Beberapa minggu yang lalu, jagat maya sempat diramaikan dengan viralnya sebuah video yang tersebar di media sosial tentang bintang Tsurayya. Video yang diunggah tersebut memperlihatkan penampakan langit pagi yang masih sedikit gelap dan menampakkan satu titik yang bersinar di langit.
Pengunggah video itu mengatakan bahwa titik tersebut adalah bintang Turaya atau bintang Tsurayya yang kemudian dikaitkan dengan kebudayan Timur Tengah dan Islam. Si pengunggah juga mengatakan bahwa kemunculan bintang itu adalah pertanda akan berakhirnya pandemi Coronavirus yang begitu memengaruhi Bumi ini.
Sebetulnya apa itu bintang Tsurayya? Bagaimana bintang Tsurayya dijelaskan dengan sains?
The Seven Sisters
Setelah ramai perbincangan mengenai bintang Tsurayya di media sosial. Pusat Sains dan Antariksa (Pussainsa) LAPAN mengeluarkan keterangan resmi tentang objek tersebut.
Menurut keterangan LAPAN, ternyata titik terang yang warganet katakan sebagai bintang Tsurayya itu adalah Pleiades, sebuah gugus bintang terbuka yang terdiri dari lebih dari 800 bintang yang berjarak sekitar 444 tahun cahaya dari Bumi.
Bintang yang terletak dekat rasi bintang Taurus ini memiliki nama lain Messier 45 atau “The Seven Sisters”. Ceritanya pertama kali berasal dari mitologi Yunani di mana Pleiades adalah tujuh anak dari dewa Titan, Atlas bersama peri samudera, Pleione. Selama berlangsungnya sebuah perang, Atlas melawan Zeus yang menghukum musuhnya itu untuk memanggul surga di bahunya selama-lamanya.
Anak-anaknya, Pleiades, si tujuh bersaudari yang terdiri dari Alcyone, Atlas, Electra, Merope, Taygete, Pleione, dan Maia sedih melihat sang ayah menanggung beban tersebut. Mereka lalu meminta Zeus untuk menempatkan mereka di langit, dekat dengan ayah mereka.
Pleiades atau Bintang Tsurayya ialah salah satu gugus bintang terbuka, yaitu sekelompok bintang yang terlahir di waktu yang hampir bersamaan dari awan gas dan debu. Bintang-bintang yang terbentuk dalam 100 tahun terakhir ini membentuk formasi dan memiliki sinar kebiruan.
Bagi orang awam yang tidak terbiasa mengobservasi langit, gugus bintang Pleiades tetap dapat terlihat dengan relatif mudah, terutama di langit cerah dan gelap. Ketika itu, dengan mata telanjang seseorang dapat melihat hingga 12 bintang di gugus Pleiades meski hanya tujuh yang bisa dengan mudah terlihat.
Pleiades atau Bintang Tsurayya dalam berbagai kebudayaan di dunia
Bintang Tsurayya memiliki tempat di berbagai kebudayaan di dunia. Mereka juga memiliki beberapa nama di kebudayaan-kebudayaan yang berbeda, seperti “Seven Little Girls” atau “Seven Maidens”.
Gugus bintang ini telah diturunkan dari generasi ke generasi lewat puisi, musik, seni rupa, dan arsitektur. Di mitologi Yunani tempat asal namanya, Pleiades terdiri dari tujuh saudari: Maia, Alcyone, Asterope, Celaeno, Taygete, Electra, dan Merope. Di China, konstelasi ini disebut Mao atau “The Hairy Head” dan di kebudayaan Jepang dikenal sebagai Subaru.
Di kebudayaan Indonesia sendiri Pleiades dikenal sebagai “Lintang Kartika” atau “Gugus Kartika”, terpengaruh dari kebudayaan Hindu. Gugus ini merepresentasikan tujuh puteri yang mewakili tarian Bedhaya Ketawang di kesultanan Surakarta. Di Indonesia Pleiades muncul sebagai penanda bagi para petani untuk mulai menggarap sawahnya dan membersihkan hama.
Sementara itu di Timur Tengah, jika Pleiades alias bintang Tsurayya muncul di waktu subuh maka diartikan bahwa masa wabah hama tanaman akan berakhir dan masa panen kurma dimulai.
Sepertinya, inilah salah satu cerita yang menjadi asal mula hebohnya penampakan bintang Tsurayya yang dikaitkan dengan berakhirnya pandemi Coronavirus.
Menemukan Pleiades
Jika ingin mengemukan Pleiades, kita bisa mulai dari mencari kontelasi Orion terlebih dulu. Tarik sebuah garis dengan tiga bintang di sabuk Orion terus ikuti hingga bagian atas melewati panah Orion. Bintang pertama yang terlihat setelah garis itu adalah bintang kemerahan bernama Aldebaran, mata dari banteng Taurus. Dalam bahasa Arab, Aldebaran berarti “pengikut” karena ia mengikuti Pleiades melintasi langit.
Gugus Pleiades sendiri umumnya dapat dilihat di langit malam yang cerah dari bulan Oktober hingga April, menghadap ke Selatan. Kita bisa melihatnya di langit sisi atas, tepat di atas kepala.
Peran Pleiades si Bintang Tsurayya dalam riset
Teleskop Kepler normalnya dipakai untuk melihat bintang yang sangat redup dan untuk memonitor penurunan tingkat kecerahan yang mungkin mengindikasikan planet sedang dalam orbit. Saat itu ketika teleskop mencoba melihat bintang yang terang, gambar yang tertangkap akan jadi terlalu gelap dan terdistorsi.
Kemudian para peneliti NASA ingin agar Kepler juga dapat digunakan untuk melihat bintang yang terang. NASA kemudian mengkalibrasi Kepler sehingga teleskop itu dapat mengidentifikasi bintang yang lebih terang. Kepler lalu diarahkan pada Bintang Tsurayya atau Pleiades, sebagai salah satu gugus bintang paling bersinar.
Para peneliti lalu dapat mengkonfirmasi enam dari The Seven Sisters, Alcyone, Atlas, Electra, Merope, Taygete, dan Pleione, sebagai bintang tipe B yang tingkat kecerahannya berubah-ubah dalam kurun waktu satu hari. Sementara itu bintang ketujuh, Maia, memiliki tingkat kecerahan yang berubah-ubah dalam kurun waktu 10 hari.
Dengan kata lain, Pleiades memiliki peran penting dalam memberikan Kepler kemampuan baru sehingga Kepler bisa meningkatkan pencarian exoplanetnya.
Kesimpulan
Sudah hampir setengah tahun berlalu sejak pandemi Coronavirus pertama kali menyebar. Seluruh dunia terpengaruh termasuk cara hidup manusia serta keadaan lingkungan di Bumi. Bagi sebagian besar orang Coronavirus membawa masalah baru hingga mereka ingin pandemi yang buruk ini segera berlalu.
Munculnya bintang Tsurayya ini mungkin saja menjadi salah satu penanda akan berakhirnya pandemi bagi mereka yang percaya. Namun, benar atau salahnya berita viral ini, kita jadi mendapat satu lagi pengetahuan baru tentang ilmu keantariksaan. Satu lagi sisi positif dari pandemi yang sedang mendera kita bersama.
Sumber :
- Pleiades: The Seven Sisters Star Cluster – Space
- Mengenal Lebih Jauh Bintang Tsurayya atau Pleiades dalam Ilmu Antariksa – Kompas
- Video Viral Bintang Tsurayya, Ini Penjelasan Lapan – Kompas