Penemuan South Pole Wall, Kumpulan Ribuan Galaksi yang Bersembunyi

Beberapa saat lalu dunia astronomi sempat dikejutkan dengan penemuan South Pole Wall, sebuah struktur kosmik yang sangat besar. Bukan, bukan kutub yang terkenal sebagai tempat terdingin di Bumi ya. Tapi di atas sana, di luar angkasa, di balik galaksi Bimasakti.

Mau tahu apa itu South Pole Wall dan bagaimana penemuannya yang bersejarah? Simak pembahasan selengkapnya berikut ini.

South Pole Wall, struktur kosmik raksasa sepanjang 700 juta tahun cahaya

South Pole Wall adalah sebuah struktur kosmik yang berupa dinding galaksi raksasa atau galaxy filament, formasi besar galaksi-galaksi yang menyerupai benang. Struktur kosmik ini membentang sejauh 700 juta tahun cahaya. Artinya, kalau kamu berangkat dari ujung kumpulan galaksi ini, kamu baru akan mencapai ujung satunya lagi setelah 700 juta tahun. Luar biasa besar, kan?

Selama ini, para astronom mengetahui bahwa galaksi-galaksi yang ada di alam semesta tidak tersebar satu persatu secara acak, melainkan berkumpul dalam sesuatu yang disebut dengan cosmic web atau jaring kosmik, kumpulan dari filamen-filamen tadi. Cosmic web adalah helaian gas hidrogen luar biasa besar di mana galaksi-galaksi terangkai seperti mutiara-mutiara pada sebuah kalung. Cosmic web ini membatasi void-void besar di seluruh penjuru alam semesta.

Menemukan South Pole Wall

Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa struktur sebesar dan sedekat itu tidak terlihat sekian lama.

Nah, menurut Daniel Pomarède dan R. Brent Tully, dua astronomer yang mengumumkan penemuan ini, hal tersebut dikarenakan lokasinya yang berada di daerah yang berlum sepenuhnya diteliti. Selain itu juga, observasi langsung terhadap struktur ini terhalang oleh awan dan debu galaksi.

Selama ini, struktur raksasa tersebut bersembunyi di balik terangnya galaksi Bimasakti, meskipun ukurannya menandingi Sloan Great wall, struktur kosmik terbesar keenam yang pernah diteliti.

Akhirnya South Pole Wall terlihat!

Pemetaan ‘kalung-kalung’ kosmik ini dilakukan menggunakan ilmu yang bernama kosmografi, yaitu kartografinya luar angkasa. Tahun 2014, Pomarède dan rekan-rekan berhasil menemukan Laniakea supercluster, kumpulan galaksi tempat galaksi Bimasakti berada.

Nah, dari petanya yang baru, Pomarède beserta timnya menggunakan survei baru terhadap langit dibuat untuk mengintip ke sebuah area bernama Zone of Galactic Obscuration, area di bagian selatan langit yang terhalang terangnya Bimasakti.

Para kosmografer biasanya menentukan jarak ke suatu objek dengan menggunakan redshift, yaitu kecepatan objek bergerak mundur dari Bumi akibat alam semesta yang mengembang. Semakin jauh jarak suatu objek, semakin cepat ia akan bergerak mundur dari Bumi. Penelitian mengenai hal ini pertama kali dilakukan oleh astronom Edward Hubble tahun 1929.

Model komputer dari South-Pole-Wall-dengan Bimasakti sebagai titik tengah
Model komputer dari South-Pole-Wall-dengan Bimasakti sebagai titik tengah. (Wikipedia)

Akan tetapi, melihat percepatan galaksi yang khas, Pomarède dan rekan-rekannya menggunakan teknik yang sedikit berbeda. Mereka melakukan perhitungan dengan menggunakan redshift tapi sembari mempertimbangkan pula gerakan galaksi di sekitarnya karena galaksi satu sama lain saling tarik menarik.

Keuntungan metode ini adalah dapat mendeteksi massa tersembunyi yang secara gravitasi mempengaruhi bagaimana galaksi-galaksi bergerak. Maka dari itu, hal ini dapat pula meneliti dark matter atau energi gelap, sesuatu yang tak terlihat dan tidak memancarkan cahaya tapi mendorong tarikan gravitasi apapun di dekatnya.

Dengan serangkaian algoritma yang memperhitungkan gerakan khas pada katalog galaksi, Pomarède dan rekannya berhasil memetakan penyebaran 3D materi-materi di dalam dan di sekitar Zone of Galactic Obscuration. Di dalam sanalah South Pole Wall yang tersembunyi berhasil terlihat.

Ada apa di balik dinding galaksi itu?

Dinding galaksi yang berada di gugus Perseus di langit belahan timur hingga ke gugus Apus di belahan selatan ini, berisi ratusan ribu galaksi. Begitu besarnya struktur ini sampai ia sangat mempengaruhi mengembangnya alam semesta secara lokal.

Menurut Tully, mereka masih belum mengetahui apakah struktur ini sebenarnya lebih besar dari yang mereka lihat. Apa yang telah timnya petakan hanya mencakup daerah yang telah disurvei, sehingga detail struktur ini belum diketahui secara pasti sampai mereka dapat memetakan alam semesta dalam skala yang lebih besar lagi.

Kesimpulan

Para astronom berhasil menemukan South Pole Wall, struktur kosmik raksasa berupa dinding galaksi yang berukuran 700 juta tahun cahaya. Struktur yang ditemukan lewat pemetaan 3D alam semesta ini ini terdiri dari ratusan ribu galaksi yang berkumpul.

Ditemukannya struktur raksasa ini berarti satu lagi kemajuan umat manusia dalam memecahkan misteri-misteri luar angkasa yang belum terpecahkan. Terbukti, betapa pentingnya pembuatan peta 3D alam semesta.

Semoga dengan ditemukannya South Pole Wall ini disusul pula oleh penemuan-penemuan lainnya. Nah, sementara itu, yuk, kita update terus berita terbaru dan terunik lainnya di Bicara Indonesia!

Sumber:

  • South Pole Wall – Wikipedia
  • Galaxy Filament – Wikipedia
  • Astronomers discover South Pole Wall, a gigantic structure stretching 1.4 billion light-years across – Livescience
  • Beyond the Milky Way, a Galactic Wall – NY Times