Sensory deprivation tank adalah salah satu bentuk restricted environmental stimulation therapy (REST) sebuah terapi yang dilakukan dengan mengapung dalam tangki berisi air garam.
Terapi ini katanya bisa bikin pengguna menelusuri alam bawah sadarnya, jadi akan berbeda-beda efeknya di setiap orang.
Apa, sih tangki air garam ini sebenarnya? Apakah ini semacam pseudoscience lain yang populer? Berbahaya atau tidak, ya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Menelusuri alam bawah sadar dengan sensory deprivation tank
Sensory deprivation tank atau bisa disebut juga float tank atau floatation tank, adalah sebuah tangki berisi air garam yang kedap suara dan kedap cahaya.
Garam yang dimasukkan pun bukan garam sembarangan tapi garam Epsom alias magnesium sulfat yang dalam jumlah banyak di air bisa bikin kita terapung dengan mudah.
Seseorang yang memasuki tangki ini biasanya berendam dengan busana minim atau tanpa busana dan dibatasi dari segala macam stimulasi eksternal, termasuk suara, cahaya, dan gravitasi.
Begitu masuk ke dalam tangki berisi air larutan garam Epsom ratusan kilogram, pintu tangki akan menutup dan kamu akan mengambang dalam kesunyian dan kegelapan, sehingga otak memasuki keadaan relaks yang sangat dalam.
Tangki ini pertama kali didesain oleh John C. Lilly tahun 1954, seorang neuroscientist Amerika yang menggunakannya untuk mempelajari asal usul kesadaran dengan membatasi semua stimuli eksternal.
Penelitian kontroversial ini sempat membuat publik ramai pada tahun 1960-an. Ketika ia mulai bereksperimen dengan sensory deprivation di bawah efek LSD, sebuah zat halusinogenik, dan ketamine, sejenis obat penenang yang bereaksi cepat dan bisa menimbulkan kondisi trance.
Tahun 1970-an, sebuah float tank komersial mulai diciptakan dan dipelajari untuk mendapatkan manfaat kesehatan. Sekarang, kamu bisa dengan mudah menemukan float tank di seluruh dunia karena terapi ini bisa ditemukan juga di tempat spa.
Cara kerja sensory deprivation tank
Meskipun prosesnya bisa berbeda di masing-masing floatation center atau spa, pada umumnya penggunaan tangki ini melewati proses sebagai berikut.
- Tiba di floatation center atau spa dengan fasilitas float tank
- Pengguna melepaskan sebagian atau seluruh pakaian dan perhiasaan
- Pengguna memasuki tangki dan menutup pintu tangki
- Lalu berbaring perlahan dan membiarkan tubuh terapung dengan sendirinya
- Musik kemudian dimainkan selama 10 menit di awal sesi agar pengguna relaks
- Pengguna terapung selama satu jam
- Musik dimainkan lagi selama 5 menit terakhir dalam sesi tersebut
- Pengguna keluar dari tangki ketika sesi berakhir lalu mandi untuk membersihkan garam yang mengkristal dan kembali berpakaian
Seram dan bahaya?
Membayangkan diri terapung di dalam gelap, sendirian, di atas air pula, bukannya itu seram dan berbahaya?
Float tank biasanya punya dua jenis tangki. Tangki pertama ukurannya bisa satu ruangan sedang dengan langit-langit yang tinggi, ini bisa digunakan untuk pengguna dengan klaustrofobia (fobia ruangan sempit).
Lalu tangki kedia adalah tangki normal yang ukurannya lebih kecil, biasanya lebarnya serentangan tangan dengan tinggi setengah tubuh orang dewasa.
Ketinggian airnya pun hanya sekitar 25 senti saja serta sangat bergaram dan perih di mata, hingga kamu akan terbangun kalau tidak sengaja tertidur atau berguling. Jadi tidak ada risiko tenggelam.
Adapun kasus pengguna yang tenggelam dalam sejarah floatation, itu karena seseorang menggunakan float tank ketika ia sedang dalam pengaruh ketamine, sehingga tubuhnya lumpuh sesaat.
Umumnya sensory deprivation tank aman untuk digunakan, tapi sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum kamu mencoba terapi ini kalau kamu punya kondisi medis tertentu.
Beragam manfaat sensory deprivation
Terapi float tank diyakini bisa memberikan beberapa efek bagi otak, mulai dari halusinasi sampai peningkatan kreativitas. Berdasarkan sejumlah studi yang telah mempelajari terapi ini, pengguna bisa memperoleh banyak manfaat, di antaranya:
- Menimbulkan perasaan euforia, optimistis, dan kedamaian dalam diri
- Meningkatkan imajinasi, intuisi, dan originalitas yang mengarah pada kreativitas
- Meningkatkan fokus dan konsentrasi serta proses berpikir yang lebih jernih
- Meningkatkan penyembuhan pasca latihan dan pertandingan yang intens pada atlet
- Meredakan gejala depresi
- Mengurangi kecemasan dan meningkatan mood pada pengguna yang memiliki stres
- Meredakan sejumlah rasa sakit seperti sakit kepala, nyeri otot, kekakuan pada leher, dan rasa sakit lainnya yang berhubungan dengan stres
Pengakuan mereka yang sudah mencoba
Dari berbagai studi yang telah dilakukan mengenai manfaat terapi dengan float tank, terbukti bahwa sebagian besar orang yang sudah mencoba dapat merasakan efek yang signifikan. Namun tidak cuma itu, pengalaman mereka pun beragam.
Ada yang mengaku bahwa kulitnya lebih halus setelah berendam dan ada pula yang merasakan nyeri di beberapa bagian tubuhnya. Pada orang yang lebih sensitif malah ada yang mengalami semacam out-of-body experience, seperti lucid dreaming.
Bahkan ada orang yang tidak bisa berbicara beberapa saat setelah sesinya selesai dan cuma bisa tertawa terbahak-bahak. Dulu, terapi float tank dilakukan oleh pecandu narkoba, mereka yang tertarik pada sains, dan orang-orang yang ingin mengasah kristal cakranya.
Kini, sebagai salah satu penemuan zaman modern, float tank semakin mudah diakses dan banyak orang melakukannya sebagai bentuk penyembuhan.
Beberapa nama yang telah mencoba terapi ini di antaranya adalah Richard Feynman, seorang fisikawan kuantum, John Lennon yang mengobati kecanduan heroinnya, atlet football Carl Lawson untuk pemulihan otot, dan masih banyak lagi.
Kalau kamu tertarik, biaya untuk satu kali sesi terapi di spa atau floatation center ini berkisar antara Rp 700.000 sampai Rp 1,4 juta, tergantung pada lokasinya.
Atau kalau kamu tertarik untuk punya satu tangki sendiri di rumah, kamu bisa dapatkan dengan harga mulai dari Rp 150-450 juta saja. Di indonesia sendiri, float tank dapat kamu temukan di beberapa tempat seperti Bali dan Jakarta.
Kesimpulan
Ketika digunakan dengan benar, sensory deprivation tank dapat meredakan stres dan meringankan tegang dan nyeri otot. Pada banyak kasus, terapi ini juga dapat meningkatkan mood.
Namun meski banyak studi telah membuktikan manfaatnya, studi lanjutan tentang terapi ini masih perlu dilakukan.
Gimana, tertarik untuk mencoba? Coba juga, yuk, pengalaman seru lainnya menyelami ilmu pengetahuan lewat artikel-artikel menarik hanya di Bicara Indonesia!
Sumber :
- Everything You Need to Know about Sensory Deprivation Tank Therapy – Healthline
- Isolation tank – Wikipedia
- Getting Tanked: One Writer’s 60 Minutes in Sensory Deprivation – Vogue
- The Benefits of Sensory Deprivation Tank Therapy – Very Well Health