Tardigrade, Hewan Paling Tangguh yang Dapat Survive di Ruang Angkasa

Kemungkinan besar, tidak banyak orang yang mengetahui hewan satu ini: Tardigrade. Atau orang biasa menyebutnya sebagai water bear atau moss piglet alias beruang air atau babi lumut.

Di salah satu episode Cosmos berjudul Deeper, Deeper, Deeper Still, hewan yang nyaris mikroskopis ini disebut sebagai hewan yang berukuran lebih kecil dari ujung jarum. Telah berusia lebih dari 500 juta tahun, ia mampu bertahan hidup dalam situasi apapun, di puncak gunung tertinggi yang dingin, dalam kawah letusan gunung berapi, di dasar laut, bahkan di ruang hampa udara.

Seperti apa sebenarnya hewan ini? Bagaimana ia bisa begitu tangguh? Apakah tardigrade tidak punya kelemahan?

Klasifikasi tardigrade

Tardigrade termasuk ke dalam kategori phylum, hewan kategori ilmiah tingkat tinggi. Sementara manusia masuk dalam kategori Chordate phylum atau hewan dengan tulang belakang. Menurut Integrated Taxonomic Information System (IT IS), ada lebih dari 1.000 spesies tardigrade.

Berikut adalah klasifikasi tardigrade menurut ITIS:

  1. Kingdom: Animalia 
  2. Subkingdom: Bilateria 
  3. Infrakingdom: Protostomia 
  4. Superphylum: Ecdysozoa 
  5. Phylum: Tardigrada

Phylum hewan ini bercabang menjadi:

  • 3 kelas
  • 5 order
  • 20 famili
  • 15 subfamili
  • 105 genera
  • 4 subgenera
  • 1,018 spesies
  • 67 subspesies
Tardigrade, Hewan Paling Tangguh yang Dapat Survive di Ruang Angkasa
Gambar pindai tardigrade. (Jurnal Nature via Wikimedia)

Mengenal Si Beruang Air

Tardigrade, si Beruang Air, bisa dibilang sebagai hewan anomali yang hampir tidak bisa dihancurkan. Dengan delapan kaki dan empat hingga delapan cakar, tubuh gempalnya dapat bertahan dalam berbagai suhu ekstrem bahkan di luar angkasa sekalipun. Tubuhnya bisa berukuran dari 0,05 milimeter sampai 1,2 milimeter, walau biasanya hewan ini tidak lebih besar dari 1 mm saja.  

Hewan ini bisa hidup di berbagai temperatur dan situasi. Riset menemukan bahwa mereka dapat bertahan di lingkungan sedingin -200 derajat Celsius hingga lebih tinggi dari 148,9 derajat Celsius. Mereka juga bisa bertahan dari radiasi, cairan mendidih, tekanan berjumlah masif hingga enam kali tekanan dari bagian laut paling dalam bahkan di ruang hampa udara tanpa perlindungan apapun.

Tardigrade ditemukan oleh seorang pastor Jerman, Johann August Ephraim Goeze, pada tahun 1773. Hewan ini dinamai Tardigrada yang berarti “dia yang berjalan pelan”. Tahun 1776, seorang ahli biologi, Lazzaro Spallanzani menemukan bahwa hewan ini dapat bertahan dalam kondisi ekstrem dengan melakukan transformasi.

Kehidupan dan kebiasaan

Dalam berbagai situasi, tardigrade bertahan hidup dengan melewati sebuah kondisi mati suri yang disebut crytobiosis. Ia meringkuk menjadi seperti bola yang kondisinya dehidrasi, dengan menarik kepala dan kakinya. Jika terkena air lagi, mereka dapat kembali hidup dalam hitungan jam.

Saat dalam crytobiosis, aktivitas metabolisme beruang air ini menurun hingga 0,01 persen dari normalnya. Organ-organnya terlindungi oleh gel gula yang disebut trehalose. Hewan ini diduga dapat menghasilkan antioksidan dalam jumlah besar. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Universitas Tokyo, hewan ini juga memproduksi protein yang dapat melindungi DNA-nya dari kerusakan akibat radiasi.

Tardigrade juga dapat melakukan pertahanan pada saat mereka di dalam air. Ketika air yang mereka tinggali kekurangan oksigen, mereka akan merenggang dan menurunkan tingkat metabolismenya. Dalam kondisi ini, otot-ototnya menyerap oksigen dan air yang cukup sehingga mereka bisa tetap hidup.

Pada tahun 2016, sebuah eksperimen yang dilaporkan oleh jurnal  Cryobiology berhasil menghidupkan kembali dua tardigrade dalam status mati suri serta sebuah telur dalam kondisi yang sama.  Ketiganya telah melewati crytobiosis selama 30 tahun. Sebuah laporan lain dari tahun 1948 juga mengklaim bahwa seeekor tardigrade dalam crytobiosis selama 120 tahun berhasil dihidupkan kembali, akan tetapi laporan tersebut belum pernah diduplikasi kembali.

Untuk bertahan hidup, hewan ini memakan cairan yang berupa sari dari alga dan lumut. Beberapa spesies malah merupakan karnivora dan bahkan kanibal yang dapat memangsa sesamanya.

Tardigrade, Hewan Paling Tangguh yang Dapat Survive di Ruang Angkasa
Tardigrade dipindai lewat mikroskop elektron. (Flickr – Willow Gabriel)

Sementara itu untuk bereproduksi, Ia melakukannya secara seksual dan aseksual, tergantung pada spesiesnya. Mereka dapat menelurkan satu hingga 30 telur bersamaan. Selama reproduksi seksualnya, tardigrade betina akan bertelur lalu tardigrade jantan akan membuahinya. Dalam reproduksi aseksual, tardigrade betina akan bertelur untuk kemudian telur tersebut akan berkembang dengan sendirinya tanpa proses pembuahan.

Apakah tardigrade hidup abadi?

Bisa dibilang begitu.

Tardigrade bisa melindungi sel tubuhnya sendiri. Ia mencegah tubuhnya kehilangan air dengan membekukan diri seperti yang dilakukan oleh beberapa jenis serangga, katak, dan krustasea lainnya yang dapat melakukan cryptobiosis.

Dibanding hewan-hewan tadi, tardigrade dapat melakukan cryptobiosis selama ratusan tahun lebih lama, sembari menunggu keadaan kembali menghangat. Bentuk pertahanan ini membuat tardigrade memperpanjang masa hidupnya sekaligus juga bertahan dari kondisi ekstrem. Mereka bahkan mungkin bisa bertahan dari tabrakan asteroid atau benda langit sejenisnya.

Akan tetapi, dengan segala kelebihan yang membuat hidupnya begitu efisien, bukan berarti hewan ini tidak punya batasan.

Sebuah studi baru oleh ilmuwan biologi di University of Copenhagen menemukan bahwa ternyata tardigrade dalam temperatur air 37,8 derajat Celsius akan mati dalam waktu sehari. Studi sebelumnya mengatakan bahwa hewan ini bisa hidup di temperatur 151 derajat Celsius selama satu jam. Tapi tidak ada studi yang mengatakan bahwa mereka dapat bertahan lebih lama dari itu.

Hasil dari penelitian baru ini tentu saja mengkhawatirkan karena tidak ada yang tahu bagaimana nasib hewan ini di masa depan. Eksperimen menunjukkan bahwa hewan-hewan bisa menyesuaikan diri dengan peningkatan suhu sampai batas tertentu. Tardigrade pun mungkin akan beradaptasi tapi  seberapa baik mereka bertahan dari global warming yang terus meningkatkan suhu air laut, para ahli pun masih mempertanyakannya.

Kesimpulan

Saat ini tardigrade belum dievaluasi oleh International Union for Conservation of Nature. Mereka juga belum dikategorikan dalam daftar makhluk hidup yang terancam punah meskipun menurut National Geographic, hewan ini mampu bertahan hidup melewati lima peristiwa kepunahan massal selama kurun waktu setengah juta tahun.

Sungguh makhluk hidup yang luar biasa, ya. Lewat pengalaman hidupnya yang ratusan tahun, hewan ini mengajarkan manusia banyak hal tentang kehidupan di alam semesta. Semoga seterusnya ilmu pengetahuan terus berkembang hingga kita bisa terus belajar lebih dalam mengenai Bumi dan seisinya.

Sumber:

  • Facts About Tardigrades – Live Science
  • Tardigrade – Astronoo
  • Adorable Tardigrades Have a Surprising, Fatal Weakness – Live Science