Perjalanan waktu atau time travel adalah tema yang populer dalam fiksi ilmiah sejak bertahun-tahun lalu. Topik ini memang jadi favorit banyak orang karena begitu dahsyatnya kemampuan itu apabila bisa jadi kenyataan.
Andai time travel terjadi, kita bisa kembali ke masa lalu, mengubah kejadian di masa lalu untuk mencegah terjadinya kepunahan massal misalnya. Atau kita bisa pergi ke masa depan, untuk melihat seperti apa jika manusia berhasil hidup di planet Mars.
Perjalanan waktu memang kadang terdengar seperti sebuah dongeng atau cerita bohong yang jauh dari kenyataan. Tapi sebetulnya perjalanan waktu memiliki tempat di sisi sains. Topik ini bisa dijelaskan secara ilmiah jadi mungkin saja di masa depan, yang entah kapan dan bagaimana, umat manusia dapat mewujudkannya.
Konsep waktu dari sisi ilmiah
Agar paham bagaimana time travel dari sisi ilmiahnya, lebih dulu kita harus paham bagaimana konsep waktu yang umum diterima.
Banyak yang berkata bahwa waktu adalah sesuatu yang konstan, tetap, atau diam. Namun Albert Einstein beranggapan bahwa waktu adalah sebuah ilusi, sesuatu yang relatif. Menurutnya waktu bisa beragam bagi tiap pengamat, tergantung pada kecepatannya melintasi sebuah ruang.
Bagi Einstein, waktu memiliki empat dimensi. Ia menjelaskan bahwa ruang dideskripsikan sebagai area tiga dimensi, yang memiliki koordinat (panjang, lebar, dan berat) dan dapat menunjukkan lokasi. Sedangkan waktu memiliki koordinat lain, yaitu arah, yang hanya bergerak maju.
Teori Einstein tentang relativitas khusus mengatakan bahwa waktu melambat atau menjadi cepat tergantung pada seberapa cepat kita bergerak relatif ke arah sesuatu. Jika seseorang dalam kapal luar angkasa bergerak mendekati kecepatan cahaya, ia akan menua lebih lambat dari pada kembarannya di Bumi. Fenomena ini adalah satu dari beberapa fenomena yang dapat terjadi pada tubuh manusia di luar angkasa.
Tidak cuma itu, teori Einstein tentang relativitas umum pun menjelaskan bahwa gravitasi dapat mengubah waktu. Bayangkan sebuah kain empat dimensi bernama ruang waktu. Ketika sesuatu yang memiliki massa mendiami kain itu, akan terjadi lekukan ruang waktu. Inilah yang menyebabkan objek bergerak mengikuti jalur yang melengkung. Lengkungan itulah yang kita pahami sebagai gravitasi.
Wormhole untuk time travel
Menurut NASA, teori relativitas umum juga memunculkan skenario yang bisa membuat manusia menjelajah waktu ke masa lalu. Tetapi persamaannya mungkin akan sangat sulit untuk dihitung secara fisik.
Seseorang mungkin saja bisa bergerak lebih cepat dari cahaya, yaitu 299.792 km/detik dalam ruang hampa udara. Akan tetapi, persamaan Einstein menunjukkan bahwa sebuah objek yang bergerak dengan kecepatan cahaya akan memiliki massa yang tak terhingga dan panjang sebesar 0. Secara fisik ini tidak mungkin meskipun ada juga ilmuwan yang beranggapan sebaliknya.
NASA juga menyatakan bahwa kemungkinan ini dapat menciptakan wormhole atau lubang cacing antara beberapa titik dalam ruang dan waktu. Tapi meski persamaan Einstein memungkinkan, hal ini hanya akan bisa terjadi pada partikel yang sangat kecil. Para ilmuwan pun belum ada yang benar-benar mengamati lubang cacing ini karena teknologi yang dibutuhkan haruslah sangat canggih.
Teori-teori time travel
Dari teori Einstein tadi, kita kurang lebihnya bisa menyimpulkan bahwa time travel itu lebih dekat ke arah ‘sangat sulit’ hingga mendekati ‘tidak mungkin’. Namun, ada beberapa teori alternatif yang mengemuka untuk manusia menjelajahi waktu.
Infinite Cylinder (Tipler’s Cylinder)
Seorang astronom, Frank Tipler mengusulkan sebuah mekanisme di mana seseorang memiliki materi yang massanya 10 kali massa Matahari. Kemudian digulung menjadi silinder yang sangat panjang dan padat.
Setelah memutarnya beberapa miliar kali per menit, sebuah kapal luar angkasa yang berputar spiral di sekitar silinder ini akan masuk ke dalam ‘kurva tertutup yang menyerupai waktu’. Tapi, metode ini memiliki banyak batasan, termasuk salah satunya adalah silinder itu harus memiliki panjang yang tak terhingga.
Black hole
Ada kemungkinan lain yang bisa membuat time travel terjadi. Caranya adalah dengan menggerakkan sebuah pesawat dengan cepat di sekitar sebuah lubang hitam. Atau bisa juga dengan membuat kondisi yang mirip menggunakan sebuah struktur yang sangat besar dan berputar, menyerupai lubang hitam.
Stephen Hawking menulis di Daily Mail pada 2010 bahwa, pesawat ini akan terus berputar-putar dan melewati setengah saja bagian dari waktu yang dilalui oleh orang lain yang jauh dari lubang hitam. Ia juga mengatakan bahwa bayangkan jika pesawat itu memutari lubang hitam selama lima tahun (dalam lubang hitam). Di luar sana waktu telah berlalu selama sepuluh tahun. Jadi ketika pesawat itu kembali, setiap orang akan menua lima tahun lebih tua dari mereka yang ada di pesawat.
Tapi, ia juga menambahkan bahwa kru dalam pesawat harus bergerak dengan kecepatan sekitar kecepatan cahaya agar teori ini berhasil. Seorang fisikawan, Amos Iron, mengatakan ada satu batasan. Yaitu jika teori time travel ini menggunakan mesin, misalnya mesin waktu, mesin itu akan hancur terlebih dulu sebelum berhasil berputar dengan cepat.
Cosmic String
Satu lagi teori yang potensial untuk mewujudkan time travel, yaitu dengan cosmic string, sebuah objek berupa tabung sempit menyerupai benang berisi energi yang merenggang sepanjang alam semesta. Bagian yang sempit ini dipercaya terbentuk pada alam semesta generasi awal. Diprediksi bahwa ‘benang-benang’ ini menyimpan massa yang sangat besar sehingga bisa membengkokkan ruang waktu di sekitarnya.
Cosmic string juga diyakini para ilmuwan berbentuk tak terhingga atau berbentuk lingkaran tanpa akhir. Pertemuan dua benang yang paralel satu sama lain akan mengubah ruang waktu ke dalam sebuah konfigurasi tertentu yang bisa mewujudkan time travel.
Semua ini tentu saja baru secara teori karena hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu mengakomodasinya. Ilmuwan pun hanya sebagian saja yang sepakat dengan teori-teori ini.
Kesimpulan
Meskipun dapat dijelaskan secara ilmiah, tidak semua ilmuwan berpendapat bahwa time travel mungkin dilakukan. Beberapa ahli ada yang beranggapan bahwa percobaannya saja dapat membahayakan manusia.
Dengan ilmu fisika yang manusia gunakan saat ini, topik time travel sangat mungkin akan terus berubah seiring waktu. Teori-teori akan terus maju sehingga bisa saja di masa depan manusia pada akhirnya mampu mengerti bagaimana perjalanan waktu dapat dilakukan.
Sampai saat itu tiba, jika kita ingin menjelajah waktu ke masa lalu dan masa depan, mari menjelajah lewat artikel-artikel sejarah dan teknologi di Bicara Indonesia!
Sumber :
- Time Travel: Theories, Paradoxes & Possibilities – Space
- Stephen Hawking’s final book suggests time travel may one day be possible – here’s what to make of it – Phys
- Is Time Travel Possible? Scientists Explore the Past and Future – Space