Berapa banyak cabang sains yang kamu tahu? Mulai dari biologi sampai astronomi? Bagaimana dengan pseudoscience? Tahukah kamu bahwa ada banyak hal di dunia ini yang dianggap sebagai sains alias ilmu pengetahuan tapi sebetulnya bukan?
Misalnya saja, kehidupan di Mars, hantu, roh, bahkan pada beberapa kasus, fisika kuantum, mati suri, serta alien dan UFO. Beberapa kalangan menyebutnya pseudoscience dan beberapa kalangan lain mempercayai itu semua masuk ke dalam kategori sains.
Apa itu pseudoscience? Bagaimana orang bisa percaya pada sains yang belum teruji?
Ketika sains tidak terbukti tapi dipercaya banyak orang
Oke, permulaannya bakal sedikit textbook, tapi ini perlu.
Secara harafiah, pseudoscience berasal dari bahasa Yunani ‘pseudo’ yang berarti ‘bukan yang sebenarnya’ atau ‘palsu’ dan ‘science’ yang berarti ‘pengetahuan’.
Sedangkan, secara terminologi, pseudoscience adalah sebuah klaim, kepercayaan, atau praktek yang dibawakan secara ilmiah namun tidak memenuhi standar-standar metode ilmiah.
Contoh-contoh hal yang dianggap sains di antaranya adalah astrologi, refleksologi, reinkarnasi, dan masih banyak lagi. Jika dipercaya dan terus dipraktekan, beberapa hal bisa berbahaya terutama yang berkaitan dengan kesehatan, seperti misalnya pengobatan alternatif dengan media penyembuhan tertentu.
Kemunculan pseudoscience
Jika melihat kembali ke sejarah, pseudoscience dapat dilacak ke abad 19. Saat itu Spiritualisme sedang populer di Amerika bersama dengan homeopathy (pengobatan alternatif), dan phrenology (ilmu yang mempelajari benjolan di tengkorak untuk memprediksi kepribadian).
Meski tidak didasari standar ilmiah sepenuhnya, pseudoscience tetap dipercaya karena ada ‘masalah demarkasi’ seperti yang dikemukakan oleh Karl Popper, seorang filsuf Austria. Ia berpendapat bahwa orang-orang yang percaya pseudoscience kesulitan membedakan antara sains yang teruji dengan sains yang bukti-buktinya membingungkan.
Contoh-contoh pseudoscience
Jika diteliti baik-baik, pseudoscience dapat ditemukan di mana-mana di berbagai bidang. Dalam fisika murni, fisika terapan, sampai dengan ilmu sosial, ada hal-hal yang tidak ilmiah yang terselip di dalamnya.
Beberapa contoh topik yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Astrologi
Ilmu yang diklaim dapat memprediksi peruntungan dan kepribadian ini sering kali dikaitkan dengan astronomi karena ilmu ini juga didasarkan pada pergerakan benda-benda langit seperti planet dan rasi bintang. Akan tetapi sampai saat ini belum ada penelitian yang betul-betul membuktikan bahwa astrologi seperti zodiak atau shio dapat memprediksi kepribadian dan peruntungan dengan akurat.
Pengobatan alternatif
Contoh lainnya yang sehari-hari kita temui adalah homeopathy alias pengobatan alternatif. Di Indonesia terutama, di mana masih lekat unsur tradisionalnya, kita bisa melihat beragam jenis pengobatan alternatif dengan media-media seperti batu, air, kayu, hewan, dan lain-lain.
Pseudoscience di bidang kesehatan seperti ini sangat berbahaya karena berhubungan dengan teknik pengobatan dan apabila tidak mendapat pengawasan yang tepat bisa berisiko bagi yang mempraktekkannya.
Aktivitas supranatural
Sering dikaitkan dengan fisika, aktivitas supranatural seperti hantu, roh, dan sejenisnya sebenarnya termasuk ke dalam pseudoscience. Orang-orang yang menganut ilmu batiniah ini percaya bahwa penampakan-penampakan seperti orbs, ektoplasma, dan sejenisnya adalah bukti adanya energi makhluk supranatural.
Padahal nyatanya tidak ada bukti yang menunjukkan keberadaan dunia supranatural secara empiris.
Mana yang ‘pseudo’ dan mana yang science?
Garis batas antara pseudoscience dengan sains adalah garis yang tipis. Namun tidak perlu bingung membedakan antara mana yang betulan sains dan sains yang belum teruji.
Untuk bisa membedakannya, ciri-ciri atau karakteristik pseudoscience antara lain adalah:
- Penggunaan bahasa atau istilah yang menyesatkan. Pengikut pseudoscience biasanya menggunakan istilah yang berbau ilmiah agar membuat gagasan mereka lebih meyakinkan. Misalnya penggunaan nama formal dihidrogen monoksida pada sebuah metode pengobatan alternatif. Padahal maksudnya cuma mau bilang air.
- Adanya klaim yang berlebihan, tidak jelas, dan tidak dapat diuji. Pseudoscience biasanya memiliki banyak klaim yang tidak bisa diuji dengan bukti yang nyata. Akibatnya, kepalsuannya pun tidak bisa diverifikasi meskipun memang tidak benar.
- Kurangnya keterbukaan pengujian oleh ahli-ahli lain. Mereka yang mempraktekkan sains ini umumnya menghindari ide mereka dipertanyakan oleh orang lain. Bisa dengan menolak berbagi data atau merahasiakan beberapa hal dengan alasan privasi.
- Banyak permasalahan yang dianggap pribadi. Kepercayaan yang dimiliki oleh penganut pseudoscience biasanya rasionalismenya sedikit atau malah tidak sama sekali. Sehingga mereka mencoba mengkonfirmasi kepercayaannya sendiri dengan mengganggap kritik dari luar sebagai sesuatu yang harus diperangi. Mereka tidak mau berargumen untuk mendukung kepercayaannya dan biasanya justru menyerang karakter dan tujuan orang yang mengkritik.
- Tidak adanya perkembangan dalam memajukan ilmu pengetahuan. Salah satu ciri utama sains adalah adanya riset berkelanjutan untuk membuat pengetahuan semakin berkembang. Tapi dalam hal ini gagasan-gagasannya bisa tidak berubah selama ratusan bahkan ribuan tahun. Gagasannya tidak melalui pengujian yang diikuti dengan dua hal: penolakan atau penyempurnaan, sebagaimana hipotesis dalam sains yang sesungguhnya.
Kesimpulan
Pseudoscience atau sains yang berkaitan dengan praktek yang tidak didasari metode ilmiah sudah ada sejak abad ke-19. Hingga saat ini malah sains yang tidak berdasar masih subur dan terus bertambah. Topik yang sering kita temui sehari-hari misalnya astrologi atau horoskop, pengobatan alternatif, dan aktivitas supranatural.
Untuk bisa membedakan sains ini dengan sains yang benar, dapat dilihat dari beberapa hal seperti bahasa atau istilah yang digunakan, adanya penelitian yang berkelanjutan, serta adanya keterbukaan pengetahuan.
Nah, mau tahu sains yang sesungguhnya? Yuk, ikuti artikel-artikel seru seputar ilmu pengetahuan hanya di Bicara Indonesia!
Sumber:
- Pseudoscience and other misuses of science – Flex Books
- What is Pseudoscience – Scientific American
- Pseudoscience – Wikipedia
- History of Pseudoscience – Wikipedia