Kita sering mendengar tentang Daylight Saving Time atau DST. Tapi tahukah kamu apa itu DST? Beberapa negara di dunia mengalami perubahan waktu ketika musim panas tiba. Ya, negara-negara yang memiliki empat musim seperti Amerika Serikat dan Inggris pasti melalui fenomena ini.
Ketika musim panas tiba, siang hari akan terasa lebih panjang daripada malam hari. Hal ini membuat orang-orang di negara tersebut akan menghabiskan waktu lebih banyak untuk beraktivitas karena matahari bersinar lebih lama daripada biasanya. Fenomena ini juga berimbas pada pengaturan waktu di negara-negara tersebut.
Beberapa negara menerapkan DST untuk mendukung kegiatan sehari-hari mereka. Apa sih Daylight Saving Time itu? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.
Apa itu Daylight Saving Time?
Daylight Saving Time adalah sebuah sistem yang dimaksudkan untuk “menyimpan cahaya siang hari” di musim panas. Biasanya, sistem ini dilakukan dengan cara memajukan waktu resmi satu jam lebih awal dari zona waktu standar dan berlaku selama musim semi dan musim panas atau disebut “spring forward”.
Ketika musim gugur tiba, waktu resmi akan diperlambat satu jam lebih lama dari zona waktu standar atau disebut “fall back”. Jadi, selama akhir musim dingin hingga awal musim semi dalam satu hari waktu terhitung 23 jam, sedangkan selama musim gugur dalam satu hari waktu terhitung 25 jam.
Bagaimana awal mula Daylight Saving Time?
Daylight Saving Time (DST) bermula dari gagasan yang dikemukakan Benjamin Franklin : “early to bed and early to rise makes a man healthy, wealthy, and wise” (tidur lebih awal dan bangun lebih awal membuat manusia sehat, kaya dan bijaksana). Benjamin Franklin menerbitkan surat di Journal de Paris yang berisi anjuran untuk orang-orang Paris menghemat penggunaan lilin dengan cara bangun lebih awal dan menggunakan sinar matahari sebagai penerangan. Bahkan ia menganjurkan untuk membangunkan orang-orang dengan cara menembakkan meriam saat matahari terbit.
Gagasan ini dikemukakan kembali pada tahun 1905 oleh William Willett, seorang laki-laki Inggris yang menikmati kegiatan berkuda di pagi hari. Ia mengamati bahwa banyak orang-orang London yang menghabiskan sebagian besar waktunya di musim panas untuk tidur. Hal ini membuatnya mengajukan proposal dua tahun kemudian kepada pemerintahan Inggris untuk menyarankan adanya pemajuan jam selama bulan-bulan musim panas. Namun, proposal ini terus mengalami penolakan hingga akhir hayatnya pada tahun 1915.
Awal DST di berbagai negara
Berbeda hal dengan yang terjadi di Jerman. Jerman menjadi negara pertama yang mengadopsi sistem DST bersama dengan sekutunya, Austria-Hungaria, pada 30 April 1916 saat Perang Dunia I berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk menghemat waktu dan batu bara selama masa perang. Upaya ini akhirnya diikuti oleh negara Inggris sebulan kemudian.
Amerika Serikat sendiri mulai mengadopsi DST saat terlibat perang pada tahun 1918. Walaupun masa Perang Dunia I sudah berakhir, Amerika Serikat dan beberapa negara lain seperti Kanada, Inggris, Perancis dan Irlandia masih mempertahankan sistem DST hingga kemunculan Perang Dunia II. Sistem DST akhirnya secara luas diadopsi di Amerika dan Eropa pada tahun 1970-an sebagai akibat dari adanya krisis energi di tahun 1970-an.
Efek dari Daylight Saving Time
Adanya perubahan waktu dari diterapkannya Daylight Saving Time pasti memberikan beberapa efek terhadap kehidupan sehari-hari. Apa saja efek dari Daylight Saving Time?
Penghematan listrik
Dengan diterapkannya DST mampu memberikan pengaruh terhadap penggunaan listrik, karena memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan. Selain itu, dengan adanya DST banyak orang yang melakukan kegiatan di luar ruangan ketika malam hari karena keadaan yang masih terang. Namun, manfaat penghematan listrik ini tidak sepenuhnya dirasakan semua negara. Beberapa negara yang berada di daerah subtropis lebih banyak mengonsumsi listrik saat DST diterapkan, seperti Meksiko, Amerika Selatan dan Afrika Utara.
Orang-orang lebih aktif
Dalam kegiatan ekonomi orang-orang yang paling diuntungkan dengan adanya DST adalah pedagang eceran, pembuat barang olahraga, dan bisnis lainnya yang memanfaatkan sinar matahari. Nyatanya, banyak pelanggan yang berbelanja, berolahraga dan berkegiatan di luar ruangan ketika musim panas tiba. Di sisi lain, para petani dan peternak sapi perah mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan biji-bijian paling baik dipanen setelah embun menguap dan sapi menjadi lebih sensitif terhadap waktu pemerahan susu.
Menekan angka kejahatan
Adanya DST mampu menekan beberapa jenis kejahatan seperti perampokan dan kekerasan seksual. Selain itu, angka kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan bagi pejalan kaki juga menurun. Namun, hal ini juga banyak ditentang oleh banyak pihak karena DST menyebabkan adanya sedikit perubahan dalam pola tidur dan ritme sirkadian.
Perubahan ini menyebabkan kewaspadaan manusia menjadi berkurang dan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Tidak hanya itu, kewaspadaan seseorang saat bekerja juga berkurang, khususnya pekerjaan yang membutuhkan fisik kuat seperti penambang.
Waktu tidur
Berubahnya pola tidur juga berpengaruh terhadap kesehatan orang-orang di negara yang menerapkan Daylight Saving Time. Kurangnya waktu tidur dan berubahnya ritme sirkadian menyebabkan adanya peningkatan risiko diabetes, obesitas, penyakit jantung, depresi, dan kanker. Perubahan ritme sirkadian juga dapat memicu rasa sakit kronis seperti sakit kepala cluster – sakit kepala yang mengelompok pada satu sisi kepala dan menyebabkan rasa sakit luar biasa dalam waktu yang cukup lama.
Peningkatan Cyberloafing
Meningkatnya waktu Cyberloafing. Apa sih cyberloafing itu? Cyberloafing adalah bahasa slang untuk berselancar di web selama jam kerja untuk hiburan pribadi. Sebuah studi Jurnal Psikologi Terapan tahun 2012 menemukan bahwa kejadian cyberloafing meningkat signifikan di lebih dari 200 wilayah metropolitan Amerika Serikat selama Senin pertama setelah daylight saving time di musim semi. Hal ini dapat merugikan perusahaan karena kehilangan gaji hanya untuk internet.
Fakta menarik Daylight Saving Time
Di samping keunikan penerapan sistem DST, terdapat berbagai fakta menarik dari sistem pengaturan waktu ini.
- Serangan jantung banyak dialami pada hari Senin setelah “spring forward” ke waktu musim panas atau daylight saving time. Pada tahun 2014 dalam jurnal Open Heart dilaporkan bahwa serangan jantung meningkat 24% pada hari Senin tersebut, dibandingkan dengan jumlah rata-rata harian selama minggu-minggu menjelang dimulainya DST.
- Sebelum Uniform Time Act disahkan AS, terdapat periode di mana suatu tempat bisa atau tidak bisa mengamati DST, yang menyebabkan kekacauan. Bahwa masing-masing wilayah menggunakan pengaturan jam yang berbeda.
- Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of Applied Psychology tahun 2009, menunjukkan bahwa selama seminggu setelah “spring forward” ke DST, jam tidur pekerja tambang berkurang sekitar 40 menit dan 5,7% berpotensi cedera di tempat kerja dibandingkan hari biasanya dalam setahun.
- Hewan peliharaan juga menyadari adanya perubahan waktu. Hal ini dikarenakan manusia juga mengatur rutinitas peliharaan mereka, sehingga ketika kalian terlambat memberikan makan dari biasanya peliharaan akan menyadarinya.
- Berubahnya waktu pada pukul 2 pagi, setidaknya di Amerika Serikat, mungkin ada hubungannya dengan kepraktisan.
Kesimpulan
Ketika musim panas tiba beberapa negara empat musim memiliki pengaturan waktu yang berbeda-beda. Pengaturan ini dibutuhkan karena ketika musim panas tiba, siang hari akan berlangsung lebih lama daripada malam hari.
Hal ini memberikan dampak yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan tujuan awal untuk menghemat energi, ternyata Daylight Saving Time juga membawa dampak yang cukup buruk untuk kehidupan manusia di berbagai bidang. Namun, berbagai dampak ini pastinya akan berbeda tergantung pada budaya, letak geografis, dan iklim negara yang menerapkan sistem DST ini.
Sumber :
- Daylight Saving Time – Wikipedia
- Daylight Saving Time has long-term negative effects on health – Health Europa
- 5 Weird Effects of Daylight Saving Time – Live Science
- 5 Crazy Chapters in the History of Daylight Saving Time – Live Science
- Daylight saving time 2020: When we change our clocks and why – Live Science