Menjadi jenius terdengar seperti sesuatu hal yang menjadi impian bagi setiap orang. Karena anggapan yang selama ini melekat pada orang-orang golongan tersebut, dipastikan akan memiliki masa depan dan kesuksesan lebih baik daripada yang kecerdasannya hanya rata-rata.
Namun sebenarnya semua anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Orang cerdas terkadang juga mengalami berbagai kesulitan dan tantangan dalam kehidupannya.
Beberapa masalah yang menjadi beban bagi mereka justru lebih kompleks, dan ada yang akhirnya berakhir di ujung kematian karena depresi berat yang dirasakan.
Sains mengatakan, menjadi cerdas itu hebat, tetapi juga berarti memiliki kelemahan yang tidak dapat dihindarkan.
Nah, coba kita simak sama-sama ya Guys. Sebenarnya masalah apa sajakah yang dialami oleh para orang jenius ini.
1. Orang jenius biasanya selalu ingin menjadi seseorang yang sempurna atau “Perfectionist!”
Konteks menjadi seorang yang selalu sempurna adalah, ketakutan akan suatu kegagalan. Atau bisa dikatakan, kegagalan adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi dalam kehidupan orang jenius.
“Failure is not an option!”. Moto ini berlaku bagi orang-orang cerdas tersebut. Mereka selalu berpikir dan menganalisa segala sesuatunya secara berlebihan, sehingga dapat dikatakan hampir tidak mampu untuk dapat mengambil suatu keputusan.
Sikapnya yang terlalu takut akan resiko kegagalan dari keputusan yang dibuat, membuatnya sering terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan
2. Menjadi orang biasa dan tidak terlihat pintar adalah suatu ketakutan bagi orang jenius!
Pada dasarnya, orang jenius terkadang takut terlihat bodoh. Tidak jarang hal tersebut justru dapat mendorong perilaku buruk pada anak-anak yang diberi label pintar.
Selalu akan ada rasa takut didalam diri mereka jika ada orang pintar lainnya yang mengajukan suatu pertanyaan, dan mereka tidak dapat menjawab karena ketidaktahuannya
3. Terlalu lama menyandang predikat jenius, membuat mereka lupa bagaimana rasanya menjadi pemula!
Ketika si jenius menjadi semakin maju dalam kesuksesannya, seringkali mereka merasakan suatu hal yang sulit untuk bisa belajar sebagai pemula kembali. Selain itu, mereka pun biasanya akan kesulitan juga berhubungan dengan orang dan lingkungan yang baru.
4. Salah satu permasalahan orang jenius, lebih suka berdiam diri untuk berpikir daripada berbicara!
Orang jenius cenderung akan mencari penyelesaian dengan cara berpikir daripada berbicara disaat mencoba untuk mencari jawaban persoalannya.
Nggak heran ya, kalau mereka cenderung pendiam dan berkesan menutup diri, dibandingkan dengan orang yang memiliki tingkat kecerdasan rata-rata.
Dan jika pada satu titik mereka tidak menemukan jawaban atas permasalahannya, mereka pun akan lebih memilih diam, daripada memperlihatkan kesulitan yang sedang dihadapi.
5. Kebosanan akan mudah menyerang orang jenius, dengan melakukan pekerjaan yang sederhana!
Kebiasaannya yang selalu ingin menuangkan ide-ide cemerlangnya, membuat si jenius selalu haus akan tantangan yang dapat membuat ide-ide kreatifnya selalu terasah.
Kebosanan akan selalu mudah menyerangnya, jika harus melakukan pekerjaan yang terlalu sederhana. Pekerjaan yang dilakukan di dalam keseharian hanyalah sebagai sebuah rutinitas yang memang harus diselesaikan
6. Menarik diri adalah solusi terbaik bagi orang jenius, ketika merasakan kecanggungan dalam bersosialisasi!
Kecenderungan yang terjadi pada orang jenius ini adalah perasaan yang selalu canggung, dan merasakan ketidaknyamanan dalam suatu perbincangan yang sifatnya pergaulan.
Tidak jarang dia akan selalu menarik diri dalam situasi tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah, si cerdas tidak mengetahui bagaimana harus merespons situasi dua arah tersebut, sehingga selalu memutuskan untuk selalu berdiam diri dan menghindar.
Ketika mereka bertemu dengan seseorang, mereka ingin membangun suatu hubungan dengan orang tersebut. Namun sulitnya, si cerdas selalu memiliki harapan bahwa orang lain punya ketertarikan yang sama dengan dirinya.
Permasalahannya adalah, sangat sulit menemukan orang yang memiliki seratus persen kesamaan dengan dirinya. Alhasil, mereka akan mulai merasakan kehilangan orang-orang yang berada disekitar secara perlahan.
7. Merasakan kreativitasnya yang dibatasi, si jenius akan merasa terbelenggu oleh situasi tersebut!
Ketika pemikiran yang dimilikinya tidak dapat diterima oleh lain, orang jenius akan merasakan perasaan terbelenggu karena kreatifitasnya yang terhambat. Dan seketika itu juga, si cerdas akan merasakan betapa orang lain sulit untuk memahami dirinya.
8. Orang jenius yang selalu menyendiri dalam hidupnya!
Seorang peneliti di Brookings Institution Carol Graham, mengatakan bahwa kebanyakan dari orang jenius tidak menyukai kegiatan bersosialisasi. Mereka lebih menyukai memikirkan target di masa depan untuk dirinya sendiri. Kesendirian adalah sahabat terbaik mereka.
9. Beban berat orang jenius yang selalu hidup berdasarkan ekspektasi orang lain!
Berdasarkan dari suatu hasil penelitian, kebanyakan dari orang jenius selalu hidup untuk ekspektasi orang lain daripada ekspektasi dirinya sendiri. Perjuangan keras yang mereka lakukan, merupakan suatu upaya untuk mendapatkan suatu pengakuan dari orang lain.
Dua orang profesor dari North Carolina at Chapel Hill mengatakan, bahwa saat seseorang mendapat predikat jenius, maka tidak dapat terhindarkan bahwa banyak orang yang akan memberikan beban ekspektasi kepada mereka.
Jadi bisa dibayangkan alasannya, kenapa akhirnya si pintar ini sulit untuk menerima kegagalan di dalam hidupnya.
10. Banyak yang tidak mengetahui, bahwa orang jenius sekalipun menyadari, bahwa banyak hal yang mereka tidak ketahui di dunia ini!
Ada suatu aturan psikologis yang mengatakan, bahwa orang yang paling tidak kompeten adalah orang yang paling percaya diri. Ada saatnya orang jenius sekalipun dapat meragukan kemampuan mereka sendiri.
Kenapa? Secara singkat dapat dapat dikatakan bahwa orang bodoh akan terlalu bodoh untuk dapat memahami betapa bodohnya mereka. Sementara orang pintar, cukup pintar untuk mengetahui seberapa banyak yang tidak mereka ketahui.
Jika direfleksikan dalam kehidupan nyata, dapat diartikan bahwa orang yang paling cerdas yang akan merasa paling tersiksa oleh keraguan dan ketidak tahuan mereka.
Besar kemungkinan jenius ini akan mengalami fenomena “Impostor Syndrome”. Yaitu suatu kondisi psikologis, ketika seseorang merasakan keraguan kemampuan atas semua kesuksesan yang telah diraihnya.
Sindrom ini akan membuat si jenius sekalipun merasakan ketidak tenangan hidup, karena selalu dibayangi oleh pandangan orang lain yang menganggap dirinya hanyalah seorang pembohong atas semua prestasinya, karena ketidaktahuannya.
Kesimpulan
Seseorang yang dianggap jenius sebenarnya adalah manusia biasa yang juga memiliki masalah didalam kehidupan. Namun situasi lingkungan sekitarnya lah yang selalu beranggapan bahwa kehidupan mereka selalu mudah dengan masa depan yang cerah tanpa masalah!.
Perbedaannya hanyalah terletak pada cara mereka menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan cara yang berbeda dibandingkan orang lain.
Benang merah yang dapat disimpulkan dari cerita ini adalah, menjadi orang yang ber IQ tinggi sekalipun tidak dapat terhindar dari kemelut ataupun kesulitan.
Seperti manusia pada umumnya, mereka juga harus berjuang untuk mencari solusinya untuk bisa keluar dari tekanan tersebut.
Well Guys! Berakhir sudah cerita kita kali ini tentang masalah yang sering dihadapi orang jenius. Semoga dapat bermanfaat, dan menambah wawasan kamu semua. Bicara undur diri dulu, dan jangan lupa stay tuned pada cerita berikutnya!
Sayonara!
Sumber :
- 10 Problems Only Smart People Have – inc
- Imposter Syndrome – Hallo Sehat