Sebagai satu-satunya satelit alami milik planet Bumi, bulan memiliki peran yang penting dalam mengatur kehidupan manusia.
Dengan adanya bulan kita memiliki pergantian siang dan malam yang teratur, pasang surut air laut, aktivitas hewan yang seimbang, dan banyak lagi manfaatnya.
Tapi tahukah kalian kalau dulu sekali, 900 tahun yang lalu, bulan pernah menghilang dari langit? Selama berabad-abad tidak ada yang mengetahui apa penyebab orang-orang zaman dahulu bersaksi lewat catatan sejarah bahwa bulan menghilang untuk beberapa waktu.
Hingga akhirnya kini berkat perkembangan ilmu pengetahuan, para peneliti dan ilmuwan berhasil menemukan kejadian apa sebenarnya yang terjadi pada masa itu.
Abad ke-11-15, tahun-tahun penuh bencana
Berdasarkan sebuah naskah yang berasal dari Inggris periode pertengahan, yaitu sekitar abad ke-11 sampai abad ke-15, tahun 1110 adalah tahun yang penuh dengan bencana.
Dunia pada waktu itu adalah dunia yang keras, brutal, dan penuh dengan kekacauan.
Pada waktu itu sering terjadi bencana alam seperti banjir, gempa bumi, badai dahsyat, dan erupsi gunung berapi.
Kelaparan sering menerpa karena bencana alam menyebabkan gagal panen dan persediaan mudah menipis.
Ditambah lagi pada suatu malam di bulan Mei tahun 1110, orang-orang bersaksi bahwa mereka melihat bulan tidak ada di langit seperti biasanya dan kegelapan menyelimuti sepanjang hari.
Kejadian itu kemudian disusul oleh musim panas yang dilanda hujan deras.
Hilangnya bulan dari langit
Dalam sebuah naskah yang ditulis dalam bahasa Anglo-Saxon bernama Peterborough Chronicle, disebutkan bahwa pada malam kelima bulan Mei, bulan masih terlihat di langit namun pelan-pelan cahayanya mulai redup dan semakin redup hingga akhirnya menghilang.
Penggalan naskah tersebut tidak bahwa kegelapan itu disebabkan oleh gumpalan awan, karena di naskah yang sama tidak dijelaskan kemunculan bintang-bintang setelahnya. Naskah itu juga tidak menjelaskan soal gerhana bulan yang secara logika seharusnya menyebabkan bulan tidak nampak dari Bumi.
Lalu, mengapa seharusnya bulan terlihat dari Bumi seperti biasa namun ketika itu malah tampak menghilang?
Bencana alam yang terlupakan
Menurut sebuah hasil studi yang dilaporkan dalam jurnal Scientific Reports, kejadian menghilangnya bulan saat itu disebabkan oleh peristiwa alam yaitu letusan gunung berapi.
Penulis jurnal tersebut mengatakan bahwa ketika hal tersebut terjadi sebuah fenomena optik terjadi di atmosfer yang berhubungan dengan gas vulkanik bertekanan tinggi.
Para peneliti melakukan evaluasi terhadap inti es dan hasilnya menunjukkan bahwa telah terjadi beberapa letusan gunung berapi yang jaraknya berdekatan.
Peristiwa letusan gunung berapi itu diperkiraan terjadi di Eropa atau Asia antara tahun 1108-1110.
Erupsi yang terjadi pada kluster gunung berapi itu mengeluarkan awan abu tinggi yang kemudian bertiup hingga ke seluruh dunia selama bertahun-tahun.
Inilah yang menyebabkan bulan tertutup dan tidak terlihat dari Bumi. Selain itu, gas bertekanan tinggi tersebut juga menyebabkan berubahnya iklim secara global, menimbulkan cuaca dingin dan basah yang sangat parah.
Tim peneliti lebih lanjut lagi mengungkapkan bahwa erupsi gunung berapi ini terjadi tepatnya di Jepang, pada tahun 1108.
Berdasarkan sebuah buku harian yang ditulis oleh seorang petugas pemerintah Jepang antara tahun 1062 sampai 1141, erupsi Gunung Asama di Jepang terjadi pada Agustus hingga Oktober 1108.
Erupsi tersebut membuat kadar sulfat di Greenland meningkat dan mencemari langit dengan jumlah gas yang bisa menciptakan semacam gerhana dua tahun setelahnya.
Para peneliti menambahkan, ada satu lagi letusan gunung berapi yang belum diketahui terjadi di belahan bumi selatan. Letusan tersebut ternyata juga menjadi penyumbang tingginya jumlah sulfat di inti es Antartika.
Bagaimana jika bulan benar-benar menghilang?
Dengan demikian, misteri menghilangnya bulan 900 tahun yang lalu akhirnya terpecahkan. Kita tahu sekarang bahwa ternyata bulan tidak benar-benar menghilang dan hanya tertutup oleh gas dari letusan gunung berapi.
Namun apa yang terjadi jika bulan lenyap dari langit betulan?
Setidaknya ada beberapa hal yang berubah seperti pasang surut air laut yang akan menjadi lebih rendah.
Pasang surutnya air laut ini membuat ekosistem laut tetap hidup, terutama hewan-hewan seperti kepiting, kerang, dan bintang laut. Jadi jika bulan tidak ada dan pasang surut air laut berubah, ekosistem juga akan terpengaruh dan bisa menyebabkan hewan laut menjadi punah.
Iklim juga dipengaruhi oleh pergerakan pasang surut air laut. Arus laut didorong oleh pasang surut ini dan menyebarkan air yang suhunya lebih hangat ke seluruh dunia untuk membentuk iklim secara global.
Temperatur bumi, pergantian musim, dan kehidupan banyak hewan juga akan terkena pengaruh.
Selain itu masih banyak lagi yang akan terjadi jika bulan tidak ada di tempatnya. Jadi, mari kita bersyukur karena bulan belum akan ke mana-mana, setidaknya dalam waktu dekat.
Kesimpulan
Penjelasan ini didasarkan pada bukti-bukti yang dapat dikatakan tidak langsung. Tapi para peneliti mengatakan bahwa setidaknya bukti ini bisa menjadi jawaban terbaik untuk kasus menghilangnya bulan pada masa itu.
Tidak selamanya manusia dapat membaca segala hal yang terjadi di alam semesta yang penuh misteri ini. Karena walaupun dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang sekarang, masih ada keterbatasan yang belum mampu dilampaui.
Akan tetapi manusia selalu melakukan yang terbaik untuk menemukan solusi bagi teka-teki alam semesta dengan segala kemampuannya.
Jadi, ayo kita dukung perkembangan ilmu pengetahuan dengan senantiasa memelihara rasa ingin tahu.
Salah satu caranya adalah dengan terus meng-update informasi seputar sejarah dan alam semesta hanya di Bicara Indonesia!
Sumber:
- Moon’s mysterious disappearance 900 years ago finally gets an explanation – Live Science
- In Middle Ages, Societies Surprisingly Responsive To Natural Disasters – Inside Science
- What would happen if the Moon disappeared? – Royal Museum Greenwich