Dari sejarah pandemi terburuk dalam sejarah, para ilmuwan dan peneliti medis telah sejak lama berdebat mengenai definisi ‘pandemi’ yang sesungguhnya. Mereka masih memperdebatkan ukuran yang seharusnya jadi patokan sebuah pandemi.
Tapi menurut WHO, secara singkat pandemi merupakan penyebaran wabah penyakit baru yang meluas hingga mencakup wilayah global. Berbeda dengan epidemi yang cakupannya ‘hanya’ wilayah regional saja, misalnya masih dalam satu negara.
Dunia mencatat, pandemi kolera, pes, cacar, dan influenza merupakan beberapa penyebab pandemi terburuk dalam sejarah. Karena begitu meluasnya penyebaran penyakit-penyakit ini hingga melintasi perbatasan internasional, situasi saat itu didefinisikan sebagai pandemi.
Pandemi COVID-19
Dinamai Covid-19, virus ini menyebar mula-mula pada Desember 2019 di Wuhan, China dengan sangat cepat dari orang ke orang. Karena merupakan virus baru, belum ada orang yang memiliki imunitas untuk virus ini.
Pada awalnya virus yang menyerang sistem saluran pernapasan ini dianggap sebagai epidemi di China sampai kemudian menyebar ke seluruh dunia dalam hitungan bulan. Melihat cepat dan luasnya penyebaran wabah ini, WHO lalu secara resmi menyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada bulan Maret kemarin.
Hingga artikel ini dibuat, tercatat ada lebih dari 3 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia. 1,2 juta orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan lebih dari 250 ribu orang meninggal dunia.
Begitu besarnya pengaruh wabah Covid-19 ini pada dunia hingga banyak perubahan yang terjadi di segala sistem. Mulai dari perekonomian, pendidikan, hingga metode pengobatan dan vaksin semua sistem ikut terpengaruh.
Sebelum wabah Covid-19 ditemukan, pandemi sudah ada sejak ratusan tahun silam, ketika ilmu pengetahuan dan pengobatan belum berkembang pesat. Akibatnya sangat banyak korban jiwa berjatuhan. Apa saja 10 pandemi terburuk dalam sejarah tersebut?
Antonine Plague (165 AD)
- Korban tewas: 5 juta
- Penyebab: Tidak diketahui
Antonine Plague, yang dikenal juga dengan nama Plague of Galen (Wabah Galen), adalah pandemi kuno yang merebak di kawasan Asia Kecil, Mesir, Yunani, dan Italia.
Beberapa sumber memperkirakan penyebabnya adalah sejenis cacar atau campak, namun sebab yang sebetulnya masih belum diketahui. Sekitar tahun 165 AD, penyakit ini tanpa sadar terbawa oleh tentara Romawi yang kembali dari Mesopotamia. Wabah tersebut menyebar hingga akhirnya menewaskan lebih dari 5 juta jiwa.
Plague Of Justinian (541-542)
- Korban tewas: 25 juta
- Penyebab: Wabah pes
Pada tahun 541-542, Plague of Justinian (Wabah Justinian) yang dipercaya telah menewaskan setengah dari populasi Eropa, menimpa Kekaisaran Bizantium dan kota-kota pelabuhan Mediterania.
Umum diketahui sebagai peristiwa wabah pes pertama dalam sejarah, Plague of Justinian menewaskan hingga seperempat populasi Mediterania Timur dan menghancurkan Konstantinopel. Jumlah korban jiwa saat itu diperkirakan mencapai 25 juta orang dalam satu tahun.
Pada puncaknya wabah tersebut menelan korban sekitar 5.000 jiwa per hari, dan akhirnya mengakibatkan kematian sebesar 40% dari populasi kota.
The Black Death (1346-1353)
- Korban tewas: 75-200 juta
- Penyebab: Wabah pes
Dari tahun 1346-1353, suatu wabah menyerang Eropa, Africa, dan Asia, dengan perkiraan korban tewas antara 75 hingga 200 juta jiwa.
Diyakini berasal dari Asia, wabah ini kemungkinan melintasi benua lewat kutu tikus yang sering hidup di kapal dagang. Sebagai pusat perkotaan pada saat itu, pelabuhan menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi tikus dan kutu. Akibatnya, bakteri tumbuh subur dan penyakit ini dan menewaskan ratusan juta jiwa.
Pandemi Kolera Ke-3 (1852–1860)
- Korban tewas: 1 juta
- Penyebab: Kolera
Sama seperti pandemi kolera yang pertama dan kedua, Pandemi Kolera Ke-3 ini berasal dari India, kemudian menyebar dari delta Sungai Gangga lalu merebak ke seluruh Asia, Eropa, Amerika Utara, dan Afrika, dengan menewaskan lebih dari 1 juta jiwa. Pandemi ini tercatat sebagai pandemi paling mematikan dari 7 pandemi kolera yang pernah terjadi.
Tahun 1854, seorang fisikawan Inggris, John Snow menelusuri kasus-kasus kolera di daerah kumuh London. Ia berhasil mengidentifikasi air yang terkontaminasi sebagai transmisi penyebaran penyakit tersebut. Meski sebab telah ditemukan, namun pengobatannya tidak efektif. Akibatnya 23.000 orang meninggal di Inggris dan dunia mencatat tahun tersebut sebagai tahun dengan pandemi terburuk dalam sejarah.
Asiatic Flu / Rusian Flu (1889-1890)
- Korban tewas: 1 juta
- Penyebab: Influenza
Di 1889-1890, Asiatic Flu atau Russian Flu ini menelan lebih dari 1 juta korban jiwa. Virus ini adalah virus turunan ini diyakini sebagai wabah yang berasal dari virus Influenza A subtipe H2N2, meskipun setelah itu ditemukan bahwa asalnya adalah virus Influenza A subtipe H3N8.
Observasi kasus pertama dilakukan pada Mei 1889, di 3 lokasi yang berjauhan dan berbeda: Bukhara (Uzbekistan), Athabasza (barat laut Kanada), dan Greenland. Saat itu pertumbuhan populasi sangat cepat, terutama di area perkotaan sehingga memperburuk penyebaran virus sampai ke seluruh dunia.
Pandemi Kolera Ke-6 (1910-1911)
- Korban tewas: > 800.000 jiwa
- Penyebab: Kolera
Pandemi terburuk dalam sejarah berikutnya adalah Pandemi Kolera Ke-6. Penyakit yang berasal dari India ini menelan lebih dari 800.000 korban jiwa, sebelum menyebar ke Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa Timur, serta Rusia.
Pandemi ini juga merupakan sumber dari wabah Kolera terakhir di Amerika pada tahun 1910-1911. Bercermin dari masa lalu, otoritas kesehatan Amerika dengan cepat berhasil menekan penyebarannya, dan pada akhirnya hanya menewaskan 11 jiwa di AS. Pada tahun 1923, kasus Kolera menurun drastis, namun di India wabah tersebut masih merebak.
Pandemi Flu (1918)
- Korban tewas: 20-50 juta
- Penyebab: Influenza
Sebuah wabah Influenza yang mematikan merebak di seluruh dunia selama periode 1918-1920. Wabah ini menginfeksi lebih dari sepertiga populasi dunia dan menewaskan 20-50 juta jiwa. Dari 500 juta orang yang terinfeksi pandemi flu 1918, tingkat mortalitasnya diperkirakan 10-20%. Dalam 25 minggu pertama penyebarannya saja ada lebih dari 25 juta korban jiwa.
Wabah flu kali ini lebih berbahaya dan sulit dikendalikan karena berbeda dengan wabah Influenza sebelumnya. Para korban kali ini tidak dapat diprediksi.
Jika biasanya menyerang anak-anak dan orang tua atau pasien dengan penyakit bawaan, Influenza ganas ini mulai menyerang orang dewasa muda yang kuat dan sehat, sedangkan anak-anak dan orang-orang dengan sistem imun yang lebih lemah justru sulit terjangkit.
Asian Flu (1956-1958)
- Korban tewas: 2 juta
- Penyebab: Influenza
Asian Flu merupakan wabah pandemi Influenza A subtipe H2N2, yang berasal dari China. Dalam kurun waktu 2 tahun, Asian Flu ini menyebar dari provinsi Ghuizhou, China ke Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat.
Informasi mengenai perkiraan korban tewas akibat Asian Flu saat itu sangat simpang siur, tetapi WHO menghitung ada sekitar 2 juta korban jiwa dengan 69.800 jiwa di antaranya berada di Amerika Serikat.
The Hong Kong Flu (1968)
- Korban tewas: 1 juta
- Penyebab: Influenza
Sebuah pandemi Flu kategori 2 yang disebut sebagai ‘the Hong Kong Flu’ terjadi pada tahun 1968. Wabah ini disebabkan oleh turunan H3N2 virus Influenza A, cabang genetik subtipe H2N2.
Dari laporan kasus pertama pada 13 Juli 1968 di Hong Kong, virus ini menyebar hanya dalam kurun waktu 17 hari sebelum wabah virus tersebut dilaporkan di Singapura dan Vietnam. Dalam waktu tiga bulan, virus ini kemudian menyebar pula hingga ke Filipina, India, Australia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Meskipun pandemi ini disebutkan memiliki tingkat mortalitas yang relatif rendah, (0,5%), jumlah korban tewas ada lebih dari setengah juta jiwa, 500.000 di antaranya merupakan warga Hong Kong yang notabenenya adalah 15% dari populasi ketika itu.
Puncak Pandemi HIV/AIDS (2005-2012)
- Korban tewas: 36 juta
- Penyebab: HIV/AIDS
Sejak tahun 1981, HIV/AIDS berhasil terbukti sebagai pandemi global, menewaskan lebih dari 36 juta jiwa, dengan identifikasi pertama oleh Republik Demokrasi Kongo pada tahun 1976,
Namun semakin meningkatnya kesadaran dunia terhadap virus ini, pengobatan baru berhasil dikembangkan, meskipun tidak menyembuhkan. Pengobatan ini membuat virus HIV dapat lebih terkendali sehingga penderitanya dapat hidup lebih produktif. Berkat inilah, antara tahun 2005-2012, korban jiwa di seluruh dunia akibat HIV/AIDS dalam setahun turun dari 2,2 juta jiwa menjadi 1,6 juta jiwa.
Saat ini ada sekitar 31-35 juta pengidap HIV, dengan sebagian besarnya berada di Sub-Sahara Afrika, di mana 5% dari populasi telah terinfeksi (sekitar 21 juta jiwa).
Kesimpulan
Melihat bagaimana pandemi Covid-19 saat ini mengubah cara hidup manusia di seluruh dunia, bukan tidak mungkin era ini akan ikut tercatat sebagai salah satu dari pandemi terburuk dalam sejarah bersama dengan pes, influenza, dan cacar yang telah menewaskan jutaan jiwa.
Namun berkat sejarah yang mencatat di berbagai bidang, terutama bidang kesehatan, pandemi kali ini juga akan menjadi pelajaran yang penting di masa depan.
Sumber:
- 10 of the Worst Pandemics in History – MPH Online