Yang namanya prediksi memang belum bisa dicek kepastiannya. Prediksi soal Pangaea Ultima juga begitu. Ya, kalau kamu pernah dengar kata depannya ‘Pangea’, kamu pasti udah bisa tebak ini soal prediksi bersatunya seluruh daratan di bumi.
‘Bukannya itu udah terjadi di zaman Pra-Kambrium dulu? Masa’ kita balik lagi ke masa lalu?’ Well, ini saatnya kamu dengar satu kenyataan baru bahwa yang permanen itu hanyalah perubahan itu sendiri.
Bumi kita juga tidak lepas dari perubahan, termasuk daratan-daratannya yang pelan-pelan bergeser. Makanya, yuk, simak 10 fakta tentang Pangaea Ultima berikut ini!
Bersatunya benua-benua ini merupakan siklus supercontinent
Pangaea Ultima, yang punya nama lain Pangaea Proxima atau Pangaea II, adalah sebuah supercontinent atau benua super di masa depan. Nama ini didapat dari kesamaannya dengan benua super 250 juta tahun lalu, Pangaea.
Dalam geologi, benua super adalah bersatunya sebagian besar atau semua blok benua di bumi hingga menjadi satu daratan besar. Ini terjadi karena siklus benua super di mana satu benua super terpecah dan membentuk benua lain. Begitu seterusnya.
Kalau dipikir-pikir lagi prediksi ahli soal bumi di masa depan ini ada betulnya juga. Benua yang ada sekarang, kan merupakan pecahan dari satu benua besar dulunya. Jadi memang sudah semestinya benua ini kembali lagi ke bentuk sebelumnya.
Terbentuknya Pangaea Ultima ini disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik
Pertama kali dihipotesiskan oleh Christopher Scotese, seorang ahli geologi dari Northwestern University, Pangaea Ultima disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik.
Sebab yang sama dengan yang menyebabkan gempa-gempa di dunia. Penyatuan benua ini juga menurut Scotese akan jadi penyatuan benua terakhir di dunia. Itu sebabnya namanya ultima yang maknanya bisa berarti ‘terakhir’.
50 juta tahun lagi Samudera Atlantik dan Samudera Hindia akan bertambah lebar, sebelum Pangaea Ultima terbentuk
Menurut hipotesis, Samudera Atlantik dan Samudera Hindia akan terus bertambah lebar hingga zona subduksi baru mengembalikan benua-benua kita jadi satu dan membentuk Pangaea Ultima.
Sekitar 50 juta tahun dari sekarang, Amerika Utara diprediksi akan sedikit bergeser ke barat dan Eurasia akan bergeser ke timur.
Bahkan mungkin sampai ke selatan sehingga Inggris lebih dekat ke Kutub Utara dan Siberia ada di sebelah selatan garis lintang subtropis yang hangat.
Afrika juga diperkirakan akan tabrakan dengan Eropa dan Arab. Sementara Australia akan lebih dekat ke Asia Tenggara.
Lalu 150 juta tahun lagi Samudera Atlantik diprediksi akan berhenti melebar lalu mulai menyusut
Kemudian kira-kira 150 tahun lagi, Samudera Atlantik diperkirakan akan berhenti melebar lalu menyusut karena sebagian punggung tengah Samudera Atlantik akan mengalami subduksi.
Sementara itu Samudera Hindia akan jadi menyempit karena subduksi kerak samudera sebelah utara ke palung Samudera Hindia.
Perlu kamu ketahui bahwa subduksi adalah proses geologi yang terjadi pada batas lempeng tektonik di mana satu lempeng bergerak di bawah lempeng lainnya dan dipaksa tenggelam ke dalam mantel bumi karena gravitasi yang tinggi.
Selanjutnya Amerika Utara dan Selatan akan terdorong kembali ke tenggara dan Australia akan bergabung lagi dengan Antartika dan bertemu Kutub Selatan.
Dan akhirnya, 250 juta tahun lagi seluruh daratan di bumi akan kembali bersatu menjadi Pangaea Ultima
Di tahun inilah Samudera Antlantik dan Hindia diprediksi akan menutup. Amerika Utara di tahun ini sudah tabrakan dengan Afrika.
Sementara Amerika Selatan diperkirakan berada di sekitar ujung selatan Afrika, dengan Patagonia bersentuhan dengan Indonesia, menutupi sisa-sisa Samudera Hindia (yang disebut dengan Samudera Indo-Atlantik).
Lalu akhirnya Antartika sekali lagi akan berada di Kutub Selatan dan Pasifik akan tumbuh lebih luas, hingga mengelilingi separuh Bumi.
Satelit LAGEOS II miliki NASA mengukur pergeserean kecil posisi benua dari orbit bumi
Jadi, dari mana para ahli tahu bahwa daratan kita bergeser? Jawaban salah satunya adalah lewat Laser Geodynamics Satellite (LAGEOS II) milik NASA. Dari orbit bumi, satelit yang diluncurkan tahun 1992 ini mengukur pergeseran-pergeseran kecil posisi benua.
Pengukuran dilakukan dengan memancarkan sinar laser dari stasiun bumi ke satelit. Sinar laser kemudian kembali ke bumi setelah memantul dari permukaan. Waktu pergeseran inilah yang kemudian diukur dengan tepat.
Ada 2 supercontinent lain yang akan diprediksi akan terbentuk selain Pangaea Ultima
Selain Pangaea Ultima, para ahli juga memprediksi ada 2 benua super lain yang mungkin terbentuk ratusan juta tahun mendatang. Dua benua super ini adalah Amasia dan Novopangaea.
Amasia adalah benua super yang terbentuk dari bersatunya Amerika Utara dan Asia sementara Novopangaea terbentuk dari bersatunya Australia dengan Asia Timur, dan Antartika yang bergerak ke utara.
Akan tetapi, ada perdebatan tentang supercontinent mana yang paling mungkin terjadi
Dari ketiga prediksi benua super tadi, masih ada perdebatan soal mana prediksi yang paling dekat dengan kenyataan. Setiap prediksi punya kelemahannya masing-masing.
Prediksi Amasia menyatakan bahwa Antartika akan tetap seperti sekarang, yang mana itu bisa dibilang kecil kemungkinannya karena pergerakan tektonik pasti ada. Masa’ Antartika nggak terpengaruh?
Lalu prediksi Novopangaea menyatakan bahwa Antartika akan berada di Samudera Pasifik seperti dulu, yang mana kita masih belum punya bukti soal ini.
Mirip-mirip dengan prediksi sebelumnya, kelemahan prediksi Pangaea Ultima juga terletak di Antartika. Lagi-lagi karena tidak ada bukti bahwa Antartika sekarang sedang bergerak menuju pesisir timur dan Amerika Selatan.
Ada 2 model pembentukan Pangaea Ultima
Yaitu model awal dan model baru. Model ini berbeda dalam dalam hal perkiraan letak Australia dan Antartika. Pada model awal, Australia dan Antartika saling terhubung satu sama lain.
Sedangkan pada model baru, Australia menempel bersama China dan Antartika Barat, sementara Antartika Utara pada Amerika Selatan.
Kenapa Australia dan Antartika selalu jadi yang paling sulit diprediksi? Mungkinkah ada hubungannya dengan letak Ring of Fire? Well, sebaiknya kita serahkan soal ini pada ahlinya dulu, ya.
Bonusnya: iklim berubah dan matahari akan bertambah panas
Sekitar 230 juta tahun yang akan datang, matahari akan jadi lebih panas selama 1 miliar tahun setelahnya karena luminositasnya meningkat. Luminositas adalah satuan kecemerlangan cahaya yang dimiliki matahari.
Dengan tren yang sama dengan Pangaea 250 juta tahun lalu, gurun-gurun super luas akan terbentuk karena kelembaban dari laut tidak sampai ke daratan.
Dan akibat peningkatan aktivitas vulkanis, yang juga masih prediksi, efek rumah kaca akan terus menyebabkan suhu rata-rata bumi semakin panas.
Berdasarkan beberapa perkiraan, suhu terpanas gurun-gurun di Pangaea Ultima akan mencapai rata-rata 40-70 derajat Celsius.
Kesimpulan
Scotese bilang bahwa pergerakan benua-benua ini seperti tumbuhnya kuku jari kita. Sedikit demi sedikit. Tidak mudah disadari tapi ujung-ujungnya kita tahu kalau kuku jari kita sudah tidak pendek lagi.
Apa yang akan terjadi sama daratan-daratan di bumi kita juga mungkin tidak jauh dari itu. Pelan-pelan tapi pasti bergeser dalam kurun waktu jutaan tahun.
Nah, biar nggak ketinggalan informasi terkini dan unik soal ilmu pengetahuan, yuk, baca juga artikel menarik lainnya hanya di Bicara Indonesia!
Sumber:
- Pangaea Ultima: Meet Earth’s Next Supercontinent – Earthhow
- Pangaea Ultima – Wikipedia
- Continents in Collision: Pangaea Ultima – NASA
- Pangaea Proxima – Wikipedia
- LAGEOS – Wikipedia
- Amasia (continent) – Wikipedia
- Novopangaea – Wikipedia