Masa depan memang tidak ada yang tahu. Tapi prediksi selalu bisa dibuat. Termasuk soal bumi di masa depan. Kita terus bertanya-tanya, apa saja yang akan dialami oleh planet ini ratusan hingga miliaran tahun lagi?
Apakah bencana akan datang? Atau planet kita akan terus berkembang dan membaik?
Apa yang akan terjadi pada bumi di masa depan?
Prediksi ini berbeda dari skenario kiamat yang mungkin sudah biasa kita dengar.
Berdasarkan studi dan prediksi para ilmuwan tentang peristiwa alam yang mungkin terjadi pada bumi, berikut ini adalah beberapa prediksi soal bumi di masa depan, 100 tahun, 200 tahun, hingga 100 triliun tahun yang akan datang terhitung mulai hari ini.
100 tahun
Suhu bumi di masa depan akan terus meningkat hingga berubah 6 derajat Celsius dari rata-rata suhu saat ini.
Peningkatan suhu ini menimbulkan krisis di seluruh dunia, termasuk musim kemarau yang lebih panjang, kebakaran hutan, dan kekurangan makanan akibat perubahan pola cuaca.
Permukaan laut akan lebih tinggi 0,3-1,2 meter dan Samudera Atlantik menimbulkan angin topan yang parah. Es di Samudera Arktik akan mencair pada musim panas, yang artinya perubahan iklim sudah terjadi.
200 tahun
Angka harapan hidup manusia meningkat dan semakin banyak yang hidup lebih dari 100 tahun. Pertumbuhan populasi menjadi lambat namun akan ada sekitar 9 miliar manusia yang hidup.
Perubahan iklim menewaskan banyak jiwa, termasuk satwa liar sehingga ekosistem inti mulai runtuh. Akan tetapi ada teknologi canggih yang berhubungan dengan masalah iklim seperti untuk meningkatkan hasil panen dan efisiensi energi.
300 tahun
Astronom Soviet, Nikolai Kardashev menciptakan Skala Kardashev yang digunakan untuk memberi peringkat pada peradaban maju berdasarkan sumber energinya.
Tipe I akan menggunakan seluruh sumber yang tersedia milik bumi di masa depan, sementara Tipe II akan mengakses sumber energi dari bintang.
Sedangkan Tipe III dapat memanfaatkan kekuatan galaksi. Fisikawan Amerika, Michio Kaku telah meramalkan bahwa manusia akan menjadi peradaban Tipe I pada tahun 2300-an.
860 tahun
Asteroid 1950 DA akan mendekati bumi pada 16 Maret 2880. Meskipun berisiko tabrakan, NASA memprediksi bahwa asteroid ini akan meleset.
1.000 tahun
Manusia terus berevolusi, bahkan kini hingga 1.000 tahun yang akan datang. Menurut beberapa proyeksi, berkat evolusi itu orang-orang bumi di masa depan bisa memiliki tinggi badan hingga 2 meter lebih.
2.000 tahun
Kutub utara dan selatan sebenarnya selalu bertukar posisi. Terakhir ini terjadi, waktu itu sekitar Zaman Batu.
Pertukaran ini sangat mungkin terjadi lagi bahkan sekarang, tapi karena prosesnya yang lambat, Kutub Utara mungkin beberapa milenium lagi sudah pindah dari Antartika.
8.000 tahun
Sama seperti medan magnet bumi, rotasi bumi juga berangsur-angsur mengalami perubahan. Karena perubahan itu, Bintang Utara yang sekarang adalah Polaris, akan digantikan oleh Deneb.
Namun kemudian Deneb akan digantikan posisinya oleh Vega, lalu diganti lagi oleh Thuban hingga akhirnya posisi Bintang Utara kembali diduduki oleh Polaris selama 26.000 tahun ke depan.
50.000 tahun
Gas rumah kaca mungkin masih mengacaukan iklim bumi di masa depan tapi 50.000 tahun yang akan datang, periode interglasial yang kini kita alami akan berakhir. Lalu akan dimulai periode glasial baru di mana zaman es yang sedang berlangsung.
100.000 tahun
Salah satu bintang besar di Bimasakti, Canis Majoris akhirnya meledak dan terjadilah supernova paling spektakuler dalam sejarah galaksi. Kalau kita masih ada, peristiwa ini bisa kita saksikan pada siang hari di bumi.
Tidak hanya itu, saat ini ada lebih dari 20 supervolcano di bumi, termasuk yang ada di bawah Yellowstone, AS. Gunung-gunung ini rata-rata akan erupsi setiap sekitar 100.000 tahun sekali.
200.000 tahun yang akan datang, paling sedikit satu di antara gunung berapi super itu mungkin erupsi dan melepaskan 417 meter kubik magma dan menyebabkan kematian dan kerusakan pada bumi di masa depan.
250.000 tahun
Loihi, gunung berapi bawah air yang terletak di barisan gunung laut Hawaii akan naik ke permukaan Samudera Pasifik dan menjadi pulau baru.
Namun estimasi para ahli berbeda-beda. Ada yang mengatakan ini akan terjadi dalam kurun waktu 10.000 tahun, ada yang juga yang mengatakan 100.000 tahun, dan ada pula yang mengatakan bahwa ini tidak akan terjadi.
1 juta tahun
Beberapa abad dari meletusnya supervolcano tadi, 1 juta tahun yang akan datang, akan lebih banyak lagi gunung berapi super yang erupsi. Tidak tanggung-tanggung kali ini semburan magmanya bisa 7 kali lebih banyak.
1,4 juta tahun
Bintang orange dwarf, Gliese 710 akan melintas dalam jarak 1,1 tahun cahaya dari matahari, menyebabkan gangguan gravitasi pada Awan Oort.
Peristiwa ini menyebabkan objek-objek langit keluar dari lingkaran es tata surya kita dan mengirim semburan komet ke arah matahari dan bumi di masa depan.
10 juta tahun
Luapan Laut Merah akan membanjiri Retakan Afrika Timur yang semakin lebar lalu menciptakan cekungan samudera baru di antara Tanduk Afrika dan benua Afrika.
30 juta tahun
Asteroid sepanjang 10-19 km akan menghantam bumi sekitar sekali per 100 juta tahun. Terakhir kali hal ini terjadi 65 juta tahun lalu. Artinya, tabrakan lain akan terjadi 30 juta tahun yang akan datang.
Kekuatannya akan setara dengan TNT 100 juta megaton. Tabrakan ini akan membuat bumi berselimut debu, memicu kebakaran hutan yang sangat luas, dan efek rumah kaca yang parah. Debunya juga akan membuat langit jadi gelap selama beberapa tahun.
50 juta tahun
Afrika akan bertabrkan dengan Eurasia, menutup Laut Mediterania dan menggantikan posisinya dengan pegunungan seukuran Himalaya. Sementara itu, Australia pindah ke utara dan Samudera Atlantik terus melebar.
250 juta tahun
Pergeseran benua akan terjadi sekali lagi dan membuat daratan bumi yang kering menjadi benua super yang mirip dengan Pangea di masa lalu. Para ilmuwan menyebutnya Pangea Proxima.
1 miliar tahun
Matahari menjadi 10 persen lebih terang sehingga permukaan bumi lebih panas 47 derajat Celsius. Lautan mulai menguap, atmosfer penuh dengan uap air dan mengakibatkan efek rumah kaca yang lebih buruk lagi.
1,3 miliar tahun
Kurangnya CO2 membuat eukariot di bumi mati dan hanya menyisakan prokariot. Tapi meningkatnya kecerahan matahari juga memperluas zona layak huni tata surya hingga ke Mars, di mana suhu permukaannya akan menyerupai suhu Bumi di zaman es.
2 miliar tahun
Tabrakan yang amat besar akan terjadi antara Awan Magellan Besar dengan Bimasakti. Menurut astrofisikawan dari Durham University, peristiwa ini akan membangunkan lubang hitam di galaksi kita yang tertidur panjang.
Jika lubang hitam itu kembali aktif, ia akan menelan gas di sekitarnya dan ukurannya bisa membesar 10 kali lipat. Akibatnya ia akan menyemburkan radiasi tingkat tinggi.
Para ilmuwan mengatakan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi bumi, tapi efeknya pada tata surya kita mungkin ada.
2.8 miliar tahun
Suhu rata-rata permukaan bumi akan meningkat hingga 150 derajat Celsius termasuk di kutub. Sisa-sisa makhluk hidup bersel tunggal akan mati dan kehidupan bumi di masa depan akan lenyap.
Kalau manusia masih ada mungkin kita sudah ada di tempat lain. Mars, misalnya.
4 miliar tahun
Para ilmuwan sudah membaca kemungkinan tabrakan antara Bimasakti dan Andromeda sejak lama dan tabrakan itu terjadi sekitar 4 miliar tahun yang akan datang. Dua galaksi ini akan bersatu dan menghasilkan galaksi baru.
5 miliar tahun
Matahari telah menghabiskan persediaan hidrogennya. Kini matahari ini jadi sebuah red giant dengan radius 200 kali lebih besar dari saat ini. Planet-planet yang ada paling dekat dengan matahari akan hancur karenanya.
8 miliar tahun
Matahari sudah mencapai tahap red giant-nya dan mungkin bumi di masa depan sudah ikut hancur juga. Sementara itu, suhu permukaan Titan, bulan milik Saturnus akan meningkat dan mungkin bisa mendukung kehidupan.
1 triliun tahun
Persediaan bintang yang memproduksi awan gas kini sudah berkurang sehingga banyak galaksi yang mulai terbakar.
100 triliun tahun
Pembentukan bintang sudah berakhir dan bintang-bintang utama tinggal menyisakan bintang kerdil seperti bintang neutron dan lubang hitam. Tentu lubang hitam akan perlahan-lahan menelan planet-planet sisa.
Kemudian alam semesta mendekati akhir Stellar Era-nya, suatu era di mana mayoritas energi berasal dari fusi termonuklir dalam inti bintang. Setelah itu energi tidak lagi berasal dari bintang.
Kesimpulan
Meskipun banyak prediksi dan ramalan yang berkata bahwa akan terjadi bencana-bencana besar di bumi, semua itu hanya sebatas perkiraan saja. Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi pada bumi di masa depan.
Seorang astrofisikawan besar, Neil deGrasse Tyson, pernah berkata pada sebuah debat tahun 2013, “jika hukum fisika masih berlaku, maka hukum fisika pasti berarti sesuatu.” Atau dengan kata lain, kita tidak perlu khawatir.
Yang bisa kita lakukan kini adalah terus memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dari berbagai sumber. Salah satunya adalah artikel seputar ilmu pengetahuan dan fakta-fakta unik lainnya di Bicara Indonesia!
Sumber:
- Arctic and Antarctic Sea Ice: How Are They Different – NASA
- On the Inevitability and the Possible Structures of Supercivilizations – Harvard
- A Timeline of the Distant Future for Life on Earth – Treehugger
- Supervolcano eruption mystery solved – BBC