Ternyata Berbeda Jauh! 6 Fakta Sejarah Wanita zaman Dahulu

Fakta Sejarah Wanita – Dalam beberapa kurun waktu silam, para wanita tidak pernah kita berikan tempat dan kebebasan layaknya pria. Mulai dari hak mengeluarkan pendapat, melakukan kegiatan, dan berbagai hal lainnya.

Namun, apakah sahabat Bicara pernah mengetahui fakta sejarah wanita zaman dahulu?

Memang tidak dapat kita pungkiri bahwa kehidupan pada zaman dahulu selalu punya daya tarik tersendiri untuk dibahas. Misalnya saja seperti kebiasaan dan adat istiadat yang perempuan lakukan pada zaman dahulu.

Jika berkaca pada kehidupan di zaman sekarang, mungkin kebanyakan dari kita langsung akan berspekulasi bahwa kehidupan wanita pada zaman dahulu jauh lebih buruk. Padahal, sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya benar.

Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya dalam beberapa situasi dan kondisi di zaman dahulu menjadi seorang wanita adalah hal yang sangat menguntungkan.

Oleh karena itu, sahabat Bicara harus mengetahui fakta sejarah wanita zaman dahulu untuk menambah wawasan dan pengetahuan, nih. Yuk, kita simak!

1. Wanita Scythian, Petarung Hebat pada Zaman Dahulu

Wanita Scythian, Petarung Hebat pada Zaman Dahulu
Wanita Scythian – ancient-origins

Pada zaman dahulu, terdapat sebuah bangsa yang terkenal dengan nama Scythians, yang juga akrab kita kenal sebagai Iskuzai, Scyth, dan Saka serta Askuzai. Bangsa ini beranggotakan orang-orang nomaden yang menguasai stepa Pontic dari abad ke-7 SM sampai dengan abad ke-3 SM.

Bangsa ini kemungkinan besar telah mengilhami mitos Yunani mengenai suku Amazon yang mana mereka menjadi salah satu contoh masyarakat egaliter yang menjunjung tinggi kesamaan derajat.

Masyarakat ini menjalani hidup dengan para hewan yang kebanyakan adalah kuda. Hal ini secara tidak langsung dapat menjelaskan mengapa pemberian izin pada para pria dan wanita Scythian untuk mengikuti peperangan.

Selain itu, prajurit dari Scythian juga terkenal sebagai pasukan yang sangat perkasa. Mereka melakukan penyerangan dengan menggunakan busur kecil sambil menunggangi kuda. Hal ini pastinya dapat membuat mereka membunuh musuh-musuhnya dari jarak yang cukup jauh.

Para ilmuwan juga berspekulasi bahwasanya para wanita Scythian telah membina para putra mereka guna bergabung dengan suku-suku lain demi membangun persekutuan baru.

Kemungkinan besar hal inilah yang menjadi alasan para penulis Yunani menuduh suku Amazon sebagai pembunuh sosok ibu dan anak laki-laki yang kejam.

Wanita Scythian terkenal mempunyai banyak sekali keahlian. Hal inilah yang menjadi penyebab berbagai macam mitos yang mereka ilhami masih mereka percaya dan menjadi perdebatan hangat sampai sekarang.

Warisan terbesar dari suku mereka kemungkinan adalah berupa rasa takut dan kagum yang mereka dapatkan dari orang-orang yang hidup di zaman mereka. Orang-orang tersebut masih dapat bertahan cukup lama setelah prajurit Scythian terakhir meninggal.

2. Wanita Sparta, sebagai Saksi Fakta Sejarah Wanita Zaman Dahulu Lebih Bebas

Wanita Sparta, sebagai Saksi Fakta Sejarah Wanita Zaman Dahulu Lebih Bebas
Wanita Sparta – Pinteres

Fakta sejarah wanita zaman dahulu berikutnya ini bisa kita bilang sangat unik nih, sahabat Bicara! Kebanyakan dari sahabat Bicara mungkin sudah mengetahui bahwa wanita Sparta mempunyai lebih banyak hak jika kita bandingkan dengan wanita di negara Yunani lainnya.

Bahkan, uniknya mereka ternyata sudah mendapatkan kesetaraan sejak masa kanak-kanak. Pada masa itu, pemerintah sudah mewajibkan para anak perempuan Sparta untuk mengikuti berbagai macam kompetisi.

Dalam hal ini kebanyakan mereka berfokus pada kompetisi di bidang atletik yang mereka lakukan bersama dengan anak laki-laki. Para wanita Sparta juga mendapatkan izin untuk bertukar kata yang bersamaan juga dengan pukulan pada para pria.

Uniknya, fakta sejarah mengungkapkan bahwa wanita Sparta tidak mendapatkan izin untuk mempunyai pekerjaan, tetapi mereka bisa mendapatkan uang melalui properti yang mereka punya.

Bahkan, tak jarang juga pemerintah kota Sparta memberikan mereka uang secara cuma-cuma. Pemberian berbagai macam kebebasan ini kepada para wanita Sparta bukan tanpa tujuan.

Pemerintah Sparta berharap agar nantinya mereka dapat melahirkan bayi yang baik dan sehat. Dengan demikian, bayi tersebut nantinya dapat tumbuh dengan baik dan menjadi prajurit yang terampil dan tangkas.

Apakah sahabat Bicara penasaran jika para wanita Sparta mempunyai hidup yang relatif bebas, bagaimana dengan para pria Sparta? Ternyata, berbanding terbalik dengan para wanita Sparta, para pria Sparta mempunyai kewajiban untuk mengikuti wajib militer.

Kehidupan para pria Sparta bahkan cenderung lebih berbahaya dan mengerikan jika kita bandingkan dengan istrinya. Namun, hal ini malah memberikan dampak positif bagi istri mereka.

Hal ini disebabkan karena para istri tersebut akan mendapatkan keuntungan secara finansial dari kematian suami mereka.

Selain itu, ternyata pemerintah juga mewajibkan para pria Sparta juga untuk menjadi orang yang tangguh dan cekatan saat berada di medan perang.

Selama masa dinas mereka berlangsung, bisa kita bilang aturan bagi para pria Sparta sangat ketat dan tidak pernah merasakan kebebasan untuk melakukan berbagai macam kegiatan mereka.

3. Sistem Keluarga Matriarki, Fakta Sejarah Wanita yang Paling Unik

Sistem Keluarga Matriarki, Fakta Sejarah Wanita yang Paling Unik
Sistem Matriarki – parentsdome

Tahukah sahabat Bicara? Di saat kebanyakan masyarakat tradisional yang mengenal dan meyakini sistem dengan nama patriarki atau egaliter, ternyata masih ada beberapa kelompok masyarakat yang menganut sistem matriarki, loh!

Bahkan, uniknya kelompok masyarakat yang menganut sistem tersebut ternyata masih terkenal hingga saat ini. Misalnya saja seperti yang terjadi di pulau Kihnu, salah satu pulau yang terletak di negara Estonia, Eropa.

Selama berabad-abad di pulau tersebut wanita bertanggung jawab secara penuh atas keluarganya. Hal ini disebabkan karena tradisi dan adat istiadat yang telah mereka percaya secara turun-temurun.

Biasanya, hal ini terjadi ketika para pria di pulau ini sedang bepergian guna mencari pekerjaan atau makanan. Hal itu menyebabkan para pria jarang berada di rumah dan akhirnya istri mereka harus bertanggung jawab atas segalanya secara mandiri.

Di zaman modern ini, para penduduk di pulau Kihnu mengandalkan bantuan dari pemerintah dan pariwisata setempat guna dapat membantu menjaga gaya hidup tradisional yang mereka lakukan.

Selain masyarakat di pulau Kihnu, ternyata di zaman dahulu ternyata juga ada masyarakat lain yang masih menganut sistem matriarki. Misalnya saja seperti masyarakat Mosou yang bertempat tinggal di Tiongkok.

Hal ini umumnya terjadi karena ayah mereka jarang dapat dapat mereka kenali. Entah karena meninggal ketika mereka masih kecil atau karena alasan lain yang mendesak.

Hal inipun membuat para turis tertarik untuk berwisata untuk melihat budaya dan adat istiadat dari masyarakat Mosou.

Uniknya, budaya tersebut telah mereka lakukan sejak ribuan tahun yang lalu dan bersifat matriarkal dengan matriarkal yang mana perempuan yang akan memimpin rumah tangga.

Selain itu, apakah sahabat Bicara tahu kalau ternyata kebudayaan tersebut juga ada yang menganutnya di Indonesia, loh!

Suku tersebut tersebut bertempat tinggal di Sumatera Barat dan kita kenal dengan nama Suku Minangkabau. Uniknya, mereka bahkan dinobatkan sebagai suku penganut sistem kekerabatan matrilineal terbesar di dunia.

4. Wanita Yunani, Pengungkap Fakta Sejarah Wanita Ditakuti Karena Terlalu Cerdas

Wanita Yunani, Pengungkap Fakta Sejarah Wanita Ditakuti Karena Terlalu Cerdas

Pernahkah sahabat Bicara mendengar istilah Seksisme? Istilah Seksisme dapat merujuk pada “hewan liar” yang selalu berubah tergantung situasi dan kondisinya.

Dalam hal ini juga berhubungan dengan pandangan masyarakat terhadap para wanita juga bergantung pada ikatan kebudayaan dan zaman yang ada pada suatu wilayah tertentu.

Namun, pada beberapa karya puisi dari seorang penyair Yunani, Hesiodos yang berjudul Theogony menyebutkan bahwa ternyata beberapa pria Yunani takut pada para wanita. Uniknya, hal ini ternyata disebabkan karena masalah kepintaran yang mereka miliki.

Pada karya puisi tersebut, Hesiodos menjelaskan bahwa para wanita lah yang sebenarnya menjadi penyebab terjadinya pemberontakan-pemberontakan besar.

Sedangkan, pada mitologi Yunani kuno menjelaskan bahwa ternyata Gaia merupakan orang yang menyusun rencana agar dapat membunuh Ouranos. Meskipun demikian, ternyata yang melakukan eksekusi adalah putranya, Kronos.

Selain itu, Rhea juga ternyata mengambil peran untuk menipu suaminya, Kronos guna menelan batu dan bukannya Zeus. Hal ini akhirnya membuat Zenus dapat tumbuh dewasa dan akhirnya dapat membebaskan saudara-saudaranya serta menaklukkan ayahnya.

Meskipun demikian, sebenarnya penderitaan efek seksisme oleh para wanita Yunani kuno itu tidak ada salahnya. Setidaknya dalam hal ini mereka dianggap terlalu pintar, bukannya tidak cukup pintar, bukan?

5. Wanita Mesir Kuno, Dipilih menjadi Penguasa karena Gender

Wanita Mesir Kuno, Dipilih menjadi Penguasa karena Gender
Wanita Mesir Kuno – usatoday

Pada zaman Mesir kuno, wanita terkadang dapat menjadi penguasa. Hal ini disebabkan karena alasan serupa yang membuat banyak pihak dari feminisme memberikan kritik terkait dengan jenis kelamin mereka.

Umumnya, penyebab dari hal tersebut karena wanita dipandang sebagai pilihan yang lebih aman selama masa kerusuhan terjadi. Sementara itu, kebanyakan firauan bergender laki-laki.

Namun, gender wanita juga kadang-kadang diberikan izin untuk menjabat sebagai pemimpin bagi kerabat lelaki mereka yang masih muda.

Para rakyat mereka berharap ia dapat melindungi firaun masa depan dan memimpin dengan bijaksana sampai dengan firaun berumur cukup dewasa untuk membuat keputusannya secara mandiri.

Fakta sejarah wanita pada zaman dahulu mengungkapkan bahwa pada tahun 3000 sampai dengan 2890 SM dulu pernah terjadi peristiwa unik. Di mana ketika Ratu Merneith diangkat menjadi ratu pertama Mesir kuno sambil menunggu putranya tumbuh besar.

Akhirnya, ia menjadi pemimpin Mesir dan memerintah tepat setelah suaminya meninggal. Selain itu, ternyata Ratu Hatshepsut juga pernah memerintah Mesir dan menjadi wali untuk keponakannya.

Akan tetapi, para ratu sebenarnya tidak selalu mengambil kendali penuh sambil menunggu anak-anaknya tumbuh dewasa. Misalnya saja seperti Ratu Neferusobek yang mengambil alih takhta dan kendali setelah kematian suaminya.

Hal ini disebabkan karena suaminya tidak mempunyai ahli waris lagi. Hal unik lainnya juga terjadi pada saat Cleopatra VII yang dengan sadis membunuh saudara-saudaranya agar dapat memperkuat wawasannya atas takhta Mesir.

6. Wanita Eropa Kuno yang Mempunyai Kekuatan Setara dengan Pria

Wanita Eropa Kuno yang Mempunyai Kekuatan Setara dengan Pria
Wanita Eropa Kuno – thenationalstudent

Apakah sahabat Bicara mengetahui kalau wanita di zaman dahulu tidak hanya sekadar mampu menyapu rumah, menata rambut, dan juga mengurus anak-anak saja? Ternyata, kebanyakan dari mereka malah bekerja seperti para pria, loh!

Beribu-ribu tahun yang lalu, para ilmuwan mengetahui fakta bahwa ternyata para wanita di Eropa sudah bekerja baik di dalam maupun di luar rumah mereka.

Uniknya, mereka ternyata tidak hanya bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan ringan saja, tetapi juga yang membutuhkan fisik yang kuat.

Hal ini disebabkan karena munculnya hipotesis oleh para arkeolog dari Universitas Cambridge dari Cambridge University. Pada saat itu mereka memeriksa tulang-tulang wanita Eropa kuno guna dapat menentukan jenis kegiatan apa saja yang mereka lakukan pada zaman dahulu.

Kebanyakan dari mereka mengungkapkan fakta bahwa tulang dari para wanita tersebut menunjukkan kalau mereka mempunyai senjata yang sering mereka bawa ke mana-mana. Penemuan ini juga membuat fakta sejarah wanita zaman dahulu terungkap.

Di mana ternyata wanita yang hidup di peradaban Eropa awal sudah bertani bersama dengan para pria. Kemungkinan besar kerja manual wanita di Eropa ini telah terabaikan karena seksisme para ilmuwan modern.

Jika kita lihat dari kacamata biologis, sebenarnya pria cenderung dapat membentuk ototnya lebih mudah jika kita bandingkan dengan wanita.

Namun, jika fakta tersebut kita abaikan oleh para ilmuwan, maka terungkaplah fakta bahwa para ilmuwan sepertinya telah meremehkan para wanita.

Di mana dalam kasus ini para wanita di zaman dahulu memiliki fisik yang kuat untuk melakukan berbagai macam pekerjaan fisik.

Kesimpulan

Berbagai macam fakta sejarah wanita zaman dahulu memang selalu membuat kita tak habis pikir bahwa hal tersebut benar-benar pernah terjadi di zaman dahulu. Bagaimana tidak?

Wanita yang pada zaman sekarang ini mendapatkan perlakuan yang bisa dibilang lebih istimewa jika kita bandingkan dengan pria, ternyata pada zaman dahulu malah terjadi hal yang sebaliknya.

Di mana pada zaman dahulu wanita malah menjadi petarung dan uniknya mereka dinobatkan sebagai petarung yang sangat hebat. Selain itu, wanita zaman dahulu juga ternyata pernah ditakuti hanya karena mereka terlalu cerdas.

Padahal, kalau kita pikir-pikir, mempunyai istri yang cerdas itu bukan masalah kan, sahabat Bicara? Bahkan, para wanita di Eropa dulu sudah terbiasa melakukan pekerjaan yang sebenarnya khusus untuk para pria karena membutuhkan kekuatan fisik yang memadai, loh!

Sumber :

  • 7 Fakta Mengapa Wanita Sangat Dihormati dalam Sejarah – IDN Times
  • Scythians – Wikipedia
  • Women in Ancient Sparta – Wikipedia