Harus Tahu! 5 Psikolog Penggagas Cara Pandang Baru tentang Mental

Pernahkah sahabat Bicara mendengar tentang psikolog penggagas cara pandang baru tentang mental? Jika kita tinjau secara sederhana, psikologi sendiri merupakan ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik itu normal maupun abnormal.

Selain itu, dalam ilmu psikologi juga mempelajari tentang pikiran, perilaku, dan berbagai hal yang ada kaitannya dengan individu manusia dalam hal kesadaran pola pikir. Uniknya, dalam perjalanan sejarah ternyata ilmu psikologi sudah ada sejak era sebelum masehi, lho!

Nah, selama masa perkembangannya, ilmu psikologi juga telah banyak digagas melalui beberapa tokoh besar dunia yang pastinya juga ahli di bidang psikolog nih, sahabat Bicara. Maka dari itu, kamu harus tahu nih tokoh-tokoh psikologi tersebut untuk menambah wawasanmu.

Kira-kira siapa saja, ya? Yuk, kita simak!            

1. Sigmund Freud, Dikenal sebagai Bapak Psikologi Modern Penemu Psikoanalisis

Sigmund Freud, Dikenal sebagai Bapak Psikologi Modern Penemu Psikoanalisis

Kemungkinan kebanyakan dari sahabat Bicara sudah tidak asing lagi dengan Bapak Psikologi modern yang satu ini, bukan? Ya, Sigmund Freund yang lahir pada tahun 1856 ini merupakan salah satu tokoh sentral yang mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan ilmu psikologi modern.

Pria yang lahir di kota Freiberg yang merupakan bagian dari Imperium Austria ini mempunyai gagasan dan teori yang telah sangat kita kenal.

Di mana gagasan dengan nama psikoanalisis ini merupakan sebuah cabang keilmuan psikologi manusia yang di dalamnya mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dengan faktor psikologisnya, lho!

Di sekolahnya dulu, ia merupakan seseorang yang sangat dominan jika kita bandingkan dengan teman-temannya. Hal ini ia buktikan dengan keberhasilannya meraih gelar dokter di Universitas Vienna pada tahun 1881.

Setelah berhasil meraih gelarnya tersebut, ia melanjutkan perjalanannya untuk melakukan banyak penelitian di bidang fisiologi. Setelah beberapa waktu bekerja di Vienna, ia memutuskan untuk pindah ke Paris dan bekerja bersama dengan Josef Breuer dan Jean Charcot.

Di Paris mereka membuka sebuah klinik khusus neurologi. Seiring berjalannya waktu, pandangan Sigmund Freud terkait dengan bidang psikologi perlahan mulai terbentuk.

Hal ini ditandai dengan penerbitan buku pertamanya berjudul Studies in Hysteria pada tahun 1865. Berlanjut pada tahun 1900 di mana saat momen Sigmund Freud menerbitkan buku keduanya dengan judul The Interpretation of Dreams.

Tiga Komponen Penting dari Kepribadian Manusia

Kontribusi dari seorang Sigmund Freud terhadap teori-teori di bidang psikologi begitu banyak dan berdampak sangat besar. Misalnya seperti pada saat Freud membagi kepribadian manusia menjadi tiga komponen utama dan krusial, yaitu id, ego, dan superego.

Di mana ketiga elemen krusial ini yang disebut Freud sebagai elemen pembangun dalam jiwa manusia. Sahabat Bicara pasti juga mengetahui bahwa sampai saat ini, gagasan dari Sigmund Freud dalam bidang psikoanalisis masih sering digunakan dan diterapkan dalam dunia sains.

Komponen pertama adalah id yang mana komponen ini merupakan elemen psikologis yang telah ada sejak manusia lahir di muka Bumi. Sementara itu, ego merupakan elemen psikologis yang mempunyai tanggung jawab dalam hal hubungan dengan realitas.

Dan komponen yang terakhir adalah superego, yaitu di mana kesadaran akan moral yang berlaku secara universal, misalnya saja seperti budaya, agama, adat istiadat, dan ajaran orang tua serta lain sebagainya.

Nah, dalam pandangan yang Sigmund Freud miliki, agar dapat mempunyai jiwa dan mental yang sehat, ketiga komponen ini harus ada dalam keadaan yang seimbang dan tidak boleh terpisah satu sama lain.

Apa yang Akan Terjadi Jika Salah Satu Komponen Sangat Mendominasi?

Apa yang Akan Terjadi Jika Salah Satu Komponen Sangat Mendominasi?

Jika salah satu dari komponen ini mendominasi, maka bisa dibilang orang tersebut tidak sehat secara psikis dan mental, lho! Apakah sahabat Bicara ingin mendapatkan ilustrasinya?

Misalnya nih jika elemen id sangat mendominasi, maka hal ini kemungkinan besar akan membuat seseorang bisa mempunyai sikap impulsif. Selain itu,hal ini akhirnya juga akan membuat orang tersebut sering mempunyai perilaku seperti kriminal.

Lain halnya jka ego yang lebih dominan di antara ketiganya, hal ini akan membuat seseorang cenderung mempunyai sifat narsistik. Parahnya, jika hal ini kita biarkan akan membuat orang tersebut mengalami perubahan menjadi seorang psikopat, lho!

Selanjutnya, berbeda lagi jika superego yang tampak menonjol, maka seseorang akan merasa bahwa dirinya pantas untuk menghakimi orang lain. Dari tiga ilustrasi ini, kita pasti sudah menyadari bahwa Sigmund Freud mempunyai keahlian yang luar biasa dalam hal menjelaskan tentang psikologi manusia, bukan?

Dengan pembagian tiga elemen dalam suatu ikatan mental dapat menjadi salah satu tolok ukur bagi pandangan psikologi barat di era modern sampai saat ini. Jadi, tidak heran ya kalau banyak orang menganggap Sigmund Freud adalah Bapak Psikologi modern, khususnya dalam aliran psikoanalisisnya.

2. Socrates, Salah Satu Psikolog Penggagas Cara Pandang Baru tentang Mental

Socrates, Salah Satu Psikolog Penggagas Cara Pandang Baru tentang Mental

Pernahkah sahabat Bicara mendengar nama dari ahli psikologi yang satu ini? laki laki yang lahir 469 SM ini adalah seorang filsuf dari Yunani yang menjadi salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat.

Socrates lahir di Athena dan menjadi generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar yang berasal dari Yunani, selain Aristoteles dan Plato. Awalnya, Plato menjadikan Socrates sebagai gurunya dan selanjutnya Plato gikiran mengajarkan ilmu yang ia telah dapatkan ke Aristoteles.

Diketahui bahwa Socrates ternyata tidak pernah meninggalkan karya tulisan yang menyebabkan tidak ada bukti nyata dari tulisan tangannya sendiri. Namun, untungnya ada muridnya, Plato yang menjadi sumber utama mengenai pandangan dari salah satu tokoh besar di zaman Yunani kuno ini.

Hal ini membuktikan sesuatu kepada kita bahwa ternyata pengajaran terkait dengan mental dan cara kita berpikir pada sesuatu yang logis telah ada jauh di era Sebelum Masehi, lho!

Socrates, merupakan tokoh penting yang telah memberikan gagasan dan pandangannya mengenai berbagai hal logis sebagai standar kehidupan para manusia. Di masa kejayaannya, Socrates terkenal akan kemampuannya dalam hal berpikir dan memecahkan masalah.

Menjadi Salah Satu Tokoh Penting bagi Tonggak Keilmuan Psikologi

Uniknya, ia selalu menggunakan sudut pandang dialektika atau sistem komunikasi dua arah untuk melakukannya. Tahukah sahabat Bicara banyak orang menganggap bahwa Socrates merupakan salah satu tokoh penting bagi tonggak keilmuan psikologi?

Anggapan ini ternyata disebabkan karena Socrates dan murid-muridnya telah banyak memberikan gagasan mereka mengenai hipotesis dan teori tentang psikologi.

Hal yang mereka gagas juga bermacam-macam nih, mulai dari tentang pengetahuan, rasionalitas, kesenangan, kesedihan, dan berbagai hal yang berhubungan dengan pikiran manusia.

Sahabat Bicara pasti juga tahu kalau pada zaman dahulu, tidak mudah agar ktia dapat menggagas sebuah teori yang berhubungan dengan mental.

Hal ini disebabkan karena mental sendiri merupakan benda abstrak yang tidak dapat kita lihat. Bahkan, Socrates juga bisa membagi mental manusia menjadi dua bagian besar, yaitu sifat bawaan dan pengaruh lingkungan, lho!

Socrates, Plato, dan Aristoteles juga menjadi ilmuwan atau filsuf awal yang menggolongkan penyakit mental sebagai situasi yang berasal dari guncangan psikis seseorang. Karena hal tersebut menjadi akar permasalahan  dari masalah yang sedang mereka hadapi.

Pandangan dari Socrates telah menjadi landasan dari pemahaman-pemahaman para filsuf selanjutnya sampai dengan saat ini. Meskipun demikian, jika kita sadari, Socrates sebenarnya tidak pernah mengajarkan apa itu filosofi, tetapi lebih ke bagaimana cara kita hidup berfilosofi.

3. Karen Horney, Ahli Psikologi yang Mempunyai Gagasan Agak Bersebrangan

Mungkin sedikit dari sahabat Bicara yang pernah mendengar dan mengetahui sosok dari Karen Horney ini. Hal ini disebabkan karena salah satu psikolog penggagas cara pandang baru ini mempunyai gagasan yang agak bersebrangan dengan gagasan dari Sigmund Freud. Mengapa bisa demikian, ya?

Untuk sahabat Bicara yang belum tahu, Karen Horney merupakan seorang psikolog terkenal dan menjadi salah satu pemikir tentang neurosis yang paling baik. Pendekatan psikologis yang Horney lakukan adalah Freudian, di mana hal ini tidak termasuk ke dalam tiga tokoh utama psikologi Freudian.

Dalam pemikiranya, Horney menawarkan cara pandang baru yang sedikit berbeda dalam hal melihat masalah neurosis dalam pandanganya. Di mana ia menonjolkan adanya hubungan yang jelas antara neurosis dengan kehidupan sehar-hari yang telah penderita neurosis jalani.

Jika Sigmund Freud lebih menonjolkan apda mental dan kesadaran sebagai pengaruh utama dari kepribadian manusia. Horney justru mempunyai pendapat bahwa sebenarnya neurosis adalah cara paling baik untuk digunakan manusia dalam hal menjalani hubungan dengan manusia lainnya.

Namun, hanya ada sebagian orang yang bisa melakukan hal ini dengan baik. Bahkan, orang yang menderita neurotik nyatanya lebih cenderung membiarkan dirinya hidup dalam dunianya sendiri, lho!

Sebenarnya, Apa Perbedaan dari Kedua Gagasan Tersebut?

Sebenarnya, Apa Perbedaan dari Kedua Gagasan Tersebut?

Sebenarnya, gagasan dari Horney tetap berlandaskan pada dasar-dasar yang telah Freud tetapkan, yakni id, ego, dan superego.  Hanya saja, pada sebagian kasus, Horney menambahkan bahwa perubahan kepribadian dan mental seseorang juga dapat disebabkan karena faktor lingkungan.

Karen Horney dapat menemukan bahwa terdapat 10 bentuk kebutuhan neurotis. Berbagai bentuk kebutuhan tersebut didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan primes manusia yang terganggu sedemikian rupa oleh berbagai macam kesulitan yang sedang seseorang hadapai dalam kehidupannya.

Gangguan tersebut terbagi menjadi dua jenis. Pertama, dapat berupa kebutuhan yang tidak realistis dan tidak pandang bulu. Kedua, kebutuhan orang yang menderita neurosis sangatlah kuat.

Kalau sampai kebutuhannya tidak dapat kita penuhi, maka mereka sering kali akan merasa cemas dan gelisah. Misalnya kebutuhan akan perhatian dan persetujuan orang lain. Di mana penderita neurosis sangat mengharapkan mereka bisa mendapatkan perhatian dari semua orang yang mereka jumpai.

Uniknya, ternyata perbedaan pandangan dari kedua ahli psikologi ini dapat memunculkan paradigma baru di dunia psikologi. Jika dulu ada orang yang aneh, hilang empati, keji, dan suka menyakiti orang lain, mereka sering kali kita kenal dengan istilah psikopat.

Namun,sekarang ada sebutan lain nih, yakni sosiopat. Di mana yang harus kita ketahui, kalau psikopat lebih didominasi karena faktor genetic, sedangkan sosiopat adalah orang psikopat yang diakibatkan oleh faktor lingkungan.

4. Rene Descartes, Filsuf di Era Modern yang Menjadi Psikolog Penggagas Cara Pandang Baru tentang Teori Kebenaran Ilmiah

Pernahkah sahabat Bicara mengenal salah satu filsuf di era modern ini? Pria yang lahir pada tahun 1596 di Desa La Haye, Prancis ini juga menjadi ahli matematika, lho!

Rene Descartes merupakan pria asli kebangsaan Prancis yang banyak orang kenal karena karya-karyanya yang sangat menjunjung tinggi rasionalitas.

Selama masa muda, ia telah banyak menghabiskan waktu untuk mengikuti pendidikan di sekolah Jesuit yang terkenal di kota tempat tinggalnya, Kolese La Fleche.

Memang, Rene Descarter menerima pendidkan dengan sangat baik, tetapi uniknya ia ternyata mempunyai keyakinan yang cukup unik nih, sahabat Bicara.

Di mana ia beranggapan bahwa hanya ada sedikit pengetahuan yang dapat manusia pakai untuk kehidupan sehari-harinya, kecuali bidang matematika.

Sebenarnya, Rene Descartes memang tidak benar-benar ingin menempuh pendidikan tinggi untuk memperbaiki kehidupannya. Hal ini disebabkan karena ia lebih ingin berkelana untuk melihat dunia secara langsung.

Sejak tahun 1616 hingga 1628, Rene Descartes telah menjelajah ke berbagai tempat yang ada di Eropa. Dengan melakukan perjalanan selam bertahun-tahun, ia telah berhasil merumuskan metode umum untuk menemukan kebenaran menurut versinya sendiri,

Pada tahu 1628, ia memutuskan untuk menerapkan metodenya guna membangun gambaran tuhuh dari dunia yang sempat ia lihat dan dengar selama melakukan perjalanan tersebut. Selama merumuskan pengaplikasian metodenya, ia memutuskan untuk menetap di Belanda selama kurang lebih 21 tahun, lho!

Psikolog Penggagas Cara Pandang Baru Akhirnya Meraih Keberhasilan

Pada akhirnya, antara tahun 1630 sampai 1634, Rene Descartes berhasil menerapkan metode yang ia buat untuk hampir seluruh studi ilmu pengetahuan yang ada di dunia pada saat itu. Bahkan, ia juga terlibat dalam berbagai riset besar di bidang optik, matematika, meteorology, dan beberapa cabang ilmu lainnya.

Karena keberhasilan yang telah ia capai, Rene Descartes telah menulsi banyak buku filsfat yang dapat mendukung pemikirannya. Misalnya saja seperti buku yang berjudul Rules for the Direction of the Mind dan Le Monde.

Sayangnya, buku berjudul Le Monde ini tidak sempat diterbitkan. Hal ini disebabkan karena ia melihat Galileo yang didakwa oleh otoritas gereja karena dianggap mendukung teori Copernicus.

Sebagai gantinya, ia akhirnya menerbitkan karyanya yang paling terkenal, yaitu Discourse on the Method for Properly Guiding the Reason and Finding Truth in the Science. Bagi sebagian orang, bagian paling menarik dari filsafat seorang Descartes adalah bagaimanya cara ia memulai.

Di mana ia melakukan penelitian terkait dengan sejumlah paham keliru yang berkembang pada masa itu. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk dapat mencapai kebenaran yang sesungguhnya, ia harus berani memulai segalanya dari nol.

Hal ini berarti ia harus memulainya dengan meragukan berbagai hal tanpa melihat adanya kebeneran yang mutlak sedikitpun. Berbagai hal di sini tanpa terkecuali, lho!

Seorang Rene Descarter mengajarkan kita agar tidak boleh memulai segalanya dengan kepercayaan, tetapi dengan keraguan. Pastinya hal seperti ini sangat bertentangan dengan pemikiran para filsuf abad pertengahan yang mengajarkan untuk lebih mendahulukan kepercayaan di atas segalanya.

Ternyata, Terdapat Perbedaan antara Kedua Hal Tersebut

Dalam filsafatnya, ia membuktikan bahwa ada perbedaan antara nalar dan objek materialnya. Di mana pernyataan yang ia buat memicu perdebatan teoretis dan membuat bangkitnya minat para filsuf untuk menemukan solusinya.

Hal unik lainnya adalah bahwa ternyata apa yang telah dimulai oleh Rene Descartes belum dapat dipecahkan sampai sekarang, lho! Seseorang yang sangat suka melakukan riset ilmiah ini percaya bahwa penerapan praktis dari riset ini dapat memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

Ia menegaskan bahwa para ilmuwan harus menghindari pandangan yang tidak rasional dan harus berani untuk mencoba menggambarkan dunia melalui persamaan-persamaan matematika.

Uniknya, dalam perkembangannya, Descartes juga mengombinasikan sebuah properti lain, yakni properti mental yang sempurna tanpa batas dan itu ia sebut sebagai Tuhan. Di mana keberadaannya tidak akan pernah dapat manusia jangkau.

Hal ini bisa terlihat dalam beberapa karyanya yang juga ada unsur hubungan sebab akibat sebagai bentuk permulaan materi. Ia percaya bahwa segala hal yang ada di dunia ini bisa ada dan dapat kita buktikan keberadaannya. Hal inilah yang menjadi landasan ia berpikir bahwa Tuhan merupakan pencipta dari segalanya.

Dalam dunia yang mengedepankan rasionalitas, pastinya pemikiran Descartes ini bisa kita anggap sangat unik. Di mana jika kebanyakan rasionalis lainnya selalu mengutamakan logika secara mutlak, Descartes dapat mengombinasikannya dengan porsi spiritual yang cukup imbang.

Dengan segala hasil karya, gagasan, dan hipotesis yang Decartes telah cetuskan. Para ilmuwan memasukkan pemahaman dari Rene Descartes dalam kesadaran rasionalitas.

Di mana kesimpulan terbaiknya ada pada premis cogito ergo sum yang secara harfiah mempunyai pengertian bahwa saat ‘aku berpikir maka aku ada’.

5. John Locke, Seorang Pemikir Besar dari Inggris yang juga Menjadi Salah Satu Psikolog Penggagas Cara Pandang Baru tentang Mental

DI mana hal ini terjadi pada saat Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789 sampai dengan 1799. Hal ini terjadi didasarkan pada pemikiran seorang John Locke tentang kebebasan dan pengetahuan manusia.

John Locke pun akhirnya kita kenal sebagai seorang pemikir besar dari Inggris yang telah memberikan banyak dampak luar biasa bagi perubahan sosial dan kemajuan bangsa Eropa. Khususnya Eropa Barat.

Selain itu, dia juga terkenal sebagai filsuf negara liberal bersama dengan rekannya, Isaac Newton. Banyak orang memandang Locke sebagai salah satu tokoh paling penting di era Pencerahan.

Kemungkinan besar hal ini disebabakan karena ia pernah menggagas sebuah pemikiran unik bahwa kekuasaan di sebuah negara seharusnya ada di tangan para rakyatnya. Sebenarnya, berbagai pemikiran dan karya dari seorang John Lock tidak hanya membuka pemahaman baru akan dunia filsafat, lho!

Selain dunia filsafat, ia juga telah berhasil membuka pemahaman baru di dunia politik, psikologi, dan bahkan di kehidupan tatanan sosial di Eropa secara umum. Tahukah sahabat Bicara bahwa pola pikir John Lock sebenarnya sangat berbeda dengan Descartes?

Lahirnya Era Modern dan Era Pasca-Descartes

Hal inilah yang membuat John Lock melahirkan sebuah era Modern dan juga era pasca—Descartes. Karena Lock percaya bahwa pendekatan Descartes tidak lagi menjadi satu-satunya pendekatan yang dominan di dalam pendekatan filsafat pada eranya.

Di mana saat Descartes menekankan akal dan pikiran sebagai landasan pengetahuan, berbeda dengan John Lock yang justru lebih menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan manusia.

Kemudian, pandangan John Lock ini dikenal banyak orang sebagai pandangan empirisme yang lebih mengutamakan pengalaman dan pengamatan empiris.

Selain itu, gagasan dari John Lock ini jgua berhasil menguatkan anggapan bahwa sebenarnya pengalaman manusia secara intensif terbukti dapat memberikan pengetahuan akan materi atau secara nyata.

Di mana selanjutnya akal atau otak manusia akan mengolah hal tersebut. Menurut salah satu psikolog penggagas cara pandang baru ini, pemikiran manusia sebenarnya tidak langsung muncul begitu saja.

Sebenarnya hal tersebut harus didukung dan disertai dengan berbagai macam pengalaman yang dialami oleh manusia itu sendiri. Kalau menurut sahat Bicara, bagaimana?

Kesimpulan

Nah, itu dia beberapa tokoh psikolog penggagas cara pandang baru tentang mental. Di mana tokoh-tokoh yang berasal dari berbagai wilayah itu telah berhasil membawa pandangan unik dan kompleks mengenai psikis dan mental manusia.

Dimulai dari tokoh yang kita kenal sebagai Bapak Psikologi modern penemu Psikoanalisis dan juga tokoh dengan gagasan unik yang ternyata bersebrangan dengan gagasan tokoh lainnya. Selain itu, ada juga tokoh terkenal yang berhasil melahirkan era baru di dunia psikologi, lho! Semoga dapat menambah wawasan sahabat Bicara, ya!

Sumber

  • Sigmund Freud, Penemu Psikoanalisis – Kumparan
  • Socrates – Wikipedia
  • Karen Horney – Wikipedia
  • René Descartes dan Teori Kebenaran Ilmiah – Kumparan
  • John Locke – Wikipedia
  • 5 Ahli Psikologi yang Menggagas Cara Pandang Baru Mengenai Mental – IDN Times