Apa yang ada di pikiran kita saat mendengar pertanyaan tentang planet terbesar di tata surya? pasti langsung dengan cepat terlintas nama Jupiter.
Planet yang menjadi tetangga Bumi setelah Mars ini memang berukuran sangat besar. Saking besarnya, para astronom memperkirakan satu planet Jupiter mampu menampung sekitar 1.300 planet yang berukuran sama dengan Bumi.
Planet yang terkadang diberi julukan planet Jovian atau planet luar ini terbentuk dari kumpulan debu dan gas yang dipercaya berasal dari sisa pembentukan Matahari.
Planet ini pertama kali ditemukan oleh seorang astronom bernama Galileo Galilei pada tahun 1610. Agar mengenal lebih jauh planet Jupiter, yuk, simak 6 fakta menarik seputar planet terbesar di tata surya ini!
1. Dinobatkan Sebagai Planet Terbesar di Tata Surya
Dari delapan planet yang teridentifikasi di tata surya kita, Jupiter merupakan satu-satunya planet yang berukuran paling besar. Jika dibandingkan, planet ini mempunyai diameter setara dengan 122 kali diameter planet Bumi.
Sedangkan volume planet ini sendiri bisa memuat sekitar 1.300 planet seukuran Bumi.
Bahkan, massa dari planet Jupiter 317 lebih besar dibandingkan dengan massa Bumi. Hal inilah yang menyebabkan Jupiter dimasukkan ke dalam golongan benda massif kedua setelah Matahari di tata surya kita.
Saking besarnya ukuran planet Jupiter, para astronom mengungkapkan kita memerlukan waktu sekitar 12 tahun lamanya hanya untuk mengitari planet ini dalam satu kali putaran.
2. Tidak Hanya Saturnus, Jupiter juga Mempunyai Cincin
Mungkin bagi kebanyakan orang, satu-satunya planet yang mempunyai cincin hanyalah Saturnus.
Pada kenyataannya ternyata tidak demikian, Jupiter ternyata juga memilikinya. Planet ini mempunyai cincin yang sangat tipis yang membuatnya terkesan tidak dapat dilihat
Cincin Jupiter terdiri dari tiga bagian, yaitu cincin halo,cincin utama yang relatif terang, dan yang terluar cincin gossamer. Akan tetapi, para astronom percaya bahwasanya cincin dari planet ini berbeda dengan cincin Saturnus.
Cincin dari Jupiter dipercaya terbentuk dari debu gelap yang kurang reflektif, berbeda jauh dengan cincin Saturnus yang terbentuk dari es yang reflektif dan begitu terang.
Cincin utama dari planet terbesar di tata surya ini kemungkinan terdiri dari materi-materi yang terlempar dari satelit Metis dan Adrastea.
Akibat kuat dan besarnya tarikan gravitasi dari planet ini menyebabkan materi yang biasanya akan jatuh kembali ke satelit malah tertarik ke arah planet Jupiter.
Materi itu pun akhirnya mengorbit di Jupiter dan mengalami penebalan oleh hasil tumbukan lainnya.
3. Bisa Dilihat Tanpa Menggunakan Alat Bantu
Saat kita mengamati Jupiter dari Bumi magnitudo tampak dari planet ini mencapai -2,94. Hal inilah yang menyebabkan planet Jupiter cukup terang untuk diamati secara langsung tanpa menggunakan alat bantu apapun.
Karena hal ini Jupiter dinobatkan sebagai objek tercerah keempat di langit Bumi setelah Matahari, Bulan, dan planet Venus.
Jika kita melihat Jupiter hanya menggunakan mata tanpa alat bantu apapun, planet ini akan menampakkan diri seperti bagai bintang kuning terang yang cahayanya tidak berkelap-kelip.
Berbeda lagi jika kita menggunakan alat bantu, menggunakan teleskop berukuran kecil misalnya. Jupiter akan terlihat seperti lingkaran putih yang lengkap dengan garis-garis atmosfer dan juga empat satelit alami yang dimilikinya.
Bahkan, para astronom berspekulasi bahwasanya Jupiter lebih terang dibandingkan dengan bintang di langit malam, Sirius.
4. Ternyata Bukan Hanya Bumi, Aurora juga Bisa Terbentuk di Jupiter
Tidak hanya bisa terbentuk di Bumi, pada kenyataannya auror juga bisa terbentuk di Jupiter. Namun bedanya pemandangan aurora yang ada di Jupiter mempunyai tingkat cahaya 1.000 kali lebih terang dibandingkan aurora di Bumi.
Aurora di planet raksasa gas ini berasal dari letusan gunung berapi yang terjadi di salah satu satelit alami milik Jupiter. Letusan tersebut memuntahkan partikel mempunyai muatan listrik ke magnetosfer planet Jupiter.
Kemudian partikel itu dialirkan ke kedua medan magnetnya yang menyebabkan munculnya pendaran cahaya aurora. Hal inilah yang terlihat di sepanjang gelombang sinar ultraviolet.
Hal ini sedikit berbeda dengan aurora yang ada di planet Bumi yang seringkali mengeluarkan cahaya warna-warni.
Warna yang dikeluarkan mulai dari hijau, merah muda, kuning, merah, biru, sampai ungu. Aurora di Bumi terbentuk karena terjadinya tumbukan antara partikel bermuatan listrik yang berasal dari Matahari dengan partikel gas yang ada di atmosfer.
5. Terdapat Bintik Merah dan Dingin yang Berukuran Besar
Bintik Merah pertama kali teridentifikasi pada tahun 1665 oleh seorang astronom bernama Giovanni Cassini. Bintik yang menempati atmosfer Jupiter ini dipercaya telah ada paling tidak sejak tahun 1665.
Fitur atmosfer ini sejatinya ternyata adalah badai antisiklon yang berukuran sangat besar, bahkan lebih besar dari diameter planet kita. Badai ini terletak pada posisi 22° sebelah selatan dari ekuator Jupiter.
Sebuah model perhitungan matematis memperlihatkan fakta bahwasanya badai ini bersifat stabil dan kemungkinan besar akan menjadi badai permanen.
Hal menarik lainnya dari Bintik Merah ini ternyata mempunyai ukuran sekitar 40 ribu kilometer. Hal inilah yang menjadi penyebab bintik ini bisa dilihat dengan menggunakan teleskop dari planet Bumi.
Selain itu, baru-baru ini para astronom berhasil mengidentifikasi bintik model baru yang dikenal dengan nama Bintik Dingin.
Berbeda dengan Bintik Merah, fitur atmosfer dari bintik ini teridentifikasi sebagao area yang mempunyai suhu relative lebih dingin dibandingkan dengan atmosfer teratas planet Jupiter.
Suhu teratas yang ada di atmosfer Jupiter diketahui berkisar antara 426 hingga 726 derajat Celcius. Sedangkan, Bintik Dingin ini mempunyai suhu sekitar minus 73 derajat Celcius lebih dingin.
Berbeda dengan Bintik Merah, Bintik Dingin mempunyai ketinggian sekitar 24 ribu kilometer dan panjang sekitar 12 ribu kilometer. Hal berbeda lainnya, bintik ini tidak bisa dilihat tanpa menggunakan alat bantu.
Akan tetapi, bintik ini bisa ditemukan menggunakan pencitraan di panjang gelombang inframerah.
6. Bisakah Kita Mendarat pada Planet Terbesar di Tata Surya?
Meski mempunyai ukuran sangat besar, manusia dipastikan tidak mungkin bisa hidup di Jupiter. Bukan hanya perihal letaknya yang sangat jauh dari Matahari dan Bumi, tetapi juga disebabkan karena di sana tidak ada tempat untuk mendarat.
Berbeda dengan planet-planet seperti Bumi, Merkurius, Venus, dan Mars, planet Jupiter adalah bola gas raksasa. Tidak terdapat daratan di sana sehingga tidak akan ada yang mungkin bisa mendarat apalagi menjalani kehidupan di planet ini.
Kesimpulan
Jagat raya selalu berhasil menarik perhatian kita akan fakta-fakta yang perlahan-lahan terungkap, sama seperti planet Jupiter.
Dinobatkan sebagai planet terbesar di tata surya, Jupiter ternyata juga menyimpan berbagai fakta unik dan menarik yang membuat kita menjadi ingin tahu.
Dimulai dari penobatan sebagai planet terbesar di tata surya, ternyata juga mempunyai cincin, punya aurora sama seperti Bumi, punya bintik merah dan dingin yang ternyata adalah badai, hingga ketidakbisaan kita mendarat di planet ini karena tersusun dari gas.
Nah, jadi itulah 6 fakta menakjubkan dari planet terbesar di tata surya, Jupiter. Jangan lupa bagikan artikel ini ke teman dan kerabat kalian ya. Semoga bermanfaat, dan sampai ketemu lagi di artikel selanjutnya!
Sumber :
- Fakta-Fakta Menarik tentang Planet Jupiter – Info Astronomy
- 5 Fakta Menarik Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya – IDN Times
- 9 Fakta Jupiter, Planet Raksasa Pelindung Bumi yang Punya Lautan! – IDN Times
- Jupiter – Wikipedia