Kita semua pasti pernah ada di suatu masa di mana tayangan televisi ramai dengan tayangan mistis. Segala macam penampakan mulai dari fenomena orbs, asap putih melayang-layang, hingga sebentuk tangan atau wajah misterius pernah tertangkap kamera dan disiarkan di saluran televisi. Makin jelas penampakannya, makin seru pula tayangannya.
Tapi benarkah yang kita tonton itu kejadian nyata? Pernahkah terpikir bahwa ini setting-an semata? Apalagi di zaman modern ini apapun bisa difabrikasi dengan mudah.
‘Tapi kan, fenomena orbs itu adalah energi yang bisa tertangkap kamera. Berarti energi makhluk halus itu ada, kan?’
Sebentar dulu. Bicara soal energi, mari kita bicara juga soal sains. Yuk, simak penjelasan ilmiah soal fenomena orbs berikut ini.
Bola misterius yang tertangkap kamera
Tidak perlu jauh-jauh mencari tayangan televisi yang menangkap orbs. Kita sendiri juga bisa menangkapnya lewat lensa kamera digital. Pergilah ke suatu tempat ketika hari gelap, misalnya halaman belakang rumah, atau ruangan kosong yang pencahayaannya minim. Ambil foto dengan kamera digital di beberapa sudut lalu lihat hasilnya. Ada bola-bola putih berbagai ukuran di foto yang kamu ambil.
Bola-bola alias orbs yang muncul biasanya berbentuk bulatan putih dan agak transparan. Kadang juga ada spektrum warna yang tampak di pinggir bulatan yang kelihatan seperti efek pelangi, biasanya orbs di tempat yang sedang hujan. Terkadang orbs muncul membentuk semacam jejak yang membuatnya terlihat seperti sedang bergerak.
Fenomena ini muncul sejak awal ditemukannya kamera digital tahun 90-an. Komunitas paranormal menganggap bola-bola yang tampak melayang ini adalah tanda kehadiran makhluk astral. Pendapat ini semakin populer di kalangan masyarakat karena didukung oleh tayangan-tayangan supranatural dan kegiatan-kegiatan berburu hantu.
Di sisi lain, produsen kamera saat itu percaya ini adalah akibat dari malfungsi kamera itu sendiri. Sampai sekarang pun banyak yang meyakini bahwa orbs ini merupakan partikel mikroskopis yang melayang di udara. Biasanya kalangan ini adalah mereka yang tidak percaya adanya makhluk astral.
Karakternya yang biasa muncul di tempat minim cahaya serta sering membentuk semacam jejak inilah yang kemudian membuat orang jadi percaya bahwa fenomena orbs adalah bagian dari aktivitas paranormal.
Lalu bagaimana fenomena orbs ini dapat dijelaskan secara ilmiah?
Backscatter orbs
Dalam istilah fotografi, bola-bola ini disebut dengan backscatter atau near-camera reflection, sebuah fenomena optik yang biasanya membentuk lingkaran pada sebuah objek. Fenomena orbs ini timbul karena cahaya flash atau blitz kamera yang dipantulkan dari butiran debu, cipratan air, dan partikel-partikel lain yang ada dalam air atau udara. Fenomena orbs ini lebih umum terjadi pada gambar yang diambil dengan kamera digital compact dan ultra-compact.
Kamera menangkap partikel yang sangat dekat dengan lensa, namun kamera tersebut menangkapnya secara tidak fokus karena adanya cahaya yang menghambur balik (backscattering). Fenomena orbs juga umumnya terjadi ketika mengambil gambar di tempat-tempat yang minim cahaya dengan menggunakan blitz, seperti saat malam hari atau di bawah air. Pada fenomena ini, cahaya terlihat jauh lebih terang di dekat sumber cahayanya karena hukum kuadrat invers (intensitas cahaya berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber cahaya).
Orbs ini muncul dari pantulan cahaya partikel-partikel padat yang ada dalam udara atau air ,seperti debu, uap air, serbuk sari, dan sejenisnya. Orbs juga kadang terlihat karena ada benda asing di dalam lensa kamera.
Namun di samping penjelasan ilmiahnya, ada pula yang beranggapan bahwa jika orbs muncul di belakang objek berupa manusia atau benda padat lain seolah-olah sedang mengintip, maka orbs tersebut kemungkinan adalah partikel supranatural. Hal ini karena pantulan secara logika tidak jatuh di depan sebuah objek.
Ektoplasma dan vortex, ketika penampakan terlihat lebih nyata
Sebenarnya bsukan cuma orbs saja, lho, penampakan yang sering muncul di kamera. Ada fenomena lain yang kerap dikaitkan dengan aktivitas paranormal seperti ektoplasma dan vortex.
Secara ilmiah, ektoplasma yang kita lihat sebagai slime hijau di Ghostbusters, adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mendeksripsikan sitoplasma dari organisme bersel tunggal yaitu amoeba. Akan tetapi dari segi supranatural, ektoplasma diartikan sebagai zat yang dipakai sebagai medium oleh roh. Ektoplasma yang disebut sebagai fase kedua yang muncul setelah orbs ini, biasanya membentuk semacam garis atau asap tipis yang menguar dari medium tadi.
Sedangkan vortex adalah fase terakhir dari penampakan makhluk astral setelah ektoplasma. Karena fase terakhir, bentuknya sudah lebih sempurna seperti yang biasa kita lihat di foto atau video penampakan. Bentuk kepala, rambut, dan tubuh suatu makhluk astral dapat lebih jelas terlihat di fase vortex ini.
Banyak yang menduga bahwa kemunculan fenomena yang disebut penampakan ini berasal dari energi makhluk tersebut. Dikatakan juga bahwa energi ‘mereka’ dapat dipengaruhi oleh energi yang kita pancarkan sebagai manusia, dan energi yang ada di suatu tempat. Semakin besar atau kuat energinya, semakin cepat dan jelas pula penampakan akan terwujud.
Pareidolia dan primary visual cortex, penyebab kamu sering ‘lihat’ penampakan
‘Terus kenapa kita sering lihat bentuk muka, rambut, atau tangan di foto-foto tertentu? Itu sejenis partikel mikroskopis juga?’
Fenomena ini mirip dengan momen ketika kita melihat hieroglif Mesir kuno yang berbentuk seperti helikopter atau pesawat ulang alik. Melihat bentuk-bentuk yang menyerupai benda-benda familiar itu, awalnya kita akan berpikir bahwa ada peradaban kuno yang memiliki teknologi canggih di masa lalu. Tapi rupanya, sama seperti fenomena orbs, fenomena ini ada penjelasannya juga.
Sebagian besar bentuk yang kita lihat ini berkaitan dengan cara kerja primary visual cortex di otak kita. Primary visual cortex adalah area yang bertanggung jawab dalam mengenali sebuah pola dan memproses informasi visual.
Area inilah yang membuat kita sering mengenali bentuk wajah atau tubuh manusia misalnya pada objek sehari-hari. Padahal di beberapa kasus, apa yang kita lihat sebagai sebentuk wajah atau tubuh hanyalah sebuah pola yang kebetulan tampak seperti mata, mulut, hidung, rambut, atau kepala. Sederhananya, kita bisa mengenali penampakan sebagai sebentuk wajah atau tubuh adalah karena otak kita sudah familiar dengan bentuk tersebut.
Selain itu ada juga istilah lain yang disebut dengan pareidolia. Ini adalah kecenderungan persepsi yang tidak tepat terhadap suatu stimulus yang dikenali sebagai suatu objek. Ketika pareidolia terjadi, tidak cuma wajah yang akan nampak di objek sehari-hari tapi juga bentuk-bentuk sampai bunyi tertentu dalam sebuah lagu. Yang terakhir itu alasan kamu waktu kecil nyanyi lagu barat pakai lirik sendiri, kan?
Terlepas dari apakah yang kita lihat itu penampakan betulan atau bukan, faktanya adalah hal ini sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Kamu bisa tes sendiri dengan melihat ke arah kain, kertas, dinding, atau langit-langit ruangan. Gambar apa yang kamu lihat?
Kesimpulan
Apakah ini fakta atau sekadar fiksi belaka? Sampai saat ini pun para ilmuwan masih meneliti beragam fenomena ini. Manusia pun terbagi menjadi mereka yang percaya, mereka yang tidak, dan mereka yang membaca artikel ini untuk terus menggali fakta lebih dalam.
Mereka yang tidak percaya melihat banyaknya bukti bahwa orbs adalah debu dan ektoplasma dapat dipalsukan. Yang jelas, fenomena orbs kemungkinan besar adalah memang berasal dari partikel alami. Selebihnya, mari kita tunggu perkembangan sains selanjutnya bersama dengan penelitian mengenai alien dan UFO.
Nah, sembari terus menggali informasi dan fakta-fakta unik lain seputar fenomena dalam dunia sains, yuk, kita simak juga artikel menarik lainnya hanya di Bicara Indonesia!
Sumber:
- Ghostly Orbs: Fact or Fiction? – Art Smart
- Backscatter – Wikipedia
- Is Ectoplasm Real or Fake? – Thought Co.
- Visual Cortex – Wikipedia
- Pareidolia – Wikipedia