Sebuah berita yang cukup mengejutkan beredar beberapa minggu lalu: NASA menemukan penyok pada magnet bumi. Tidak hanya itu, ‘penyok’ yang sudah lama ada ini juga mengalami pelebaran ke arah barat dan terbelah menjadi dua.

Dari pernyataan resmi NASA, berita ini nampak seperti ada bahaya yang bisa jadi sedang mengintai bumi dan segala isinya.

Karena seperti yang kita tahu bahwa medan magnet bumi berfungsi sebagai pelindung planet ini dari radiasi dan partikel-partikel bermuatan yang dilepaskan matahari.

Lalu bagaimana akibatnya bagi kita? Apakah ada bahaya yang sedang mengancam kita di bumi? Temukan jawabannya dalam pembahasan berikut ini.

South Atlantic Anomaly

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya, bahwa medan magnet bumi memiliki fungsi sebagai lapisan pelindung yang menyelimuti bumi.

Pelindung ini menangkal masuknya partikel bermuatan dari matahari seperti yang dibawa oleh aktivitas matahari seperti angin surya (solar winds) dan coronal mass ejection atau CME.

Gambaran South Atlantic Anomaly
Gambaran South Atlantic Anomaly. (Star Register)

Akan tetapi di Amerika Selatan dan Samudera Atlantis bagian selatan, pelindung ini lebih lemah. Para  ilmuwan menyebutnya South Atlantic Anomaly (SAA).

Adanya anomali ini memungkinkan partikel-partikel bermuatan tadi mencapai permukaan bumi lebih dekat daripada di tempat lain.

Radiasi partikel di daerah anomali ini bisa mematikan komputer yang ada dan mengacaukan pengumpulan data satelit yang melewati daerah tersebut. Inilah alasan utama mengapa para ilmuwan NASA melacak dan mempelajari SAA.

Akibat adanya penyok pada magnet bumi

Bumi bisa dikatakan merupakan sebuah magnet yang amat besar, inti planet yang kaya akan besi bisa menciptakan medan magnet yang melindungi bumi.

Adanya medan magnet ini juga melindungi atmosfer dan alat-alat elektronik di bumi agar tidak terkena dampak radiasi dari luar angkasa.

Normalnya, partikel dari matahari dapat ditangkal oleh medan magnet tersebut atau terperangkap di dua zona yang bernama Sabuk Van Allen, membuat partikel tersebut hanya bisa bolak balik dari kutub ke kutub.

Adanya sabuk ini memberikan cukup ruang aman bagi planet ini dan satelit yang kita luncurkan. International Space Station (ISS) salah satunya, yang berada di orbit rendah bumi.

Sabuk Van Allen
Sabuk Van Allen (NASA Goddard / Tom Bridgman)

Akan tetapi medan magnet ini melemah di SAA, membuat banyak instrumen sensitif yang ada di sana mati.

Ketika ISS melewati daerah tersebut, beberapa instrumen ISS mengisyaratkan bahwa stasiun itu terekspos partikel matahari yang lebih hebat.

SAA pun menyebabkan Misi Global Ecosystem Dynamics Investigation (GEDI), mengalami power reset sekitar sebulan sekali dan kehilangan beberapa jam data setiap kali itu terjadi.

Bagaimana NASA menemukannya?

Karena hal ini sering terjadi sejak lama, geofisikawan NASA, Terry Sabaka untuk Goddard Space Flight Center bersama kelompok riset geomagnetik, geofisika, dan heliofisika terus melacak dan mengamati SAA.

Mereka memonitor dan memprediksi kemungkinan perubahan anomali ini di masa depan.

Selain ISS dan GEDI, pesawat ruang angkasa lainnya yang juga terbang di sekitar SAA memberikan NASA hasil pengamatan yang berharga tentang bagaimana daerah anomali tersebut mengalami perubahan.

Misalnya saja Ionospheric Connection Explorer (ICON), yaitu satelit yang dirancang untuk mengamati perubahan ionosfer bumi.

Satelit ini diluncurkan tahun lalu, ia bertugas untuk memonitor titik lemah SAA menggantikan misi Solar, Anomalous, dan Magnetospheric Particle Explorer (SAMPEX) yang berakhir tahun 2012.

Dari perubahan-perubahan yang mereka deteksi, observasi menunjukkan penyok pada magnet bumi bergerak ke arah barat dan terbelah menjadi dua.

Observasi ini sangat berharga karena mempelajari medan magnet bumi itu sangat rumit. Menurut NASA, mereka harus melacak akar pergerakan metal cair di inti bumi yang memunculkan beragam fenomena ketika magnetnya bergelombang dari tengah bumi.

Cara NASA menghadapi anomali ini

Penemuan penyok pada magnet bumi ini merupakan sebuah penemuan penting yang berarti ada lebih banyak data tentang perubahan pada magnet bumi yang bisa mengarah pada penemuan lainnya.

Adanya data ini bukan cuma untuk lebih memahami bagaimana keadaan SAA saat ini dan untuk memperingatkan satelit yang mulai mendekat ke SAA, tapi juga untuk membuat model yang lebih tepat tentang apa yang sedang terjadi di dalam bumi.

Selain itu prediksi perubahan SAA yang dibuat nantinya akan lebih akurat. Ini berarti para ilmuwan dapat lebih memahami bagaimana caranya agar di masa depan satelit yang mengorbit di daerah itu bisa lebih aman dari paparan radiasi dan partikel matahari.

Kesimpulan

South Atlantic Anomaly atau SAA adalah sebuah titik di mana medan magnet bumi dalam posisi terlemahnya.

Setelah sekian lama para ilmuwan meneliti daerah ini beserta perubahannya, mereka menemukan pula data bahwa ada penyok pada magnet bumi yang mengarah ke barat dan terbelah dua.

Lalu apakah anomali ini akan membawa bahaya bagi bumi?

Di permukaan sini, tempat kita tinggal, mungkin kita tidak bisa merasakan efeknya.

Tapi di atas sana, di mana satelit mengorbit rendah, mereka berisiko mengalami gangguan pada alat-alat dan kehilangan data-data yang sudah terkumpul.

Relatif tidak berbahaya, sih, untuk saat ini. Tapi para ilmuwan di seluruh dunia akan terus memantaunya dan kita akan melihat perkembangannya.

Menarik, ya, mengetahui bahwa beragam hal terjadi di bumi ini, yang membuat kita merasa bahwa semakin banyak kita tahu, ada semakin banyak hal yang tidak kita tahu.

Yuk, gali terus informasi menarik lainnya hanya di Bicara Indonesia!

Sumber :

  • NASA Researchers Track Slowly Splitting ‘Dent’ in Earth’s Magnetic Field – NASA
  • NASA watches as weird ‘dent’ in Earth’s magnetic field splits in two – Space
  • How NASA is dealing with the ‘dent’ in Earth’s magnetic field – Live Science