Apa Itu Imposter Syndrome

Halo Guys! Kita ketemu lagi, dengan cerita yang lagi viral belakangan ini, mengenai apa itu Imposter Syndrome! Nah, biar kamu nggak tambah penasaran, ikuti terus cerita ini sampai habis ya. Yakin deh, kamu bakalan dapat informasi lengkap di dalamnya.

Berhasil menjadi orang sukses dan hidup bahagia pastinya adalah impian setiap orang. Namun alih-alih merasa bangga, kenyataannya malah bikin seseorang merasa cemas akan semua pencapaian itu sendiri?

Kecemasan itu akan semakin bertambah buruk, ketika menjadi suatu perasaan tidak pantas untuk mendapatkan suatu kesuksesan, yang sebenarnya sudah diraih.

Apakah yang sebenarnya terjadi jika hal tersebut benar-benar terjadi pada diri seseorang? Kemungkinan besar orang tersebut mengidap Imposter Syndrome.

Imposter Syndrome 

Imposter Syndrom
Sindrom Penipu

Imposter syndrome adalah sindrom penipu, dimana nama lainnya dikenal sebagai Impostor Syndrome atau Fraud Syndrome. Semua perilaku ini merupakan suatu fenomena psikologis, yang meyakini bahwa diri seseorang tidak sepintar anggapan orang lain.

Meskipun definisi ini biasanya diterapkan lebih kepada kecerdasan dan prestasi, namun memiliki kaitan dengan perfeksionisme dan konteks sosial.

Sederhananya, sindrom penipu ini akan selalu membuat seseorang yang mengalaminya, selalu merasa gelisah dan memiliki perasaan selalu diamati.

Dalam dirinya akan selalu berpikir, seolah suatu saat setiap orang akan menyadari bahwa kesuksesan yang diraihnya adalah suatu keberuntungan semata, dan bukan karena prestasinya.

Siapakah Yang Dapat Mengalami Imposter Syndrome?

Siapakah Yang Dapat Mengalami Sindrom Penipu?

Percaya atau tidak, Imposter Syndrome dapat terjadi pada siapa saja. Tidak peduli status sosial, latar belakang pekerjaan, tingkat keahlian, atau kecerdasan seseorang.

Walaupun secara persentase, wanita yang sukses lebih banyak mengalami fenomena ini, dibandingkan dengan pria. Dan berdasarkan riset, 70% kalangan pekerja, mengalami sindrom ini.

Sindrome penipu ini juga sering ditemukan pada fresh graduate yang baru menyelesaikan sekolahnya.

Perasaan bahwa dirinya belum memiliki ilmu yang cukup untuk menjadi seorang profesional, dapat  menyerangnya secara psikologis ketika baru memasuki dunia kerja. Meskipun  sebenarnya, orang ini cukup kompeten dalam bidangnya..

Seorang perfeksionis pun dapat mengalami sindrom ini. Karena ketidakyakinannya, orang tersebut akan sering menunda untuk memberikan hasil pekerjaannya, karena takut dinilai tidak sempurna. Walaupun sebenarnya sudah lebih dari sempurna.

Dan yang terakhir, seseorang yang berasal dari kaum minoritas. Kaum ini dapat terdiri dari berbagai segi, seperti agama, ras, suku, etnis, jenis kelamin, latar belakang ekonomi atau pendidikan.

Sebagai kaum minoritas, memiliki kecenderungan berpikir untuk  harus bekerja lebih keras dari kaum mayoritas

Penyebab Imposter Syndrome

Penyebab Imposter Syndrome

Sebenarnya tidak ada jawaban yang pasti mengenai penyebab dari Imposter Syndrome terhadap seseorang.

Namun penyebab yang paling umum adalah, ketika seseorang akan merasakan suatu beban tanggung jawab atas suatu kesuksesan yang harus dicapai, untuk dapat dipersembahkan kepada keluarganya. 

Hal tersebut dapat terjadi, jika seseorang berasal dari latar belakang keluarga  yang sangat ambisius, dan memiliki ekspektasi yang tinggi, terhadap suatu prestasi dan kesuksesan. 

Hal lainnya yang juga dapat menjadi pemicu kondisi unik ini adalah, ketika seseorang mendapatkan suatu pekerjaan baru, karena kenaikan pangkat.

Tuntutan akan suatu prestasi dan pencapaian dari resiko pekerjaan baru tersebut, dapat menjadi beban yang tersembunyi di dalam dirinya.

Bagaimana Cara Menghadapi Kondisi Imposter Syndrome?

Cara Menghadapi Imposter Syndrome

Jika secara terus menerus mengalami kondisi Imposter Syndrome, besar kemungkinan seseorang dapat mengalami depresi dan kecemasan. Dan apabila dibiarkan terlalu lama tanpa mencari solusinya, akan dapat  berujung pada kesehatan mental dan  gangguan jiwa

Untuk menghadapi kondisi Imposter Syndrome ini, ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk dilakukan. Cara paling efektif adalah termasuk hal-hal seperti berikut:

1. Seringlah curhat dengan seseorang yang dipercaya

Curhat

Seringlah curhat dengan seseorang yang dipercaya, seperti sahabat, keluarga, atau psikolog. Ungkapkan segala hal yang dirasakan tanpa perlu ditutup-tutupi.

Dengan mengungkapkan perasaan secara jujur, dampaknya akan membuat seseorang Imposter Syndrome dapat berkaca akan keadaannya sendiri.

2. Belajar berbagi kemampuan dengan orang lain

Berbagi Ilmu

Meskipun melakukan hal ini terasa seperti berlawanan dengan hati nurani, namun tidak ada salahnya untuk tetap dicoba. 

Membantu orang lain yang memiliki permasalahan yang sama, justru dapat membangun kepercayaan seseorang untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut.

Selain itu, seseorang juga dapat mengukur, seberapa besarkah sebenar nya kemampuan yang dia miliki, saat dia berbagi.

3. Hargai kemampuan diri sendiri

Hargai Diri Sendiri

Tidak ada salahnya mulai belajar menghargai kemampuan dan kompetensi diri sendiri, ketika berhasil membuat suatu prestasi. Buat penilaian yang realistis atas kemampuan tersebut.

Cara mudahnya, sering-seringlah buat suatu daftar pencapaian dan kompetensi, lalu bandingkan hasilnya dengan penilaian pribadi. 

4. Hentikan keinginan untuk menjadi orang paling sempurna di dunia

Berhenti Menjadi Perfectionist

Orang dengan kondisi Imposter Syndrome harus mulai belajar mencoba, untuk tidak selalu terpaku pada filosofi “kesempurnaan” bagi dirinya sendiri.

Mulailah merubah sudut pandang filosofi tersebut, dengan filosofi lainnya, “bahwa tidak perlu menjadi sempurna, dan tidak ada yang sempurna di dunia ini”.

Daripada selalu ingin menjadi orang yang paling sempurna, lebih baik untuk dapat selalu menanamkan sebuah kata penyemangat yang cukup powerfull.

Anggap saja sebagai mantra yang jitu untuk dapat mengusir kehadiran sindrom penipu. Contohnya, “I am good enough!”.

5. Gunakan media sosial pada batas wajar

Bijak Menggunakan Media Sosial

Menggunakan media sosial secara berlebihan, sangat tidak disarankan. Semua pencitraan yang ditampilkan di sana, tidak akan selalu mencerminkan diri seseorang yang sebenarnya.

Jika ini terjadi, maka kondisi Imposter Syndrome pada seseorang, dapat menjadi semakin buruk.

6. Jangan pernah berhenti meraih prestasi

Sukses

Hiraukan perasaan tidak layak mendapatkan kesuksesan, yang selalu menghantui pikiran. Jangan biarkan perasaan itu mengambil ambil seluruh kecerdasan dan kemampuan kamu. Tetaplah mengejar prestasi, dan tolak kata hati yang menginginkan untuk berhenti!.

Orang-orang sukses yang memiliki kondisi Imposter Syndrome

Jika kamu memiliki kondisi Imposter Syndrome, jangan pernah berkecil hati. Karena nyatanya, kamu tidak sendiri.

Beberapa orang paling terkenal dan sukses di dunia sekalipun pernah mengalami perasaan yang sama. Kita lihat  beberapa contoh mengejutkan dari para orang terkenal, yang masih berjuang dengan sindrom penipu ini.

Lady Gaga

Lady Gaga

Tidak pandang bulu, seorang Lady Gaga ternyata juga tidak kebal terhadap Imposter Syndrome. Bahkan dia mengakuinya dengan jujur. Terkadang perasaan bahwa dia bukanlah seorang yang sukses, dapat meracuni pikirannya secara seketika.

Namun dengan tetap membangkitkan keyakinannya, setiap pagi dia memiliki ritual untuk selalu berbicara kepada dirinya sendiri, bahwa dia adalah seorang superstar!

Howard Schultz

Howard Schultz

Pengusaha dan mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, tahu persis apa itu sindrom penipu. Dia juga menjelaskan, bahwa perasaan keraguan akan “apakah dia sudah memenuhi syarat menjadi seorang CEO”, selalu hadir di benaknya.

Tom Hanks

Tom Hanks

Dalam sebuah wawancara, aktor Pemenang Academy Award, Tom Hanks, menjelaskan bahwa dia pernah mengalami keraguan akan kesuksesan dan prestasi yang sudah diraihnya.

Dan perasaan gelisah dan takut akan penilaian orang lain yang menganggapnya hanyalah aktor penipu, sering membuat pikirannya kacau. Dia juga mengalami kekhawatiran, bahwa akan ada orang-orang yang akan mengambil semua kesuksesan itu dari dirinya.

Sheryl Sandberg

Sheryl Sandberg

Sheryl Sandberg adalah seorang COO  Facebook, yang sudah ternama di dunia.

Menjadi seorang wanita cerdas yang berprestasi, bukan berarti dia tidak pernah mengalami perasaan yang dimiliki oleh seorang Imposter Syndrome. Bahkan dia sudah memiliki sindrome ini  seumur hidupnya. 

Dalam bukunya, “Lean In: Women, Work, and the Will to Lead,”  Sandberg mencoba membantu dan berbagi dengan para pembacanya, untuk dapat mengatasi rasa takut gagal yang terlalu berlebihan, seperti yang dia pernah alami.

Ada satu kalimat dalam bukunya mengatakan, “bahwa dia adalah orang yang sukses”, dan dia tidak perlu ragu untuk mengakuinya ke orang lain.

Jennifer Lopez

Jennifer Lopez

Setelah bertahun-tahun menyanyi dan sukses menjadi selebriti terkenal, Jennifer Lopez masih merasakan keragu-raguan atas kualitas suara yang dimilikinya.

Hal ini diungkapkan pada salah satu interviewnya di Good Morning Britain. Perasaan “insecure” yang masih dimilikinya hingga kini, akan selalu membawanya ke masa saat awal perjuangannya merintis karir.

Saat itu, selama bertahun-tahun banyak orang yang memberikan pendapat, bahwa suaranyanya tidak sebaik orang lain. Dan saat itulah sindrom penipu akan mendominasi pikirannya.

Cara paling efektif yang dia lakukan untuk menampiknya adalah, belajar untuk memahami dan menerima filosofi, “bahwa dia hanyalah manusia biasa yang tidak memiliki kesempurnaan”. 

Mikaela Kiner

Mikaela Kiner

Nama Mikaela Kiner di Indonesia mungkin masih terdengar sangat asing. Namun dia adalah salah satu dari wanita karir yang sukses di Amerika. Sebagai  seorang founder dan CEO sebuah firma ternama bernama Reverb, dia pun tidak luput dari kondisi Imposter Syndrome. 

Pada awal karirnya, Kiner selalu meragukan kemampuan dirinya. Pertanyaan yang ada di pikirannya selalu bertanya, “apakah mereka menyukai saya?”.

Butuh bertahun-bertahun baginya untuk dapat merubah sudut dari pertanyaan tersebut. Dan sekarang, pertanyaan yang ada pikirannya sudah berubah menjadi, “apakah saya akan menyukai mereka?.

Kiner pun menambahkan, bahwa dia tidak pernah tahu apakah sindrom penipu dalam dirinya akan dapat menghilang dari hidupnya. Namun untuk saat ini, dia belajar untuk dapat mengontrol dan mengenali kondisi sindrom ini dengan lebih baik setiap harinya.

Sehingga, dia tetap dapat berpikir secara rasional, setiap kali sindrom ini hadir dengan tanpa diundang.

Saran profesional untuk para Imposter Syndrome

Saran Imposter Syndrome

Ada beberapa saran positif bagi para Imposter Syndrome, yang datang dari para profesional. Bisa direnungkan maknanya, agar membuat kamu menjadi lebih baik.

Ingatlah, bahwa ketika kamu merasa menjadi seperti seorang penipu, itu artinya kamu sudah memiliki kesuksesan, dan bukan hanya keberuntungan semata.

Selain itu, cobalah untuk dapat mengubah perasaan negatif itu menjadi rasa syukur. Introspeksi diri, untuk melihat apa yang telah kamu capai selama ini. Jangan pernah merasa cemas akan perasaan ketakutan yang tidak ada dasarnya.

Sebaliknya, bersandarlah pada perasaan itu dan dapatkan akarnya. Biarkan orang lain melihat kesuksesan yang sudah kamu raih. Karena semuanya, didapatkan dengan komitmen dan kerja keras.

Jika kamu telah melakukan semua hal ini dan perasaan sindrom penipu masih mengganggu, sebaiknya berbicaralah dengan seorang ahli secepatnya!. 

Kesimpulan

Jika suara-suara di kepala berteriak bahwa kamu adalah seorang penipu yang tidak  pantas mendapatkan kesuksesan, mungkin kamu sudah terkena sindrom penipu.

Walaupun tidak dikategorikan sebagai penyakit mental, namun dampak yang ditimbulkan tetap dapat berakhir dengan kecemasan dan depresi.

Hanya dengan menyadari kompetensi dan prestasi yang sudah dicapai, serta memahami bagaimana cara kerja sindrom penipu ini saat mendominasi pikiran, adalah jalan terbaik untuk dapat melawan kondisi ini.

Satu hal lagi, dengan menyadari bahwa kamu bukanlah satu-satunya orang sukses yang mengalami Imposter Syndrome, gunakan fakta itu untuk membangkitkan semangat kamu kembali. So, don’t give up!. 

Well Guys, Berakhir sudah cerita menarik kita kali ini, mengenai apa itu Imposter Syndrome. Semoga dapat berguna, dan menambah wawasan kamu semua ya. Kamu undur diri dulu, dan jangan lupa untuk stay tune pada cerita seru berikutnya. Ciao!

Sumber :

  • What Is Imposter Syndrome? – Very Well Mind
  • 10 Successful Leaders Share Their Struggles with Imposter Syndrome and How to Overcome It – Entrepreneur
  • 10 famous people who deal with Imposter Syndrome – Kajabi
  • 25 Stars Who Suffer from Imposter Syndrome – In Style