Manusia Ternyata Terbuat dari Debu – Astronomer ternama Carl Sagan pernah berkata dalam salah satu episode Cosmos bahwa manusia terbuat dari debu bintang.
Selama bertahun-tahun pula para ilmuwan mempopulerkan fakta tersebut. Dan, saat ini sebuah studi terhadap 150.000 bintang membuktikan kebenarannya.
Studi ini menyatakan bahwa manusia dan galaksi tempat tinggalnya berbagi 97 persen jenis atom yang sama dan bahwa elemen-elemen kehidupan ternyata lebih condong ke pusat galaksi.
Perlu diketahui sebelumnya bahwa Bumi tersusun atas elemen penting yang disebut the building blocks of life: karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fosfor, dan sulfur (CHNOPS).
Dalam studi tersebut, untuk pertama kalinya astronomer menemukan begitu banyak elemen ini pada sebagian besar sampel bintang yang diteliti.
Lalu seperti apa terciptanya debu bintang ini?
Bintang Generasi Pertama
Selama ini kita mengetahui bahwa alam semesta dimulai 13 hingga 14 miliar tahun yang lalu dengan terjadinya Big Bang.
Pada saat itu elemen terbanyak yang ada di alam semesta baru terdiri dari beberapa jenis saja, seperti hidrogen, helium, serta sejumlah kecil lithium.
Sebagai informasi, elemen merupakan materi yang tidak dapat dipecah menjadi zat yang lebih kecil. Kita bisa melihat ini dari tabel periodik yang kita pelajari semasa sekolah.
Setiap elemen dibedakan dengan nomor atom yang mendeskripsikan berapa jumlah proton dalam inti atom tersebut.
Pada generasi yang pertama, bintang masih berbentuk gumpalan gas yang berkumpul dan akhirnya meledak lalu menyebabkan reaksi nuklir di inti bintang itu.
Bintang-bintang generasi pertama ini terbentuk setelah Big Bang terjadi dan berukuran 50 kali Matahari kita.
Ashley King, seorang ilmuwan berkata, semakin besar sebuah bintang, maka semakin cepat pula mereka membakar bahan bakarnya.
Bintang-bintang pertama ini dengan cepat menghabiskan bahan bakarnya kemudian membentuk beberapa elemen yang lebih berat daripada hidrogen dan helium.
Bintang-bintang ini lalu mengalami supernova dan melepaskan elemen yang mereka produksi. Inilah yang menjadi bibit-bibit baru bintang generasi selanjutnya.
Bintang generasi baru dari bibit-bibit tadi jadi bisa memproduksi jenis elemen lain yang lebih berat seperti karbin, magnesium, dan hampir semua elemen yang kita bisa lihat di tabel periodik.
Mengenai debu bintang ini, Ashley King menyatakan lagi bahwa, sangat mungkin ada banyak bintang yang berkontribusi pada elemen di sistem tata surya, di planet, serta elemen yang kita temukan di dalam diri kita.
Siklus Hidup Bintang
Kita telah memahami bahwa bintang mengalami pembakaran di dalam tubuhnya. Pembakaran ini menarik sejumlah besar bahan bakar dan menciptakan energi dalam jumlah yang besar pula.
Menurut Ashley, sebagai objek yang sangat besar, lebih dari 99% massa dalam tata surya ada pada Matahari dan gaya gravitasi menekannya.
Sementara itu, pembakaran yang terjadi di dalam sebuah bintang menciptakan energi yang berlawanan dengan tekanan gravitasi tersebut. Itulah yang membuat matahari dapat tetap stabil.
Bintang-bintang ini menjaga keseimbangannya dengan gaya gravitasi hingga akhirnya mereka kehabisan bahan bakar.
Ketika ini terjadi dan bintang mati lalu kehilangan massanya, semua elemen yang sudah tercipta di dalam bintang itu tersebar ke ruang angkasa.
Bintang generasi selanjutnya terbentuk dari elemen itu, terbakar menjadi debu bintang, lalu tersebar lagi ke ruang angkasa. Begitu seterusnya. Proses berulang ini disebut galactic chemical evolution.
Bagaimana Debu Bintang Sampai ke Bumi?
Kemudian, bagaimana perjalanan debu bintang hingga sampai ke Bumi?
Dalam bagian di mana bintang mengalami nova atau supernova yang telah dijelaskan sebelumnya, ledakan tersebut melepaskan awan besar berisi debu bintang dan gas ke ruang angkasa.
Ketika itu terjadi, elemen-elemen tersebut dapat menciptakan benda-benda baru.
Ashley mengatakan, bahwa setiap elemen terproduksi di dalam sebuah bintang dan apabila elemen-elemen ini digabung, kita dapat membuat jenis gas, mineral, dan benda-benda langit yang lebih besar lagi seperti asteroid.
Dari asteroid kemudian kita bisa membuat planet dan akhirnya kita bisa membuat air dan bahan-bahan lain yang diperlukan sebagai sumber kehidupan. Termasuk akhirnya manusia.
Kesimpulan
Jadi apakah kita terbuat dari debu bintang?
Secara harafiah, tubuh manusia terbentuk dari elemen yang sama yang membentuk bintang-bintang.
Sebagian besar elemen yang membentuk tubuh kita telah terbentuk di bintang-bintang selama jangka waktu miliaran tahun dan melalui kehidupan bintang yang terus berulang.
Meskipun demikian, bukan tidak mungkin jika sejumlah hidrogen yang membentuk 9.5 persen tubuh kita serta lithium yang jumlahnya amat sangat sedikit, berasal dari terjadinya Big Bang miliaran tahun yang lalu.
Sumber :
- Humans Really Are Made of Stardust, and a New Study Proves It – Space
- Are we really made of stardust? – NHM UK
- Are We Really All Made of Stars? – Live Science