Waktu zamannya tabloid atau majalah fisik dulu masih populer, rubrik apa saja yang paling kamu tunggu setiap terbit edisi terbaru? Astrologi dan horoskop pasti salah satunya. Kita selalu penasaran apa yang dibilang zodiak kita minggu atau bulan ini. Kalimat seperti ‘kondisi dompet lagi kemarau’, ‘bakalan ada sinyal positif dari si doi’, atau ‘karir bakal mengalami kemajuan’, adalah beberapa hal yang sering kali kita temui ketika baca horoskop.
Tapi memangnya ramalan zodiak itu fakta? Bagaimana bisa ramalan tentang kepribadiannya kadang pas dengan diri kita? Apakah horoskop itu ilmu pengetahuan atau cocokologi semata?
Yuk, kita kupas tuntas penjelasan ilmiahnya!
Kenapa kita suka horoskop?
Kenapa, sih banyak orang suka baca ramalan bintang atau ramalan kepribadian berdasarkan zodiak?
Sebetulnya tidak cuma astrologi dan horoskop saja yang digemari banyak orang, tapi juga tes-tes kepribadian macam tes MBTI atau tes 16 kepribadian juga kian digandrungi. Orang senang mengetahui lebih banyak hal tentang dirinya dan masa depan, terutama kalau cocok dengan kenyataan.
Dalam ilmu psikologi, ada yang namanya confirmation bias, di mana mereka yang percaya astrologi cenderung mengingat prediksi-prediksi tertentu saja yang ternyata benar dan tidak mengingat prediksi yang hasilnya salah. Hal ini didukung pula dengan adanya studi Barnum/Forer yang menunjukkan bahwa manusia cenderung percaya pada horoskop karena ada bias pada deskripsi-deskripsi tentang mereka yang sebenarnya juga berlaku bagi sekelompok besar orang lain.
Sosiolog Theodore Adorno juga melakukan studi pada kolom astrologi di koran Los Angeles. Ia menyimpulkan bahwa astrologi adalah perwujudan dari irasionalisme sistematis yang berskala besar, yang menyebabkan generalisasi kepribadian dipercaya oleh banyak orang.
Intinya, banyak orang yang suka baca zodiak karena mereka percaya yang tertulis itu betulan untuk mereka, padahal sebetulnya mungkin berlaku juga untuk orang lain dengan zodiak yang sama di seluruh dunia.
Membedakan astrologi dengan horoskop
Kita sering kali mendengar istilah astrologi dan horoskop ini digunakan bergantian dalam satu topik yang sama, tapi sebenarnya kedua istilah tersebut memiliki perbedaan.
Astrologi sebenarnya ditujukan untuk menjelaskan ilmu atau studi posisi benda-benda langit. Beberapa ahli astrologi berpendapat bahwa posisi bintang dan planet-planet memiliki efek secara langsung pada urusan manusia dan terjadinya berbagai fenomena alam di bumi.
Inilah yang membuat banyak orang percaya bahwa astrologi adalah bagian dari sains. Astrologi sendiri memiliki banyak jenis, tergantung dari budaya dan kepercayaan suatu daerah. Tapi yang paling populer adalah Astrologi Barat, yang kita kenal sebagai zodiak seperti Capricorn, Gemini, Libra, dan lain-lain, serta Astrologi China yang juga meliputi shio.
Sementara itu horoskop lebih kepada diagram, tabel, bagan, atau representasi secara grafis dari astrologi itu sendiri. Diagram atau gambar yang menunjukkan posisi planet dan lambang-lambang zodiak atau shio misalnya, adalah contoh kecil dari horoskop. Singkatnya, horoskop adalah atribut yang digunakan untuk menjelaskan astrologi tadi.
Awal mula astrologi dan horoskop
Pengamatan astrologis pertama kali dimulai dari peradaban Mesopotamia atau bangsa Timur Tengah seperti Mesir, Turki, dan sebagian Asia saat ini. Sekitar tahun 3000 SM, bangsa Mesopotamia mulai mengamati dan menamai gugus-gugus bintang di langit.
Sejak milenium ke-2 sebelum masehi, Babilonia, yang merupakan bagian dari Mesopotamia pertama kali memiki sistem astrologi yang terstruktur. Penggunaan menit dan detik untuk pengukuran astronomi modern juga berasal dari sistem penomoran yang mereka miliki. Konsep zodiak juga pertama kali dicetuskan oleh bangsa Babilonia.
Bangsa Yunani kuno kemudian memajukan bidang astrologi bersamaan dengan bidang astronomi, di mana bidang astrologi mereka mendapatkan pengaruh yang besar dari kepercayaan mereka terhadap dewa-dewi Yunani.
Dengan dihubungkan ke planet dan gugus bintang, konsep astrologi mereka menjadi lebih menarik dan dramatis. Ditambah lagi dengan ketertarikan bangsa Yunani pada manusia. Awalnya astrologi digunakan untuk membantu urusan negara saja, akan tetapi berkat konsep astrologi yang menarik, bidang ini mulai digemari untuk urusan peruntungan rakyat biasa.
Sains dibalik astrologi
Jadi, kalau sudah ada jauh sejak zaman dulu dan bahkan dikembangkan bersamaan dengan ilmu astronomi, apakah astrologi dan horoskop punya latar belakang ilmiah?
Untuk mengetahui apakah suatu konsep termasuk ilmiah atau tidak, University of California, Berkeley sepakat bahwa konsep tersebut harus memenuhi beberapa syarat yaitu :
Apakah astrologi didasarkan pada bukti-bukti yang nyata?
Sebetulnya, belum banyak studi ilmiah yang meneliti sains dibalik astrologi tapi beberapa hasil studi yang ada menyatakan bahwa validasi pandangan-pandangan astrologi gagal dibuktikan.
Misalnya saja sebuah studi yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA). Mereka menguji keakuratan tabel astrologi yang mendeskripsikan kepribadian 193 partisipannya dan hasilnya menunjukkan bahwa skor yang didapat tidak konsisten.
Apakah astrologi menjelaskan tentang alam?
Astrologi mungkin memang melibatkan benda-benda alamiah seperti matahari, bulan, planet, dan rasi bintang yang menurutnya dapat memprediksi kejadian dan kepribadian manusia.
Namun menurut University of California Museum of Paleontology (UCMP) Berkeley, para ahli astrologi biasanya tidak mengevaluasi dengan kritis apakah pengertian mereka terhadap alam itu valid atau tidak. Selain itu astrologi juga tidak mengarah pada riset yang berkelanjutan, di mana riset adalah salah satu poin penting dalam cabang ilmu pengetahuan.
Apakah astrologi menggunakan ide atau gagasan-gagasan yang teruji?
Agar suatu konsep memiliki dasar ilmu pengetahuan yang benar, konsep tersebut harus mencakup gagasan-gagasan yang dapat diuji.
Dalam hal ini, UCMP Berkeley juga mengatakan bahwa beberapa dugaan yang berasal dari astrologi itu sangat umum sehingga hasil apapun yang didapat dari sebuah pengujian akan diartikan sesuai dengan dugaan awal. Tentu saja dengan demikian, astrologi tidak dapat diuji.
Kesimpulan
Sejak zaman peradaban kuno, astrologi dan horoskop sudah jadi bagian dari ilmu pengetahuan. Orang zaman dahulu hingga zaman modern percaya dengan astrologi dan horoskop karena manusia pada dasarnya manusia suka mendapatkan informasi tentang masa depannya. Manusia merasa merdeka dari keadaannya, dan merasa lebih aman karena bisa tahu masa depan. Meski hanya sedikit dan sebagiannya mungkin tidak benar.
Akan tetapi astrologi dan horoskop tidak dapat dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan. Karena cabang ilmu tersebut tidak memenuhi syarat-syarat saintifik seperti kemampuannya untuk diuji, adanya bukti-bukti, serta riset yang terus-menerus.
Untuk keperluan hiburan, mungkin baca zodiak boleh, ya. Tapi untuk keperluan ilmu pengetahuan, jangan lupa baca artikel seru lainnya seputar sains hanya di Bicara Indonesia!
Sumber:
- History of Astrology – History World
- History of Astrology – Wikipedia
- Difference Between Astrology and Horoscope – Difference Between
- Astrology and science – Wikipedia
- Explainer: Is There Any Science Behind Astrology? – The Science Explorer
- A double-blind test of astrology – APA PsycNet