8 Penjelasan NASA Tentang Anomali Bintang Tabby

Bintang Tabby begitu spesial karena anomalinya. Tidak ada bintang lain yang berperilaku seperti bintang ini, sejauh observasi dilakukan.

Sejak keanehan ditemukan lewat program Planet Hunters, aktivitas unik Bintang Tabby menarik perhatian banyak orang. Berbagai teori dan spekulasi pun beredar di internet.

Apa sebenarnya yang terjadi pada bintang ini? NASA punya 8 penjelasan yang mungkin akan menjawab rasa penasaran kamu.

Bintang Tabby, objek kosmik teraneh di alam semesta

Bintang Tabby (Tabby’s Star), yang juga dikenal dengan nama Bintang Boyajian atau dengan nama katalog galaksi KIC 8462852, adalah sebuah objek kosmik yang berlokasi sekitar 1.500 tahun cahaya dari bumi, di rasi bintang Cygnys.

Ditemukan tahun 1890, nama bintang ini diambil dari seorang peneliti dan asisten profesor astrofisika Louisiana State University, Tabetha Boyajian.

Keanehan pada Bintang Tabby mulai terdeteksi pada September 2015, oleh sekelompok ilmuwan amatir dalam proyek Planet Hunters.

Ilmuwan amatir yang bergabung dalam proyek tersebut bersama para astronom mengumpulkan data yang diambil dari Teleskop Kepler yang mengobsevasi perubahan tingkat kecerahan dari bintang-bintang jarak jauh.

Bintang Tabby dalam pencitraan infrared dan ultraviolet. (Wikipedia)
KIC 8462852 dalam pencitraan infrared dan ultraviolet. (Wikipedia)

Bintang Tabby mengalami fluktuasi pada tingkat kecerahannya hingga pernah mencapai 22%. Akan tetapi redupnya Bintang Tabby ini tidak disertai dengan turunnya emisi infrared, yang lazim ditemukan jika terjadi penurunan tingkat kecerahan.

Hingga saat ini para peneliti masih terus berusaha menemukan penjelasan dari anomali Bintang Tabby.

Redupnya Bintang Tabby

Sejak anomali Bintang Tabby mulai terdeteksi, publik terus berspekulasi dan berteori soal sebab-sebab perilakunya yang aneh. Nah, berikut ini adalah beberapa penjelasan yang dilansir dari situs web NASA tentang redupnya bintang tersebut.

Gangguan teknis pada teleskop

Ada satu penjelasan sederhana, yaitu gangguan atau glitch yang terjadi pada teleskop Kepler. Akan tetapi, para ilmuwan tidak yakin dengan kemungkinan sebab ini karena menurut pernyataan dari NASA, data yang didapat dari teleskop lain tetap sama.

Aktivitas magnet

Sekelompok peneliti dari University of Illinois di Urbana-Champaign berspekulasi bahwa perubahan drastis pada tingkat kecerahan Bintang Tabby mungkin ada kaitannya dengan aktivitas magnetik yang terjadi di dalam bintang itu sendiri.

Seperti yang kita tahu, sebuah bintang bisa mengalami pergeseran medan magnet secara signifikan dan tiba-tiba. Hal ini juga terjadi pada matahari kita setiap 11 tahun sekali. Bintang Tabby juga kemungkinan mengalami hal yang sama.

Meskipun begitu, data menunjukkan bahwa bintang tersebut telah meredup selama kurun waktu satu abad, sehingga teori ini bisa dikatakan masih meragukan.

Dikelilingi oleh debu komet

Para ilmuwan juga berpendapat bahwa perubahan tingkat kecerahan pada Bintang Tabby bisa jadi dikarenakan adanya ratusan komet yang melintasi bagian depan bintang itu.

Sekumpulan debu berbatu dari komet-komet itu bisa saja menghalangi cahaya dan menyebabkan redupnya bintang tersebut secara tidak biasa.

Ilustrasi redupnya Bintang Tabby. (Sky and Telescope)
Ilustrasi redupnya Bintang Tabby. (Sky and Telescope)

Tetapi para ilmuwan tidak punya cukup bukti yang dapat membenarkan teori ini. 

Jikapun benar sejumlah besar komet adalah penyebabnya, hal ini pastilah dapat terlihat oleh teleskop Spitzer milik NASA yang mampu mendeteksi radiasi yang dilepaskan oleh debu-debu komet.

Sedangkan nyatanya, tidak ada kelebihan radiasi infrared yang ditemukan hingga saat ini.

Gugus asteroid dan planet bercincin

Studi lain menunjukkan bahwa sebuah planet bercincin dan gugus-gugus asteroid mengorbit bintang tersebut, sehingga menyebabkan perilaku meredup yang aneh.

Pada faktanya, memonitor perubahan tingkat kecerahan sebuah bintang adalah sebuah teknik yang umum dilakukan, namanya metode transit. Hal ini dilakukan biasanya untuk menemukan sebuah exoplanet.

Teorinya, ketika sebuah planet melintasi bagian depan bintang induknya, para pengamat di bumi yang melakukan metode transit akan dapat melihat redupnya bintang tersebut untuk sementara.

Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa penurunan kecerahan pada Bintang Tabby terlalu besar untuk disebabkan oleh planet atau objek lain yang mengorbit di sekitarnya.

Kehabisan bahan bakar

Di samping pola fluktuasi tingkat kecerahan yang tidak beraturan ini, Bintang Tabby memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dan lebih panas dibandingkan matahari.

Seperti yang kita tahu, bintang melebur hidrogen menjadi helium di dalam inti tubuhnya. Pada akhirnya, bintang akan kehabisan hidrogen dan sebagai gantinya melebur helium dan elemen lain yang lebih berat hingga bintang itu benar-benar kehabisan bahan bakar.

Akan tetapi para ilmuwan menemukan bukti lain bahwa bintang itu belum akan mati dalam waktu dekat. Malah Bintang Tabby sedang dalam usia di mana ia seharusnya bertambah terang, bukan semakin redup.

Sistem multistar

Penjelasan yang beredar seringnya terfokus pada kemungkinan adanya objek besar lain yang mengorbit bintang itu. Mungkin sebuah planet, exoplanet lebih tepatnya seperti yang diobservasi oleh teleskop Kepler.

Adanya planet lain ini mungkin mengakibatkan terjadinya gerhana mini, di mana planet tersebut menghalangi Bintang Tabby hingga cahayanya terlihat meredup.

Namun, jika planetlah yang menghalangi bintang tersebut, penurunan tingkat kecerahannya tidak akan begitu drastis dan masih bisa diamati.

Para peneliti menduga ada objek lain mengorbit Bintang Tabby yang lebih besar dari sekadar planet. Tetapi lagi-lagi bukti terkait hal ini belum berhasil ditemukan.

Terpecah lalu menelan sebuah planet

Satu lagi alasan yang menyebabkan Bintang Tabby meredup adalah bisa jadi bintang ini terbelah lalu menelan sebuah planet. Perilaku serupa pernah terjadi pada beberapa bintang yang ‘melahirkan’ planet berbatu mirip bumi yang kemudian ditelan oleh bintang itu sendiri.

Para ilmuwan mengembangkan sebuah metode untuk mendeteksi bintang-bintang pemakan planet seperti ini menggunakan jejak kimiawi planet tersebut.

Ketika ini terjadi, planet akan meninggalkan jejak elemen tertentu yang menyerap cahaya dengan cara yang berbeda.

Peneliti dapat mengamati panjang gelombang cahaya tersebut untuk menentukan banyaknya unsur tertentu yang terkandung dalam bintang itu. Dari sana akan dapat ditentukan apakah ia melahap sebuah planet atau tidak.

Struktur raksasa buatan alien

Ilustrasi Dyson Swarm Superstructure. (Wikipedia)
Ilustrasi Dyson Swarm Superstructure. (Wikipedia)

Penjelasan terakhir ini mungkin adalah yang paling menarik dari penjelasan lainnya. Penurunan tingkat kecerahan pada bintang ini bisa jadi disebabkan oleh adanya Dyson sphere, sebuah struktur raksasa yang dibangun oleh peradaban alien yang maju.

Dipercaya struktur ini dibuat untuk mengumpulkan energi sebanyak mungkin dari Bintang Tabby sebagai suplai bahan bakar mereka.

Namun demikian, data baru teleskop Spitzer dan misi Swift NASA menunjukkan bahwa struktur raksasa milik alien bukanlah penjelasan yang masuk akal. Malahan belakangan dikatakan bahwa objek yang mengitari bintang tersebut tidaklah lebih besar dari debu.

Mana yang benar atau mana yang paling mungkin?

Kesimpulan

Anomali Bintang Tabby telah lama menjadi salah satu misteri besar yang menarik perhatian. Hingga NASA menjelaskan satu persatu alasan yang mungkin menjadi alasan dari perilaku yang tidak lazim tersebut.

Sampai saat ini belum ada konfirmasi yang pasti dari pihak NASA akan anomali tersebut. Jadi, sembari menanti jawabannya, yuk, explore juga artikel menarik lainnya seputar astronomi hanya di Bicara Indonesia!

Sumber :

  • The Scientific Quest to Explain Kepler’s Most Enigmatic Find – NASA
  • Tabby’s Star – Wikipedia
  • Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien? – Tempo Tekno
  • The Puzzle of ‘Tabby’s Star’: 9 NASA Explanations for Star’s Odd Dimming – Space
  • Aliens? Possible Explanations for the Odd Behavior of Tabby’s Star – Interesting Engineering