Misteri Zealandia, Benua ke-8 yang Hilang Jutaan Tahun Lalu

Selama sekolah kita selalu tahu bahwa ada 7 benua di dunia. Jadi, kamu mungkin jarang atau malah tidak pernah dengar Zealandia disebut-sebut dalam pelajaran geografi atau sejarah. Tapi tahukah kamu kalau sebenarnya ada banyak fakta sejarah yang tidak diajarkan di sekolah?

Zealandia adalah salah satu fakta yang termasuk di dalamnya. Setidaknya sampai beberapa tahun belakangan ini, ketika peneliti mulai memberitakan tentang Zealandia, benua ke-8 yang hilang jutaan tahun lalu.

Ditemukan: daratan yang terbenam

Para ahli geologi telah lama mengetahui ada daratan yang tenggelam sejak tahun 1990-an. Namun mereka belum mempertimbangkan bahwa daratan yang ada 2.500-4.000 m di bawah permukaan laut tersebut mungkin adalah benua yang hilang.

Studi mendalam terhadap permukaan laut di daerah tersebut menunjukkan bahwa keraknya berbeda dari kerak samudra yang lain. Kerak tersebut tidak hanya lebih tebal dari kerak samudra yang biasa ditemukan. Tapi batuannya pun ternyata tidak berasal dari kerak samudra melainkan lebih mirip dengan jenis batuan kontinental.

Penelitian terhadap daratan misterius

Pada tahun 2002, sebuah peta yang diambil dari pengukuran satelit terhadap gravitasi daerah tersebut menunjukkan adanya struktur kasar yang menyerupai sebuah benua. Saat itulah para ahli berpikir bahwa sebuah benua yang hilang mungkin telah ditemukan.

Mereka melakukan penelitian lebih lanjut dengan memanfaatkan inti batuan, subpermukaan, dan pemetaan satelit untuk memutuskan apakah Zealandia bisa dikategorikan sebagai benua. Penelitian yang memakan waktu hingga 1 dekade lebih ini akhirnya dipublikasikan pada tahun 2017. Dan Benua ini secara resmi ditetapkan sebagai sebuah benua yang terbenam.

Zealandia, benua ke-8?

‘Kalau selama ini Zealandia berada di bawah air, lalu apa yang membuatnya jadi dikatakan sebagai benua ke-8?’

Ada 2 sebab. Yang pertama adalah dari segi wilayah. Dengan total wilayah 4,9 juta km persegi, Zealandia menjadi benua mikro terbesar saat ini, setengah kali lebih besar dari benua Australia.

Yang kedua, adalah hasil analisa yang dilakukan oleh ekspedisi International Ocean Discovery Program (IODP) 371 pada tahun 2017, melengkapi penelitian yang dimulai sejak tahun 2002.

Hasil penelitian eksplorasi IODP 371 pada jurnal Geology menemukan bahwa ada peningkatan secara signifikan pada ketinggian daratan hingga 1-2 kilometer. Ini diduga terjadi pada 50-35 tahun silam pada periode Cenozoic awal. Para peneliti juga menduga bahwa peningkatan ini terjadi karena formasi patahan kuno dalam pembentukan Ring of Fire di daerah tersebut kembali aktif.

Misteri benua yang hilang

Selama ini Zealandia, yang namanya dicetuskan oleh Bruce Luyendyk pada tahun 1995. Dikenal sebagai sebuah microcontinent atau benua kecil atau benua mikro, sebuah daratan yang terlepas dari benua utama.  Benua ini terpisah dari Antartika sekitar 100 juta tahun yang lalu dan kemudian dari Australia kurang lebih 85 juta tahun silam.

Zealandia yang terletak di timur Australia dekat Selandia Baru ini disebut ‘hilang’ dari muka bumi. Karena 93 persen daratannya tenggelam sejak sekitar 23 juta tahun lalu dan tetap berada di bawah Samudera Pasifik Selatan hingga sekarang.

Peta topografi Zealandia
Peta topografi Zealandia (Wikipedia)

Bagaimana Zealandia tenggelam?

Sebagaimana Amerika Utara terbentuk dari Laurasia jutaan tahun lalu, yang terjadi pada Zealandia juga tidak jauh berbeda. Benua yang juga dikenal dengan nama New Zealand continent, Te Riu-a-Māui, atau Tasmantis ini dulunya adalah bagian dari benua super Gondwana kurang lebih 83-79 juta tahun lalu. Gondwana adalah benua super yang dulu mencakup Australia dan Antartika.

Bumi dahulu sekali hanya terdiri dari satu benua yang sangat besar. Benua tersebut kemudian terpisah-pisah akibat aktivitas lempeng tektonik yang membuat daratan terus bergerak. Begitu pula Zealandia yang juga terbawa oleh lempeng tektonik.

Pada awalnya benua ini bersatu dengan benua super Gondwana yang terlepas dari benua super Pangea. Namun kemudian dua lempeng tektonik di bawah Zealandia bergerak,. Yaitu lempeng Pasifik di bagian selatan dan lempeng Indo-Australia di bagian utara.

Dua lempeng ini saling bergesekan beberapa milimeter setiap tahun dan perlahan-lahan menarik Zealandia menjauh dari Antartika dan Australia, dimulai sejak 85 juta tahun lalu.

Terpisahnya Zealandia secara pelan-pelan ini menyebabkan benua ini tenggelam dan kira-kira pada akhir periode Cretaceous sekitar 66 juta tahun silam. Sebagian besar daratannya kemudian terbenam, menyisakan Selandia Baru, Kaledonia Baru, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya tetap di atas permukaan laut.

Peta baru dunia

Dengan diresmikannya Zealandia sebagai benua tenggelam, GNS Science, organisasi konsultasi dan riset geohazard milik pemerintahan Selandia Baru, membuat peta interaktif dengan detail benua ini di dalamnya.

Peta baru tersebut menunjukkan batimetri Zealandia, yaitu bentuk lantai samudra. Selain itu peta ini juga dilengkapi dengan sejarah tektoniknya yang menunjukkan pergerakan tektonik dan vulkanik yang membentuk benua tersebut selama jutaan tahun.

Peta batimetri Zealandia
Peta batimetri Zealandia (GNS Science)

Dengan dibuatnya peta ini, GNS Science mengharapkan lebih banyak lagi orang yang mengetahui keberadaan Zealandia tidak hanya sebagai keindahan bawah laut tapi juga sebagai bagian dari cerita panjang sejarah alam bumi ini.

Keadaan alam Zealandia

Zealandia adalah daerah yang pergerakan tektoniknya sangat aktif. Ini terbukti dari sebagian benua yang berada di lempeng Indo-Australia sementara sebagiannya lagi berada di lempeng Pasifik.

Maka dari itu bagian utara Zealandia sangat vulkanis. Ada 6 daerah besar yang memiliki gunung berapi aktif di mana yang terbesar adalah Taupo Volcanic Zone di Pulau Utara.

Aktivitas geotermalnya yang disebabkan oleh lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik membuat benua ini memiliki banyak gletser alami dan sumber air panas yang tersebar di seluruh benua.

Benua yang beriklim sedang ini terdiri dari pulau yang sebagian besarnya memiliki banyak gletser, yaitu Gletser Tasman yang terbesar yang ada di Pulau Selatan. Aktivitas dari periode glasial terakhir di benua ini meninggalkan jejak berupa lembah dan fyord, semacam teluk yang terbentuk akibat lelehan gletser.

Bagian Zealandia yang tenggelam kaya akan cadangan mineral yang penambangan bawah lautnya diatur secara ketat oleh pemerintah Selandia Baru. Benua ini juga memiliki banyak lapangan gas alam yang tersebar di seluruh penjuru benua dengan lapangan gas alam Maui di Laut Tasman sebagai yang paling besar.

Kesimpulan

Sebagaimana kota-kota yang akan tenggelam di dunia, seperti itu jugalah yang terjadi pada Zealandia. Hanya saja penyebabnya adalah aktivitas alamiah. Namun tidak dipungkiri pula hal yang sama akan terjadi pada 7 benua lain yang ada saat ini.

Mungkin jutaan tahun lagi. Kita tidak tahu. Yang kita tahu hanyalah aktivitas Ring of Fire atau Cincin Api masih terus terjadi begitu juga dengan gempa bumi yang sering kita rasakan.

Untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang perkembangan dunia sains beserta alam semesta ini, yuk, ikuti juga artikel menarik lainnya hanya di Bicara Indonesia!

Sumber:

  • Zealandia – Wikipedia
  • Lost continent of Zealandia mapped in unprecedented detail – Livescience
  • Zealandia – National Geographic
  • Perubahan Dramatis Benua Baru Zealandia, Mungkinkah Akibat Cincin Api? – Kompas
  • Zealandia: The Drowned Continent of the South – Thought Co