5 Kasus Kerusakan Otak Ini Menciptakan Superpower!

Beberapa orang dilahirkan dengan otak yang cemerlang. Tapi ada juga yang jenius karena kasus kerusakan otak. Ini tentu saja bukan sesuatu yang disengaja.

Kerusakan otak yang terjadi ini membuat penderitanya memiliki memori yang detil, skill menghitung yang super cepat, hingga kemampuan artistik yang luar biasa.

Fenomena ini menarik perhatian media hingga film Rain Man yang tayang tahun 1988 dibuat berdasarkan figur yang betul-betul nyata. Tidak hanya media, bidang sains pun kerap mengangkat fenomena ini sebagai topik riset atau debat.

Secara ilmiah fenomena ini bisa dimasukkan ke dalam savantism atau savantisme. Selain itu ada juga yang menyebutkan aqcuired savant syndrome.

Keduanya merupakan keadaan di mana kemampuan otak penderitanya jadi lebih hebat setelah mengalami cedera atau kecelakaan.

Serius ada orang yang mengalami kerusakan otak terus tiba-tiba jadi jenius? Nggak percaya, kan? Ini dia 5 kasus kerusakan otak yang bikin penderitanya punya superpower!

Alonzo Clemons

Salah satu hasil pahatan Alonzo Clemons. (CBS News)
Salah satu hasil pahatan Alonzo Clemons. (CBS News)

Setelah mengalami cedera kepala sewaktu balita, Alonzo Clemons menjadi penyandang disabilitas yang tidak bisa mengenakan pakaiannya sendiri akibat kasus kerusakan otak yang dialaminya.

Lalu ketika beranjak dewasa, secara tiba-tiba Clemons mulai memahat figur hewan dengan akurasi dan kecepatan tinggi. Kemampuannya ini bahkan diakui secara internasional dan hasil karyanya bisa terjual hingga ribuan dollar.

Ia bisa memahat bentuk hewan biasanya berdasarkan ingatan saja dengan lengkap dan persis dalam waktu kurang dari satu jam.

Tidak dibatasi oleh disabilitasnya, ia terus mengasah kemampuannya dan hingga kini aktif sebagai anggota komunitas kota Boulder, Colorado. Bahkan sempat bertanding dalam cabang angkat beban di Special Olympics.

Anne Adams

Anne Adams bersama lukisannya. (UCSF Memory and Aging Center)
Anne Adams bersama lukisannya. (UCSF Memory and Aging Center)

Tidak semua kasus kerusakan otak mengakibatkan seseorang jadi lebih jenius di bidangnya. Pada kasus Anne Adams atau Dr Adams contohnya.

Ia melepaskan karirnya di bidang sains secara tiba-tiba lalu beralih ke bidang seni. Ia membuat lukisan yang tidak hanya tampak artistik tapi juga ilmiah. Barulah kemudian diketahui bahwa Dr Adams didiagnosa dengan frontotemporal dementia.

Yaitu penyakit degeneratif yang merusak frontal dan terkadang temporal lobes otak. Peneliti menemukan bahwa ketika bagian otak tersebut terganggu, bagian lain jadi menguat dan mendominasi. Dan efeknya adalah pertumbuhan kemampuan kreatif yang tiba-tiba.

Derek Amato

Derek Amato (Popular Science)
Derek Amato (Popular Science)

Seseorang yang diberkahi dengan kejeniusan tiba-tiba bisa memiliki beragam kemampuan mulai dari bakat seni hingga kemampuan berbahasa. Pada kasus kerusakan otak Derek Amato, ia memperoleh bakat musik yang sebelumnya tidak ia miliki.

Sebelumnya ia memang bisa bermain gitar tapi setelah kejadian itu kemampuan bermusiknya meningkat drastis. Pada usia 40 tahun, Amato menyelam di sebuah kolam dangkal hingga kepalanya terbentur dasar kolam.

Selain mengalami efek samping seperti amnesia, ia juga memperoleh bakat musik yang tidak pernah ia ketahui. Ia tiba-tiba bermai keyboard suatu malam hingga pukul 2 pagi, padahal ia tidak pernah main keyboard sama sekali.

Akan tetapi konsekuensinya adalah ia kehilangan 35% pendengarannya.

Orlando Serrell

kasus kerusakan otak, Orlando Serrell, Si Manusia Kalender. (Orlando Serrell Official Website)
Orlando Serrell, Si Manusia Kalender. (Orlando Serrell Official Website)

Tahun 1979, ketika Orlando Serrell berusia 10 tahun, ia bermain baseball saat bola mengenai kepala bagian kirinya hingga ia jatuh.

Karena ingin tetap bermain ia tidak melaporkan apa yang terjadi sehingga ia juga tidak mendapatkan pertolongan medis untuk kasus kerusakan otak yang ia alami.

Tapi ketika sakit kepalanya mereda, Serrell sadar ia dapat menghitung dengan cepat dan akurat bahkan melibatkan angka-angka yang rumit.

Kasus yang sama juga pernah ditemukan tahun 1780-an di Inggris pada seorang  petani bernama Jedediah Buxton yang tidak bisa baca tulis.

Buxton tiba-tiba jadi “manusia kalkulator” karena kemampuannya menghitung dengan cepat serta memorinya yang detil. Sayangnya tidak ada bukti apakah ia mendapatkan kemampuan ini setelah ia lahir (yang artinya karena cedera otak) atau merupakan bawaan lahir.

Kim Peek

kasus kerusakan otak, Kim Peek pada 16 Januari 2007. (Wikipedia)
Kim Peek pada 16 Januari 2007. (Wikipedia)

Kim Peek adalah orang yang menginspirasi film peraih Oscar, Rain Man yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Dustin Hoffman. Saat nama Kim Peek terkenal, kesadaran masyarakat akan savantisme.

Di dalam film ia digambarkan sebagai orang dengan autisme namun di dunia nyata Peek menderita FG syndrome, sebuah kasus kerusakan otak yaitu penyakit genetik yang menyebabkan abnormalitas fisik.

Peek terkenal karena kapasitas memorinya yang luar biasa besar. Ia bisa mengingat kode pos atau tanggal dalam kalender dalam hitungan detik.

Sebabnya adalah karena ada kerusakan pada corpus callosum, hilangnya ikatan saraf penghubung antara dua belahan otak, kiri dan kanan.

Kesimpulan

Kerusakan otak rupanya punya sisi lain. Tidak hanya bisa menyebabkan penderitanya cacat serius, kerusakan otak pada beberapa kasus bisa membuat orang memiliki kemampuan otak yang super secara instan.

Mulai dari bakat seni, musik, hingga kemampuan menghitung cepat dan kapasitas memori yang luar biasa besar, orang-orang ini mendapatkannya setelah kerusakan otak yang mereka derita.

Para peneliti dan ilmuwan tidak henti-hentinya mempelajari fenomena tubuh manusia ini, karena siapa tahu di masa depan manusia lainnya juga bisa membuka kunci menuju penggunaan kapasitas otak yang lebih tinggi.

Mau tahu cerita tentang manusia luar biasa lainnya? Yuk, explore berbagai artikel menarik hanya di Bicara Indonesia!

Sumber :

  • 10 People Who Gained Extraordinary Abilities From Brain Damage – Best Psychology Degrees
  • When Brain Damage Unlocks The Genius Within – Popular Science