini telah terkenal pernah dan bahkan sering memangsa manusia dan beberapa hewan seperti babi yang berani masuk ke wilayah mereka, lho!
Kebanyakan dari buaya ini biasanya menyebar secara merata di seluruh perairan baik di dataran rendah maupun pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia.
Seberapa Besar Ukuran dari Saltwater Crocodile?
Lantas, seberapa panjang ya sebenarnya tubuh dari buaya muara, sahabat Bicara? Ternyata panjang tubuh dari buaya ini dari kepala sampai dengan ekornya biasanya dapat mencapai 4,5 sampai dengan 5,5 meter.
Namun, tidak menutup kemungkinan juga ada beberapa jenisnya yang dapat mencapai panjang lebih dari 6 meter, lho!
Sedangkan untuk berat badan dari buaya ini sendiri dapat mencapai lebih dari 1000 kg atau sekitar 1 ton, lho! Wah, berat sekali ya, sahabat Bicara! Moncong dari spesies reptil raksasa ini bisa kita bilang cukup lebar dan tidak mempunyai sisik lebar pada bagian tengkuknya.
Untuk wilayah perantauan dari hewan ini biasanya dimulai dari perairan Teluk Benggala termasuk di dalamnya seperti Sri Lanka, Bangladesh, India.
Setelah itu, mereka akan melanjutkan perjalanan sampai dengan perairan Polinesia, yaitu Kepulauan Fiji dan Vanuatu.
Namun, wilayah favorit yang sering mereka jadikan habitat adalah perairan Indonesia dan Australia. Biasanya buaya muara aktif tidak mengenal waktu, yaitu pada siang dan malam hari.
Hal inilah yang menyebabkan mereka selalu siap siaga memangsa siapapun yang berani memasuki wilayahnya.
Kebanyakan dari buaya ini memangsa hewan-hewan seperti ikan, reptilian, amfibi, burung, dan mamalia tak terkecuali yang berukuran besar, ya!
Buaya muara juga menjadi salah satu buaya paling berbahaya bagi manusia karena kebiasaan mereka yang mampu melompat keluar dari air secara tiba-tiba untuk menyerang mangsanya.
Bahkan, meskipun kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya ganas ini tetap dapat melompat dan menerkam mangsanya secara vertikal.
Hal inilah yang membuat spesies buaya raksasa ini kita kenal sebagai buaya pemangsa manusia sejati.
2. Aligator Amerika, Salah Satu Spesies Reptil yang Sempat Hidup di Zaman Dinosaurus dan Terus Bertahan sampai Saat Ini
Aligator mempunyai sedikit perbedaan dengan buaya muara. Memang, kedua hewan ini termasuk ke dalam ordo Crocolidae, tetapi aligator tergabung dalam famili yang berbeda dengan buaya, yaitu famili Alligatoridae.
Meskipun terlihat mirip dengan buaya, tetapi pada kenyataannya aligator mempunyai perilaku yang lebih tenang dan juga moncong yang tidak lancip seperti buaya.
Hewan dengan nama latin Alligator mississippiensis ini lebih sering kita kenal sebagai gator atau aligator.
Mereka dapat kita temukan di sekitar wilayah Amerika Serikat Tenggara sampai dengan Meksiko.
Jika kebanyakan dari buaya lebih menyukai daerah air asin, tetapi berbeda dengan aligator yang lebih menyukai air payau dan air tawar nih sahabat Bicara.
Namun, ternyata ada satu wilayah unik di mana buaya dan aligator dapat hidup berdekatan nih, sahabat Bicara, yaitu di Florida Selatan.
Tahukah sahabat Bicara bahwa Aligator Amerika dapat hidup hingga rata-rata usia mereka 35-50 tahun dengan panjang badan sekitar 3-4,5 dan berat badan 450 kg.
Secara Resmi Pernah Dinyatakan Terancam Punah
Tahukah sahabat Bicara bahwa Aligator Amerika ternyata dulu pernah secara resmi dinyatakan sebagai hewan yang terancam punah? Namun, ternyata usaha dari banyak pihak untuk dapat menyelamatkannya dari kepunahan membuahkan hasil.
Hal ini kemudian menyebabkan populasi hewan ini meningkat pesat dan terus berkembang sampai saat ini. Sebagian besar Aligator Amerika biasanya hidup di sungai, danau, air tawar, dan rawa-rawa di Amerika Serikat bagian barat. Khususnya di sekitar wilayah Louisiana dan Florida.
Pada tahun 1987, Aligator Amerika secara resmi ditetapkan oleh legislatef Florida sebagai reptil resmi negara bagian tersebut. Secara fisik, baik Aligator Amerika jantan dan betina mempunyai tubuh yang rata dan otot sampai dengan bagian ekornya.
Kulit pada punggung mereka lengkap dengan lapisan lempengan tulang yang kita sebut sebagai sisik atau osteodermata. Pada bagian kaki, untuk kaki depan mereka mempunyai empat jari nih, sahabat Bicara. Berbeda dengan kaki belakang yang ternyata hanya mempunyai empat jari.
Selain itu, mereka mempunyai moncong yang cukup panjang dan bulat yang pada bagian ujungnya menghadap ke atas. Dengan begitu, mereka dapat bernapas ketika bagian tubuh lainnya sedang ada di bawah air, lho!
Spekulasi dari Para Ilmuwan
Para ilmuwan mempunyai spekulasi tentang dua faktor yang mempengaruhi habitat dari Aligator Amerika nih, sahabat Bicara. Jenis kelamin menjadi faktor pertama yang mempengaruhinya.
Di mana ternyata aligator betina lebih tertarik untuk melindungi anaknya daripada pasangannya sendiri. Hal inilah yang menyebabkan aligator jantan lebih banyak menghabiskan waktunya berada di perairan terbuka.
Berbeda dengan aligator bertina yang berkelana terus-menerus di perairan terbuka selama musim kawin. Untuk faktor kedua yang mempengaruhi habitat adalah ukuran tubuhnya.
Diketahui bahwa semakin kecil ukuran dari Aligator Amerika, maka akan semakin besar kemungkinan mereka dapat kita temukan di lahan basah. Hal ini disebabkan karena mereka menggunakan tanaman sebagai alat untuk melindungi diri dari predator.
Berbeda dengan Aligator Amerika yang berukuran besar kemungkinan akan sering ditemukan di perairan terbuka. Salah satu spesies buaya terbesar ini dikenal sebagai karnivora yang suka berburu pada waktu senja atau malam hari.
Biasanya, mereka akan berbaring tidak bergerak sambil menunggu mangsanya. Mereka biasanya akan memangsa apa saja yang tersedia untuk mereka termasuk seperti ikan, burung, kura-kura, katak, dan serangga lho, sahabat Bicara.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa Aligator Amerika mempunyai keistimewaan yang jarang aligator lain miliki. Di mana ternyata mereka telah hidup sejak 150 juta tahun yang lalu yang berarti mereka sempat hidup di zaman dinosaurus dan dapat bertahan sampai sekarang. Wah, unik juga, ya?
3. Buaya Nil, Reptil Raksasa Kedua yang Kehidupannya Dekat dengan Pemukiman Manusia
Mungkin kebanyakan dari sahabat Bicara sudah tak asing lagi dengan spesies reptil raksasa yang satu ini, bukan? Hewan dengan nama latin Crocodylus niloticus ini merupakan salah satu dari empat spesies buaya yang dapat kita temui di Afrika dan menjadi spesies reptil raksasa kedua di dunia.
Nama dari buaya Nil sendiri ternyata berasal dari habitat mereka, yaitu di Sungai Nil di Afrika. Selain itu, mereka juga ada di beberapa sungai lain di Afrika, bahkan sampai dengan Pulau Madagaskar, lho!
Biasanya buaya Nil dapat dengan mudah menangkap dan langsung memangsa manusia.
Hal ini disebabkan karena secara resmi pemerintah mengeluarkan peraturan agar tidak menangani spesies ini. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah kepunahan mereka yang rawan hilang.
Makanan utama dari buaya Nil sendiri adalah wildebeest, yaitu sejenis banteng yang merupakan endemic asli dari negara Afrika.
Di negara ini, diketahui jumlah wildebeest sangat banyak sehingga dapat dipastikan buaya Nil tidak akan mengalami kendala dalam hal pasokan makanan.
Dalam Hal Makanan, Buaya Nil Tidak Pernah Merasa Khawatir
Buaya Nil tidak perlu bersusah payah agar dapat mencari mangsa ini. Karena biasanya mereka hanya tinggal menunggu pergantian musim untuk dapat memangsa sekelompok wildebeest.
Hal ini disebabkan karena setiap pergantian musim wildebeest selalu akan pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Hal ini mereka lakukan karena ingin mencari pasokan rumput dan membuat mereka harus menyebrangi sungai nil.
Dengan begitu, buaya Nil mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan perburuan terhadap banteng ini saat mereka sedang menyebrang.
Bisa kita bilang, salah satu spesies buaya terbesar ini adalah generalis yang berarti mereka dapat memakan berbagai jenis mangsa.
Namun, kebanyakan dari mereka sering mengonsumsi beberapa spesies seperti reptil, ikan, burung, dan mamalia.
Mereka termasuk ke dalam golongan predator penyergap. Di mana hal ini berarti mereka dapat menunggu selama berjam-jam sampai berminggu-minggu hanya untuk mendapatkan momen yang tepat untuk menyerang.
Sama seperti jenis buaya lainnya, buaya Nil juga mempunyai gigitan yang sangat kuat dan unik.
Dengan menggunakan gigi yang tajam berbentuk kerucut yang dapat meresap sampai ke bagian dalam daging mangsanya membuat hampir mustahil mangsanya dapat melarikan diri.
Meskipun demikian, tahukah sahabat Bicara bahwa ternyata buaya dengan panjang 6 meter dan berat mencapai lebih dari 1 ton ini ternyata termasuk buaya yang relatif sosial.
Hal ini disebabkan karena mereka suka berbagi tempat untuk berjemur dan sumber makanan yang cukup besar, seperti misalnya bangkai berukuran besar.
4. Buaya Orinoco, Spesies Reptil Raksasa yang Terancam Punah
Pernahkah sahabat Bicara mendengar nama spesies buaya terbesar yang satu ini? Kemungkinan besar pasti kebanyakan dari kita sangat jarang mendengar nama buaya yang satu ini, bukan?
Hal ini sebenarnya wajar-wajar saja karena buaya Orinoco sendiri sedang dalam masa kritis karena terancam punah. Selain itu, kebanyakan dari mereka juga masih dapat kita temukan di lingkungan air tawar yang ada di Kolombia dan Venezuela. Khususnya di sekitar wilayah Sungai Orinoco di Amerika Selatan.
Kepunahan dari buaya Orinoco bukan tanpa alasan, hal ini disebabkan karena pada abad ke-19 dan ke-20 spesies ini menjadi target perburuan secara ekstensif untuk dimanfaatkan kulitnya.
Para ilmuwan berspekulasi bahwa buaya Orinoco di zaman dahulu dapat berukuran mencapai 6,8 meter, lho! Namun, berbeda untuk ukuran dari spesies ini di zaman sekarang yang hanya mencapai sekitar 5,2 meter.
Dengan berat badan dapat mencapai sekitar 380 kg untuk jantan dan 225 kg untuk betina nih, sahabat Bicara.
Kebanyakan dari buaya Orinoco ini sering kali memangsa berbagai jenis reptil, burung, dan mamalia. Uniknya, meskipun ukurannya besar, ternyata buaya Orinoco jarang menjadi ancaman bagi manusia, lho!
Biasanya kita dapat mengenali buaya Orinoco dengan mudah dari moncongnya yang relatif panjang.
Umumnya, spesies ini mempunyai kulit cokelat pucat, tetapi setidaknya spesies ini mempunyai tiga variasi warna nih, sahabat Bicara.
Variasi tersebut antara lain seperti hampir seluruh bagian kekuningan dan beberapa bagian lain berwarna abu-abu dengan coklat kegelapan.
Ternyata salah satu spesies burung raksasa ini juga termasuk ke dalam kelompok hewan yang sosial nih, sahabatb Bicara.
Hal ini disebabkan karena kebiasaan hidup mereka yang berkelompok dengan beberapa kasta tertentu dan sistem komunikasi yang baik.
Bahkan, pada musim kemarau biasanya mereka bisa pergi secara berkelompok untuk mencari perairan yang nantinya dijadikan sebagai habitat baru mereka.
5. Gharial, Salah Satu Spesies Buaya Raksasa Pemakan Ikan yang Dinyatakan sebagai Bukan Buaya Sejati
Selanjutnya ada spesies reptil raksasa yang bisa kita bilang cukup unik nih, sahabat Bicara. Pernahkah sahabat Bicara mendengar istilah bukan buaya sejati? Kalau belum, berarti sahabat Bicara belum mengetahui spesies buaya unik yang satu ini.
Hewan dengan nama latin Gavialis gangeticus ini sering dikenal banyak orang sebagai buaya pemakan ikan nih, sahabat Bicara. Buaya gavial atau gharial sendiri termasuk ke dalam anggota ordo crocodilia yang berasal dari famili Gavialidae.
Berbeda dengan buaya sejati yang masuk ke dalam subfamili Crocodylinae. Meskipun demikian, ternyata gharial masih dimasukkan ke dalam ordo Crocodilia atau bisa disebut juga keluarga buaya.
Habitat asli dari hewan ini ada di wilayah bagian utara anak Benua India nih, sahabat Bicara.
Namun, selama beberapa tahun ini para ilmuwan memperkirakan bahwa populasi dari spesies reptil raksasa ini semakin menurun nih, sahabat Bicara.
Hal ini disebabkan karena mereka kehilangan habitat asli mereka dan terjadinya deplesi sumber daya ikan. Hal ini membuat buaya gavial termasuk dalam kategori kritis pada Daftar Merah IUCN.
Buaya gavial merupakan salah satu crocodilia terpanjang dari semua jenis crocodilia lain yang masih hidup sekarang. Panjang dari buaya ini dapat mencapai sekitar 6 meter dan berat hampir 1 ton.
Buaya gavial sendiri termasuk ke dalam salah satu dari tiga crocodilia asli India, dua crocodilia lainnya antara lain adalah buaya mugger dan buaya muara.
Adaptasi yang Dilakukan Buaya Gavial
Pernahkah sahabat Bicara bertanya-tanya mengapa buaya gavial sering kita kenal sebagai buaya pemakan ikan? Kemungkinan besar hal ini disebabkan karena adaptasi yang mereka lakukan yang ditandai dengan rahang tipis dan sangat panjang nih, sahabat Bicara.
Kebanyakan dari spesies buaya ini mempunyai warna kulit zaitun cerah atau gelap. Selain itu, pada bagian atasnya terdapat lurik gelap dan juga terlihat seperti bintik-bintik yang ada di bagian kepala, tubuh, dan ekor mereka.
Di zaman dahulu, buaya gharial pernah berkembang dengan pesat di hampir seluruh sungai besar yang ada di anak benua India nih, sahabat Bicara.
Di dalamnya meliputi dari Sungai Indus di Pakistan melintasi Gangga dan juga sampai ke Sungai Irrawaddy di Myanmar.
6. Kaiman Hitam, Bukan Merupakan Buaya Sejati karena Berkerabat Lebih Dekat dengan Aligator
Sama halnya dengan buaya aligator dan gharial, buaya kaiman juga termasuk ke dalam golongan bukan buaya sejati nih, sahabat Bicara. Buaya kaiman sendiri merupakan hewan yang termasuk ke dalam subfamili Caimaninae.
Namun, hewan ini masih menjadi bagian dari keluarga yang sama dengan buaya dan aligator, tetapi lebih dekat dengan buaya aligator.
Hal inilah yang menyebabkan buaya kaiman juga mempunyai ciri khas yang sama seperti buaya aligator, yaitu moncong yang ujungnya lebih membulat. Selain itu, buaya kaiman juga mendapatkan julukan khusus nih, sahabat Bicara.
Julukan tersebut adalah kaiman berkacamata yang ternyata berasal dari punggung yang terdapat di kedua mata mereka. Hal inilah yang membuatnya terlihat seperti jembatan pasangan kacamata. Wah, unik juga ya, sahabat Bicara?
Hewan dengan nama latin Melanosuchus niger ini mempunyai panjang badan sekitar 4,3 meter dengan berat sekitar 300 kg.
Selain itu, para ilmuwan berspekulasi bahwa warna hitam legam yang ada di tubuh mereka itu dapat mereka gunakan sebagai kamuflase saat mereka sedang berburu. Fungsi lain dari warna ini juga dapat membantunya untuk menyerap panas dengan sangat baik.
7. Buaya Amerika, Salah Satu Spesies Buaya Terbesar yang Lebih Suka Menyendiri
Bagaimana dengan spesies buaya terbesar yang satu ini? Hewan dengan nama latin Crocodylus acutus ini merupakan salah satu spesies buaya yang berasal dari Neotropik.
Buaya Amerika sendiri telah kita kenal sebagai spesies yang paling luas penyebarannya jika kita bandingkan dengan empat spesies buaya lain yang masih hidup di Amerika. Populasi mereka diketahui telah menyebar di sekitar wilayah Florida Selatan dan pantai Meksiko sampai dengan selatan bagian wilayah Venezuela dan Peru.
Untuk ukuran, buaya Amerika dapat mencapai panjang hingga 6 meter dan berat lebih dari 900 kg nih, sahabat Bicara. Kebanyakan dari spesies ini sering berkumpul di danau payau, laguna, rawa bakau, dan beberapa pulau kecil.
Para ilmuwan berspekulasi bahwa hewan ini termasuk ke dalam kelompok hewan yang lebih suka menyendiri dan menghindari konflik nih, sahabat Bicara. Wah, cukup unik juga, ya?
Hal inilah yang menyebabkan hewan dengan moncong yang memanjang dan sepasang rahang yang kuat ini telah banyak orang akui tidak seberbahaya buaya air asin. Malahan, sebenarnya mereka lah yang lebih sering merasa terancam karena ulah manusia membuat populasi mereka terus-menerus mengalami penurunan.
Kesimpulan :
Berbagai spesies buaya terbesar yang ada di dunia ini pastinya dapat membuat kita merasa sedikit khawatir dan merinding bukan, sahabat bicara? Bagaimana tidak, dengan ukuran sebesar itu dapat dipastikan kita dapat dengan mudah mereka tangkap dan mangsa, lho!
Dimulai dari spesies reptil raksasa nomor satu di dunia yang masih hidup saat ini dan juga reptil raksasa yang biasanya hidup berdekatan dengan manusia. Selain itu, ada juga spesies buaya unik yang lebih menyukai hidup sendiri dan menghindari konflik.
Sumber :
- Buaya muara – Wikipedia
- Aligator Amerika – Wikipedia
- Buaya Nil – Wikipedia
- Orinoco crocodile – Wikipedia
- Gavial – Wikipedia
- Kaiman – Wikipedia
- American crocodile – Wikipedia
- 7 Spesies Buaya Terbesar di Dunia, Ukurannya Bikin Ngeri! – IDN Times